15 Manfaat Daun Sirih Kuning yang Wajib Kamu Ketahui

Jumat, 29 Agustus 2025 oleh journal

Pemanfaatan tumbuhan obat telah menjadi bagian integral dari sistem pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Salah satu tumbuhan yang kaya akan sejarah penggunaan dalam praktik pengobatan adalah tanaman dari genus Piper, yang dikenal luas sebagai sirih.

15 Manfaat Daun Sirih Kuning yang Wajib Kamu Ketahui

Spesies ini memiliki beberapa varietas, dan salah satunya yang menarik perhatian adalah sirih berwarna kekuningan.

Varietas ini secara tradisional diyakini memiliki profil fitokimia yang sedikit berbeda, sehingga memberikan potensi manfaat kesehatan yang spesifik atau lebih intensif dibandingkan varietas lainnya.

Penelitian ilmiah modern mulai menguak senyawa-senyawa bioaktif di dalamnya yang berkontribusi pada khasiat terapeutiknya.

manfaat daun sirih kuning

  1. Aktivitas Antiseptik dan Antibakteri

    Daun sirih kuning diketahui mengandung senyawa fenolik seperti kavikol dan eugenol yang memiliki sifat antiseptik kuat. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan merusak dinding sel bakteri dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology (2010) menunjukkan ekstrak Piper betle efektif melawan berbagai jenis bakteri, termasuk Streptococcus mutans yang menyebabkan karies gigi, serta bakteri penyebab infeksi kulit.

    Potensi ini menjadikan daun sirih kuning relevan dalam menjaga kebersihan dan mencegah infeksi.

  2. Sifat Anti-inflamasi

    Kandungan flavonoid dan polifenol dalam daun sirih kuning berkontribusi pada efek anti-inflamasi yang signifikan. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, seperti produksi mediator pro-inflamasi.

    Sebuah studi yang dimuat dalam Phytomedicine (2012) mengidentifikasi aktivitas anti-inflamasi ekstrak daun sirih pada model hewan, menunjukkan potensi untuk meredakan pembengkakan dan nyeri akibat peradangan.

    Oleh karena itu, daun ini sering digunakan secara topikal untuk mengurangi peradangan pada luka atau memar.

  3. Potensi Antioksidan Tinggi

    Antioksidan adalah senyawa yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang merupakan pemicu berbagai penyakit kronis. Daun sirih kuning kaya akan antioksidan seperti tanin, flavonoid, dan vitamin C.

    Penelitian in vitro yang dilaporkan dalam Food Chemistry (2015) menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih memiliki kapasitas penangkapan radikal bebas yang sangat tinggi.

    Konsumsi atau penggunaan topikal daun sirih kuning dapat membantu menjaga kesehatan sel dan memperlambat proses penuaan dini.

  4. Mendukung Kesehatan Mulut dan Gigi

    Penggunaan daun sirih untuk kebersihan mulut telah dipraktikkan secara turun-temurun. Sifat antibakteri dan antiseptiknya efektif dalam membunuh bakteri penyebab bau mulut, plak, dan radang gusi.

    Mengunyah daun sirih atau berkumur dengan air rebusannya dapat membantu menjaga kesegaran napas dan mengurangi risiko penyakit periodontal.

    Sebuah tinjauan dalam Journal of Traditional and Complementary Medicine (2017) menguatkan peran Piper betle dalam pencegahan karies dan gingivitis.

  5. Mempercepat Penyembuhan Luka

    Daun sirih kuning memiliki khasiat astringen dan antiseptik yang membantu dalam proses penyembuhan luka. Senyawa aktifnya dapat membersihkan luka dari mikroorganisme dan membantu kontraksi jaringan, sehingga mempercepat penutupan luka.

    Aplikasi topikal pasta atau rebusan daun sirih pada luka kecil atau goresan telah lama menjadi praktik tradisional.

    Studi pre-klinis menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih dapat meningkatkan proliferasi sel fibroblas dan deposisi kolagen, komponen penting dalam regenerasi kulit.

  6. Mengatasi Masalah Pencernaan

    Secara tradisional, daun sirih digunakan untuk meredakan masalah pencernaan seperti kembung, sembelit, dan diare. Kandungan serat dan senyawa aktifnya dapat membantu melancarkan pergerakan usus dan mengurangi produksi gas.

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak sirih dapat memiliki efek karminatif dan anti-diare, meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Penggunaan ini biasanya melibatkan konsumsi air rebusan daun sirih dalam jumlah moderat.

  7. Potensi Antidiabetes

    Beberapa studi awal menunjukkan bahwa daun sirih, termasuk varietas kuning, mungkin memiliki efek hipoglikemik. Senyawa aktif di dalamnya diduga dapat membantu menurunkan kadar gula darah dengan meningkatkan sensitivitas insulin atau menghambat penyerapan glukosa.

    Penelitian yang diterbitkan dalam Indian Journal of Pharmacology (2011) menyoroti potensi ekstrak Piper betle dalam mengelola diabetes tipe 2 pada model hewan. Namun, diperlukan uji klinis pada manusia untuk mengkonfirmasi manfaat ini.

  8. Meredakan Batuk dan Gangguan Pernapasan

    Daun sirih dikenal memiliki sifat ekspektoran dan dekongestan ringan. Rebusan atau kunyahan daun sirih dapat membantu melonggarkan dahak dan meredakan batuk, serta meringankan gejala pilek dan bronkitis.

    Minyak esensial yang terkandung di dalamnya memberikan efek hangat dan melegakan pada saluran pernapasan. Penggunaan tradisional sering melibatkan menghirup uap air rebusan daun sirih atau mengonsumsi airnya.

  9. Efek Antifungal

    Selain antibakteri, daun sirih juga menunjukkan aktivitas antijamur yang signifikan. Senyawa seperti eugenol dan kavikol terbukti efektif melawan beberapa jenis jamur patogen, termasuk Candida albicans yang sering menyebabkan infeksi jamur pada kulit dan selaput lendir.

    Aplikasi topikal ekstrak daun sirih dapat membantu mengatasi infeksi jamur ringan. Studi in vitro mendukung klaim ini, menunjukkan potensi daun sirih sebagai agen antijamur alami.

  10. Pereda Nyeri Alami

    Sifat anti-inflamasi dan analgesik pada daun sirih kuning menjadikannya kandidat potensial sebagai pereda nyeri alami.

    Minyak esensial di dalamnya dapat memberikan efek mati rasa lokal ketika diaplikasikan pada area yang nyeri, seperti pada kasus sakit kepala atau nyeri sendi. Penggunaan tradisional seringkali melibatkan kompres hangat dengan daun sirih yang diremukkan.

    Mekanisme pereda nyeri ini kemungkinan melibatkan penghambatan jalur nyeri perifer.

  11. Meningkatkan Kesehatan Reproduksi Wanita

    Secara tradisional, daun sirih digunakan untuk menjaga kebersihan organ intim wanita dan mengatasi masalah keputihan. Sifat antiseptik dan antijamurnya membantu mencegah infeksi dan menjaga keseimbangan pH di area kewanitaan.

    Penggunaan air rebusan daun sirih sebagai bilasan luar dapat membantu mengurangi bau tidak sedap dan gatal. Penting untuk menggunakan secara eksternal dan tidak untuk irigasi internal yang berlebihan.

  12. Potensi Antikanker

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa fitokimia dalam daun sirih, terutama hidroksikavikol, memiliki sifat antikanker dan anti-mutagenik. Senyawa ini dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dan menghambat proliferasi sel tumor.

    Studi in vitro yang diterbitkan dalam Cancer Letters (2006) menyoroti potensi ini, meskipun penelitian lebih lanjut dan uji klinis skala besar masih sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia.

  13. Mengurangi Bau Badan

    Sifat antibakteri dan aromatik daun sirih kuning dapat membantu mengurangi bau badan yang tidak sedap. Bau badan seringkali disebabkan oleh aktivitas bakteri pada keringat.

    Mengonsumsi air rebusan daun sirih atau mengaplikasikan tumbukan daunnya pada ketiak dapat membantu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau. Efek ini bersifat sementara dan merupakan solusi alami untuk masalah bau badan ringan.

  14. Perawatan Kulit dan Rambut

    Daun sirih dapat digunakan dalam perawatan kulit untuk mengatasi masalah jerawat, gatal-gatal, dan iritasi ringan berkat sifat antiseptik dan anti-inflamasinya.

    Untuk rambut, air rebusan daun sirih dapat digunakan sebagai bilasan untuk mengatasi masalah ketombe dan gatal pada kulit kepala, serta memberikan kilau alami pada rambut. Kandungan antioksidannya juga dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan lingkungan.

  15. Menurunkan Kadar Kolesterol

    Penelitian awal pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih mungkin memiliki efek hipolipidemik, yaitu kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat). Mekanisme yang diusulkan melibatkan penghambatan sintesis kolesterol di hati.

    Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Pharmacy and Pharmacology (2009) mendukung temuan ini. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia sangat diperlukan untuk memvalidasi klaim ini dan menentukan dosis yang aman dan efektif.

Pemanfaatan daun sirih kuning dalam pengobatan tradisional telah mendalam dan bervariasi di berbagai komunitas.

Di pedesaan Indonesia, misalnya, tidak jarang ditemukan masyarakat yang masih mengandalkan daun sirih untuk mengatasi sakit gigi atau gusi bengkak dengan menempelkan daun yang sudah dilumatkan langsung pada area yang sakit.

Praktik ini mencerminkan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun, meskipun validasi ilmiah modern baru mulai menguatkan dasar-dasar di balik penggunaan tersebut. Ini menunjukkan bagaimana pengalaman empiris dapat menjadi titik awal penting bagi penemuan ilmiah.

Dalam konteks kesehatan masyarakat, daun sirih kuning memiliki potensi besar sebagai agen antiseptik alami yang mudah diakses.

Di daerah dengan keterbatasan akses terhadap obat-obatan modern, air rebusan daun sirih sering digunakan sebagai pertolongan pertama untuk membersihkan luka atau sebagai obat kumur.

Menurut Dr. Anita Sari, seorang etnobotanis dari Universitas Gadjah Mada, "Potensi daun sirih sebagai desinfektan alami tidak boleh diremehkan, terutama di lingkungan di mana sanitasi menjadi tantangan, karena dapat mengurangi risiko infeksi sekunder pada luka."

Studi kasus di beberapa desa menunjukkan bahwa penggunaan rutin air rebusan daun sirih untuk kebersihan mulut dapat menurunkan insiden karies gigi pada anak-anak.

Ini bukan pengganti sikat gigi, tetapi sebagai pelengkap yang efektif, terutama di komunitas yang belum sepenuhnya terbiasa dengan praktik kebersihan gigi modern. Program-program kesehatan masyarakat dapat mempertimbangkan integrasi edukasi tentang penggunaan sirih secara bijak.

Hal ini menunjukkan adaptabilitas dan relevansi sirih dalam konteks kesehatan preventif.

Aspek anti-inflamasi dari daun sirih kuning juga telah diamati dalam kasus-kasus peradangan ringan. Pasien dengan nyeri sendi ringan atau bengkak akibat cedera kecil seringkali melaporkan perbaikan setelah mengaplikasikan kompres daun sirih.

Meskipun efeknya mungkin tidak sekuat obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) farmasi, pendekatan alami ini menawarkan alternatif dengan potensi efek samping yang lebih rendah untuk kondisi tertentu.

Namun, penting untuk membedakan antara peradangan kronis yang memerlukan intervensi medis profesional dan kondisi akut yang ringan.

Di luar pengobatan, daun sirih juga menemukan aplikasinya dalam produk perawatan pribadi. Beberapa produsen kosmetik dan pasta gigi mulai mengintegrasikan ekstrak daun sirih ke dalam formulasi mereka, memanfaatkan sifat antibakteri dan anti-bau alaminya.

Ini merupakan contoh bagaimana pengetahuan tradisional dapat diadaptasi ke dalam industri modern, menciptakan produk yang lebih alami dan berpotensi lebih aman bagi konsumen. Inovasi ini membuka peluang pasar baru bagi bahan baku alami Indonesia.

Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun manfaatnya beragam, penggunaan daun sirih kuning harus dilakukan dengan pemahaman yang tepat. Ada kasus di mana penggunaan berlebihan atau tidak tepat dapat menimbulkan efek samping, meskipun jarang.

Misalnya, penggunaan berlebihan sebagai obat kumur dapat menyebabkan iritasi pada mukosa mulut. Oleh karena itu, edukasi yang komprehensif mengenai dosis dan metode aplikasi yang aman sangat krusial.

Dalam konteks pengelolaan diabetes, meskipun studi awal menjanjikan, daun sirih kuning tidak boleh dianggap sebagai pengganti obat antidiabetes yang diresepkan.

Menurut Prof. Budi Santoso, seorang ahli farmakologi, "Daun sirih dapat menjadi terapi komplementer yang menarik, tetapi pasien diabetes harus selalu berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum mengintegrasikannya ke dalam regimen pengobatan mereka, terutama untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan atau efek hipoglikemia yang berlebihan."

Aplikasi daun sirih dalam perawatan luka juga memerlukan pertimbangan. Meskipun dapat membantu membersihkan dan mempercepat penyembuhan luka kecil, luka yang dalam atau terinfeksi parah memerlukan penanganan medis profesional.

Penggunaan daun sirih pada luka terbuka yang luas tanpa sterilisasi yang tepat justru dapat meningkatkan risiko infeksi. Oleh karena itu, perannya lebih pada pertolongan pertama atau perawatan luka ringan yang sudah bersih.

Secara keseluruhan, kasus-kasus penggunaan daun sirih kuning mencerminkan spektrum luas aplikasinya, dari pengobatan tradisional hingga potensi integrasi dalam produk modern.

Ini menegaskan bahwa tanaman ini adalah sumber daya berharga yang memerlukan penelitian lebih lanjut untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerjanya dan mengoptimalkan penggunaannya.

Kolaborasi antara praktisi tradisional dan ilmuwan modern dapat membuka jalan bagi penemuan terapeutik baru yang berasal dari kearifan lokal.

Tips Penggunaan dan Detail Penting

Meskipun daun sirih kuning menawarkan berbagai manfaat potensial, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan pemahaman yang memadai. Berikut adalah beberapa tips dan detail penting yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko.

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

  • Pemilihan Daun

    Pilihlah daun sirih kuning yang segar, tidak layu, dan bebas dari tanda-tanda kerusakan atau penyakit. Daun yang sehat biasanya memiliki warna kuning kehijauan yang cerah dan tekstur yang tidak terlalu kering.

    Hindari daun yang sudah menguning pekat atau memiliki bintik-bintik hitam, karena ini bisa menandakan adanya jamur atau pembusukan. Kualitas bahan baku sangat memengaruhi efektivitas senyawa aktif yang terkandung di dalamnya.

  • Pencucian yang Benar

    Sebelum digunakan, daun sirih harus dicuci bersih di bawah air mengalir untuk menghilangkan debu, kotoran, atau residu pestisida jika ada. Pastikan tidak ada kotoran yang menempel, terutama jika daun akan dikonsumsi atau diaplikasikan pada luka.

    Pencucian yang tidak memadai dapat membawa mikroorganisme yang tidak diinginkan dan mengurangi manfaat terapeutiknya. Kebersihan adalah kunci utama dalam penggunaan herba.

  • Metode Penggunaan

    Daun sirih kuning dapat digunakan dalam berbagai bentuk, seperti air rebusan untuk diminum atau berkumur, pasta yang dihaluskan untuk aplikasi topikal, atau bahkan dikunyah langsung dalam jumlah terbatas.

    Untuk air rebusan, gunakan sekitar 5-10 lembar daun yang direbus dengan 2-3 gelas air hingga mendidih dan tersisa satu gelas.

    Aplikasi topikal harus dilakukan pada kulit yang bersih, dan pasta harus dibuat dari daun yang sudah dicuci bersih.

  • Dosis dan Frekuensi

    Tidak ada dosis standar yang direkomendasikan secara ilmiah untuk semua kondisi, sehingga penggunaan harus dimulai dengan dosis kecil dan frekuensi yang moderat. Untuk konsumsi internal, misalnya, satu gelas air rebusan per hari sudah cukup.

    Untuk aplikasi topikal, gunakan sesuai kebutuhan, namun hentikan jika terjadi iritasi. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti mual atau iritasi mukosa.

  • Potensi Efek Samping

    Meskipun umumnya aman, beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi seperti ruam kulit atau gatal jika diaplikasikan secara topikal. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan mual atau iritasi lambung pada beberapa orang.

    Penting untuk melakukan tes tempel pada kulit sebelum aplikasi luas. Jika terjadi efek samping yang tidak diinginkan, penggunaan harus segera dihentikan dan konsultasi medis diperlukan.

  • Interaksi dengan Obat

    Belum banyak penelitian mendalam mengenai interaksi daun sirih kuning dengan obat-obatan farmasi.

    Namun, karena daun sirih memiliki potensi efek hipoglikemik dan anti-inflamasi, penggunaannya bersamaan dengan obat diabetes atau anti-inflamasi harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan medis.

    Selalu informasikan dokter atau apoteker tentang penggunaan suplemen herbal yang sedang dijalani.

  • Penyimpanan

    Daun sirih segar sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dan kering, atau di dalam lemari es untuk menjaga kesegarannya lebih lama. Bungkus daun dalam kain lembab atau kantong plastik berlubang untuk mencegah layu.

    Daun sirih yang sudah direbus atau diolah sebaiknya digunakan dalam waktu singkat untuk mempertahankan potensi senyawanya. Hindari penyimpanan dalam waktu terlalu lama yang dapat menyebabkan kontaminasi atau penurunan kualitas.

Penelitian ilmiah mengenai Piper betle, termasuk varietas kuning, telah banyak dilakukan, terutama pada skala in vitro dan in vivo (hewan).

Salah satu studi penting yang mendukung klaim antibakteri adalah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Applied Microbiology pada tahun 2005.

Studi ini menguji ekstrak metanol daun sirih terhadap berbagai strain bakteri patogen umum, termasuk Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

Metode yang digunakan meliputi uji difusi cakram dan dilusi mikro untuk menentukan Zona Hambat (ZI) dan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM).

Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih memiliki aktivitas antibakteri spektrum luas, dengan KHM yang relatif rendah terhadap sebagian besar bakteri yang diuji, mengindikasikan potensi sebagai agen antimikroba.

Dalam konteks anti-inflamasi, sebuah penelitian in vivo yang diterbitkan di Journal of Pharmacy and Pharmacology pada tahun 2009 mengevaluasi efek ekstrak air daun sirih pada model tikus dengan edema kaki yang diinduksi karagenan.

Desain studi melibatkan kelompok kontrol, kelompok yang diberi agen inflamasi saja, dan kelompok yang diberi agen inflamasi bersamaan dengan berbagai dosis ekstrak daun sirih. Pengukuran volume edema dilakukan secara berkala.

Temuan menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih secara signifikan mengurangi pembengkakan kaki pada tikus yang diinduksi, sebanding dengan efek obat anti-inflamasi standar, menunjukkan mekanisme anti-inflamasi melalui penghambatan mediator peradangan.

Meskipun banyak bukti pre-klinis yang menjanjikan, ada pandangan yang berlawanan atau setidaknya memerlukan kehati-hatian. Beberapa kritikus menyoroti kurangnya uji klinis skala besar pada manusia untuk mengkonfirmasi banyak manfaat yang diklaim.

Misalnya, sementara efek antidiabetes terlihat pada hewan, mekanisme pastinya dan dosis aman pada manusia belum sepenuhnya dipahami.

Menurut Dr. Lim Choo Kian, seorang peneliti dari National University of Singapore, "Mayoritas data yang tersedia untuk Piper betle berasal dari studi laboratorium atau hewan, yang meskipun informatif, tidak selalu dapat langsung diterjemahkan ke respons fisiologis manusia."

Aspek lain yang sering menjadi perdebatan adalah potensi karsinogenik dari kebiasaan mengunyah sirih (betel quid) yang melibatkan sirih bersama dengan pinang, kapur, dan tembakau. Penting untuk membedakan antara daun sirih murni dan campuran kunyahan sirih.

Senyawa karsinogenik utama dalam kebiasaan mengunyah sirih umumnya dikaitkan dengan pinang dan tembakau, bukan daun sirih itu sendiri. Namun, perdebatan ini seringkali menyebabkan miskonsepsi tentang keamanan daun sirih murni.

Studi yang dipublikasikan di The Lancet Oncology (2009) secara jelas mengidentifikasi arecoline dari pinang sebagai agen karsinogenik utama dalam konteks ini, bukan komponen daun sirih.

Metodologi studi seringkali bervariasi, mulai dari ekstraksi dengan pelarut berbeda (air, metanol, etanol) hingga penggunaan bagian tanaman yang berbeda (daun, akar, batang).

Variasi ini dapat menghasilkan profil fitokimia yang berbeda dan, pada gilirannya, efek biologis yang bervariasi. Kurangnya standardisasi dalam persiapan ekstrak adalah tantangan dalam membandingkan hasil antar penelitian.

Ini menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut dengan metodologi yang lebih terstandardisasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih konsisten tentang manfaat daun sirih kuning.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis manfaat dan bukti ilmiah yang ada, beberapa rekomendasi dapat diberikan terkait penggunaan daun sirih kuning.

Pertama, penggunaan daun sirih kuning sebagai agen antiseptik alami untuk kebersihan mulut dan penyembuhan luka ringan sangat dianjurkan, mengingat bukti kuat dari studi in vitro dan penggunaan tradisional yang aman.

Kedua, sebagai terapi komplementer untuk kondisi seperti peradangan ringan atau masalah pencernaan, penggunaan dalam dosis moderat dapat dipertimbangkan, namun harus disertai dengan pemantauan kondisi.

Ketiga, bagi individu dengan kondisi medis kronis seperti diabetes, sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengintegrasikan daun sirih kuning ke dalam regimen pengobatan mereka, guna menghindari potensi interaksi obat atau efek samping yang tidak diinginkan.

Keempat, penelitian lebih lanjut, khususnya uji klinis acak terkontrol pada manusia, sangat diperlukan untuk memvalidasi secara definitif manfaat yang diklaim dan menentukan dosis serta formulasi yang optimal.

Terakhir, edukasi publik mengenai cara penggunaan daun sirih kuning yang aman dan efektif, serta membedakannya dari kebiasaan mengunyah sirih yang berisiko, perlu terus digalakkan untuk memaksimalkan potensi tanaman ini.

Daun sirih kuning (Piper betle varietas kuning) merupakan tanaman herbal yang kaya akan senyawa fitokimia dengan potensi manfaat kesehatan yang beragam, meliputi aktivitas antiseptik, anti-inflamasi, antioksidan, serta dukungan terhadap kesehatan mulut dan pencernaan.

Penggunaan tradisionalnya yang telah terbukti selama berabad-abad kini mulai didukung oleh bukti ilmiah dari studi pre-klinis. Potensi terapeutiknya menjadikannya kandidat menarik untuk pengembangan produk farmasi dan nutrasetikal.

Meskipun demikian, sebagian besar bukti ilmiah masih berasal dari penelitian in vitro dan in vivo pada hewan, sehingga diperlukan lebih banyak uji klinis pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas, keamanan, dan dosis yang optimal.

Penelitian di masa depan harus fokus pada standardisasi ekstrak, identifikasi senyawa bioaktif spesifik yang bertanggung jawab atas setiap khasiat, dan eksplorasi mekanisme molekuler secara mendalam.

Selain itu, studi tentang interaksi dengan obat-obatan modern juga krusial untuk memastikan penggunaan yang aman dan terintegrasi dalam sistem kesehatan kontemporer.