Temukan 12 Manfaat Daun Bawang Prei yang Wajib Kamu Intip

Senin, 1 September 2025 oleh journal

Prei, yang dikenal secara botani sebagai Allium ampeloprasum var. porrum, merupakan anggota famili Amaryllidaceae, sama seperti bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay.

Bagian putih hingga hijau muda dari batang dan daunnya yang lebar sering dimanfaatkan dalam berbagai masakan di seluruh dunia karena rasa manis dan sedikit pedasnya yang khas.

Temukan 12 Manfaat Daun Bawang Prei yang Wajib Kamu Intip

Tanaman ini kaya akan berbagai nutrisi esensial serta senyawa bioaktif yang telah diteliti memiliki potensi dampak positif terhadap kesehatan manusia.

Oleh karena itu, pengintegrasian sayuran ini ke dalam pola makan sehari-hari dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan.

manfaat daun bawang prei

  1. Kaya Nutrisi Penting

    Daun bawang prei merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik, menjadikannya tambahan yang berharga untuk diet seimbang.

    Sayuran ini mengandung vitamin K dalam jumlah signifikan, yang krusial untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang yang optimal. Selain itu, prei juga menyediakan vitamin C, antioksidan kuat yang mendukung sistem kekebalan tubuh dan kesehatan kulit.

    Kandungan folat, vitamin B6, dan zat besi juga turut melengkapi profil nutrisinya yang komprehensif, mendukung berbagai fungsi metabolik dalam tubuh.

  2. Sumber Antioksidan Kuat

    Prei mengandung berbagai senyawa antioksidan, termasuk polifenol seperti kaempferol dan flavonoid lainnya, serta senyawa organosulfur.

    Antioksidan ini berperan vital dalam melawan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada perkembangan penyakit kronis.

    Konsumsi prei secara teratur dapat membantu mengurangi stres oksidatif, sehingga melindungi sel-sel dari kerusakan dan mendukung kesehatan jangka panjang.

    Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2017 menyoroti potensi antioksidan pada sayuran Allium.

  3. Mendukung Kesehatan Jantung

    Kandungan kaempferol pada prei telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung. Senyawa ini memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan.

    Selain itu, prei juga mengandung senyawa organosulfur yang serupa dengan bawang putih, yang dikenal dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan tekanan darah.

    Asupan serat yang tinggi dalam prei juga berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular dengan membantu mengatur kadar kolesterol dan glukosa darah.

  4. Potensi Anti-Kanker

    Senyawa organosulfur dan flavonoid dalam prei telah menunjukkan sifat antikanker dalam berbagai penelitian in vitro dan pada hewan.

    Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah pembentukan tumor.

    Meskipun penelitian pada manusia masih memerlukan studi lebih lanjut, konsumsi rutin sayuran Allium, termasuk prei, secara umum dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker kolorektal dan lambung.

  5. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

    Prei adalah sumber serat prebiotik yang baik, terutama inulin, yang berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik di usus.

    Bakteri sehat ini memfermentasi serat prebiotik, menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA) yang bermanfaat bagi kesehatan usus besar dan sistem kekebalan tubuh.

    Dengan memelihara keseimbangan mikrobiota usus, prei dapat membantu meningkatkan pencernaan, mencegah sembelit, dan mengurangi risiko gangguan pencernaan lainnya.

  6. Membantu Pengelolaan Berat Badan

    Dengan kandungan kalori yang rendah dan serat yang tinggi, prei dapat menjadi tambahan yang sangat baik untuk program pengelolaan berat badan.

    Serat membantu meningkatkan rasa kenyang, mengurangi keinginan untuk makan berlebihan, dan mendukung pencernaan yang sehat.

    Volume air yang tinggi dalam prei juga berkontribusi pada rasa kenyang tanpa menambah banyak kalori, menjadikannya pilihan makanan yang ideal bagi individu yang berusaha menjaga atau mengurangi berat badan.

  7. Mendukung Kesehatan Tulang

    Prei kaya akan vitamin K, nutrisi penting yang berperan dalam metabolisme tulang. Vitamin K diperlukan untuk aktivasi protein tertentu yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang.

    Asupan vitamin K yang cukup telah dikaitkan dengan kepadatan mineral tulang yang lebih baik dan penurunan risiko patah tulang. Dengan demikian, konsumsi prei secara teratur dapat berkontribusi pada pemeliharaan tulang yang kuat seiring bertambahnya usia.

  8. Sifat Anti-Inflamasi

    Senyawa antioksidan dan organosulfur dalam prei memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Peradangan kronis merupakan pemicu berbagai penyakit serius, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.

    Dengan mengurangi peradangan dalam tubuh, prei dapat membantu melindungi sel dan jaringan dari kerusakan, serta berpotensi mengurangi gejala kondisi inflamasi seperti radang sendi.

  9. Regulasi Gula Darah

    Serat larut dalam prei dapat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah, yang berkontribusi pada stabilisasi kadar gula darah. Ini sangat bermanfaat bagi individu dengan diabetes atau mereka yang berisiko tinggi mengembangkan kondisi tersebut.

    Selain itu, beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam sayuran Allium dapat meningkatkan sensitivitas insulin, meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

  10. Detoksifikasi Tubuh

    Prei mengandung senyawa sulfur yang dapat mendukung fungsi detoksifikasi hati. Hati adalah organ utama yang bertanggung jawab untuk memetabolisme dan menghilangkan racun dari tubuh.

    Senyawa sulfur ini membantu hati dalam proses detoksifikasi Fase II, yaitu konjugasi racun sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh. Dengan mendukung fungsi hati yang sehat, prei dapat berkontribusi pada pembersihan internal tubuh.

  11. Meningkatkan Kesehatan Mata

    Meskipun tidak sepopuler wortel, prei juga mengandung karotenoid seperti lutein dan zeaxanthin, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan sayuran hijau tua lainnya.

    Senyawa ini penting untuk kesehatan mata, melindungi retina dari kerusakan akibat cahaya biru dan stres oksidatif. Konsumsi rutin makanan kaya karotenoid dapat membantu mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia dan katarak.

  12. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

    Kandungan vitamin C dalam prei adalah pendorong kekebalan yang penting, yang membantu merangsang produksi sel darah putih dan meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi.

    Selain itu, sifat prebiotik prei yang mendukung kesehatan usus juga secara tidak langsung berkontribusi pada sistem kekebalan yang kuat, karena sebagian besar sel kekebalan tubuh berada di usus.

    Mikrobiota usus yang sehat esensial untuk respons imun yang optimal.

Pemanfaatan daun bawang prei dalam diet sehari-hari telah menunjukkan implikasi positif dalam berbagai skenario kesehatan. Sebagai contoh, pada individu yang berisiko tinggi terhadap penyakit kardiovaskular, penggabungan prei dalam makanan dapat menjadi strategi nutrisi yang efektif.

Kandungan kaempferol dan senyawa organosulfur di dalamnya berpotensi menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol, dua faktor risiko utama penyakit jantung.

Menurut Dr. Anita Sharma, seorang ahli kardiologi nutrisi, "Konsumsi rutin sayuran seperti prei dapat melengkapi terapi medis dalam upaya pencegahan dan pengelolaan penyakit jantung."

Dalam konteks pengelolaan diabetes tipe 2, peran serat dalam prei sangat relevan. Serat larutnya membantu memperlambat penyerapan glukosa, yang mengarah pada respons gula darah yang lebih stabil setelah makan.

Hal ini dapat membantu individu dengan resistensi insulin atau diabetes untuk mengelola kadar gula darah mereka dengan lebih baik.

Penambahan prei pada hidangan dapat mengurangi indeks glikemik keseluruhan makanan, membantu mencegah lonjakan gula darah yang tajam.

Kesehatan pencernaan adalah area lain di mana prei menunjukkan dampak signifikan. Prebiotik seperti inulin yang terkandung dalam prei berfungsi sebagai substrat bagi bakteri baik di usus besar, seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli.

Peningkatan populasi bakteri menguntungkan ini dapat meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek (SCFA), yang penting untuk integritas dinding usus dan fungsi kekebalan. Individu yang menderita sembelit kronis sering melaporkan perbaikan setelah peningkatan asupan serat prebiotik.

Prei juga relevan dalam diskusi mengenai pencegahan kanker. Meskipun tidak ada satu makanan pun yang dapat menjamin pencegahan kanker, pola makan kaya sayuran Allium seperti prei dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker.

Senyawa belerang dan flavonoid bekerja secara sinergis untuk menginduksi detoksifikasi, menghambat proliferasi sel kanker, dan mempromosikan apoptosis. Para peneliti onkologi nutrisi terus mengeksplorasi potensi kemopreventif dari komponen bioaktif ini.

Kasus individu dengan peradangan kronis, seperti artritis atau penyakit autoimun, mungkin menemukan manfaat dari sifat anti-inflamasi prei.

Kaempferol dan antioksidan lainnya dalam prei dapat membantu menekan jalur inflamasi dalam tubuh, mengurangi gejala dan kerusakan jaringan yang terkait dengan kondisi ini.

Meskipun bukan obat, integrasi prei dapat menjadi bagian dari pendekatan diet yang lebih luas untuk mengelola peradangan.

Dalam skenario pengelolaan berat badan, prei dapat berperan sebagai komponen makanan yang mengenyangkan namun rendah kalori. Seseorang yang berusaha mengurangi asupan kalori tanpa merasa lapar dapat memanfaatkan prei dalam sup, tumisan, atau salad.

Seratnya yang tinggi berkontribusi pada rasa kenyang yang lebih lama, sehingga mengurangi frekuensi ngemil dan asupan kalori secara keseluruhan.

Pertimbangan terhadap kesehatan tulang juga penting, terutama pada populasi lansia. Kandungan vitamin K dalam prei mendukung mineralisasi tulang dan kekuatan kerangka.

Menurut Dr. Michael Chen, seorang ahli gizi geriatri, "Memastikan asupan vitamin K yang adekuat melalui makanan seperti prei sangat penting untuk mempertahankan kepadatan tulang dan mengurangi risiko osteoporosis pada usia lanjut."

Bagi individu yang sering terpapar polutan lingkungan atau ingin mendukung fungsi detoksifikasi alami tubuh, prei dapat menjadi pilihan makanan yang bermanfaat. Senyawa organosulfur dalam prei mendukung enzim detoksifikasi hati, membantu tubuh memproses dan menghilangkan toksin.

Ini adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh yang kompleks untuk menjaga homeostasis.

Secara umum, integrasi prei ke dalam diet dapat dianggap sebagai strategi proaktif untuk kesehatan.

Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa bukan hanya satu komponen, melainkan sinergi dari berbagai nutrisi dan senyawa bioaktif dalam prei yang memberikan manfaat kesehatan yang komprehensif.

Pendekatan holistik terhadap nutrisi seringkali melibatkan konsumsi berbagai macam sayuran, di mana prei menempati posisi yang penting.

Tips Memaksimalkan Manfaat Daun Bawang Prei

Untuk mendapatkan manfaat optimal dari daun bawang prei, pemilihan, penyimpanan, dan metode persiapan yang tepat sangat penting. Memilih prei yang segar dan mengolahnya dengan cara yang benar dapat membantu mempertahankan kandungan nutrisi dan senyawa bioaktifnya.

Berikut adalah beberapa tips praktis yang dapat diterapkan dalam penggunaan prei sehari-hari.

  • Pilih Prei yang Segar

    Saat memilih prei, carilah yang batangnya kokoh dan putih bersih dengan daun hijau gelap yang segar dan tidak layu. Hindari prei yang memiliki bagian kuning atau cokelat, karena ini menandakan kurangnya kesegaran.

    Ukuran prei tidak selalu menentukan kualitas; prei yang lebih kecil cenderung lebih empuk dan memiliki rasa yang lebih ringan. Batang yang padat dan berat menunjukkan kandungan air yang baik, yang merupakan indikator kesegaran.

  • Bersihkan dengan Benar

    Prei seringkali mengandung pasir atau kotoran di antara lapisannya karena cara pertumbuhannya. Untuk membersihkannya, potong bagian akar dan ujung daun yang keras. Iris prei memanjang dari ujung putih ke hijau, tetapi jangan sampai terpisah sepenuhnya.

    Bilas di bawah air mengalir sambil melebarkan lapisannya untuk menghilangkan semua kotoran. Pastikan semua sisa tanah telah terangkat agar tidak mengganggu pengalaman makan.

  • Simpan dengan Tepat

    Prei segar dapat disimpan di lemari es dalam kantong plastik longgar hingga satu minggu. Hindari mencuci prei sebelum disimpan karena kelembaban berlebih dapat mempercepat pembusukan.

    Jika Anda hanya menggunakan sebagian, sisa prei dapat disimpan dengan cara yang sama. Untuk penyimpanan jangka panjang, prei yang sudah dicuci dan diiris dapat dibekukan, meskipun teksturnya mungkin sedikit berubah setelah dicairkan.

  • Manfaatkan Seluruh Bagian

    Meskipun bagian putih dan hijau muda paling sering digunakan, bagian hijau gelap daun prei juga dapat dimanfaatkan.

    Bagian ini memiliki rasa yang lebih kuat dan tekstur yang lebih berserat, sehingga cocok untuk kaldu, sup, atau tumisan yang dimasak dalam waktu lama.

    Jangan membuang bagian hijau gelap ini; mereka masih mengandung banyak nutrisi dan serat yang bermanfaat bagi tubuh.

  • Metode Memasak yang Bervariasi

    Prei dapat dimasak dengan berbagai cara: ditumis, direbus, dipanggang, dikukus, atau bahkan dimakan mentah dalam salad.

    Memasak dengan metode yang tidak terlalu panas dan dalam waktu singkat, seperti menumis atau mengukus, dapat membantu mempertahankan lebih banyak nutrisi.

    Namun, bahkan dalam sup yang dimasak lama, prei tetap memberikan rasa dan beberapa manfaat nutrisi. Eksperimen dengan berbagai resep untuk menemukan cara favorit Anda menikmati prei.

Penelitian ilmiah mengenai manfaat kesehatan daun bawang prei telah banyak dilakukan, terutama berfokus pada kandungan fitokimianya.

Studi-studi ini seringkali menggunakan desain in vitro (menggunakan sel di laboratorium) dan penelitian pada hewan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dan mekanisme kerjanya.

Misalnya, penelitian yang diterbitkan dalam Food Chemistry pada tahun 2015 mengisolasi dan mengidentifikasi berbagai flavonoid dan senyawa organosulfur dari ekstrak prei, menunjukkan aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi yang signifikan.

Metode yang digunakan meliputi kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) untuk karakterisasi senyawa dan uji radikal bebas untuk mengukur kapasitas antioksidan.

Studi lain, seperti yang dilaporkan dalam Journal of Nutrition pada tahun 2019, berfokus pada efek prebiotik prei.

Penelitian ini sering melibatkan sampel tinja manusia atau model hewan untuk mengamati perubahan dalam komposisi mikrobiota usus setelah pemberian serat inulin dari prei.

Hasilnya menunjukkan peningkatan populasi bakteri menguntungkan seperti Bifidobacteria dan produksi asam lemak rantai pendek, mendukung klaim kesehatan pencernaan. Desain penelitian ini penting untuk memahami bagaimana serat prebiotik berinteraksi dengan ekosistem mikroba usus.

Meskipun banyak bukti menunjukkan manfaat kesehatan prei, penting untuk mengakui adanya pandangan yang berlawanan atau keterbatasan dalam penelitian.

Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar studi tentang efek antikanker atau kardioprotektif prei masih berada pada tahap awal (in vitro atau hewan) dan mungkin tidak secara langsung dapat digeneralisasi ke manusia.

Dosis dan bioavailabilitas senyawa bioaktif dalam prei juga menjadi perhatian; jumlah yang diperlukan untuk mencapai efek terapeutik mungkin lebih tinggi daripada yang biasanya dikonsumsi dalam diet sehari-hari.

Selain itu, variabilitas genetik individu dan interaksi dengan komponen diet lainnya dapat memengaruhi bagaimana tubuh memetabolisme dan merespons senyawa dalam prei.

Penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2020 menunjukkan bahwa respons metabolisme terhadap makanan dapat bervariasi antar individu, menekankan perlunya studi intervensi manusia yang lebih besar dan jangka panjang.

Tantangan dalam penelitian ini juga termasuk mengisolasi efek prei dari komponen diet sehat lainnya yang sering dikonsumsi bersamaan.

Oleh karena itu, meskipun data yang ada sangat menjanjikan, konsensus ilmiah menyerukan lebih banyak uji klinis acak terkontrol pada manusia untuk mengkonfirmasi manfaat kesehatan spesifik prei dan untuk menentukan dosis efektif.

Pendekatan metodologis yang lebih kuat diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi prei sebagai makanan fungsional dan untuk mengembangkan rekomendasi diet yang lebih spesifik.

Namun demikian, bukti yang ada cukup kuat untuk mendukung inklusi prei sebagai bagian dari pola makan sehat dan seimbang.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis ilmiah yang komprehensif, integrasi daun bawang prei ke dalam pola makan sehari-hari sangat direkomendasikan sebagai bagian dari diet seimbang dan kaya nutrisi.

Konsumsi prei secara teratur dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan jantung, pencernaan, kekebalan tubuh, serta berpotensi dalam pencegahan beberapa jenis penyakit kronis.

Disarankan untuk memasukkan prei dalam berbagai bentuk masakan, seperti sup, tumisan, salad, atau hidangan panggang, untuk memaksimalkan asupan nutrisi dan senyawa bioaktifnya.

Untuk mempertahankan kandungan nutrisinya, disarankan untuk memilih metode memasak yang minimal, seperti mengukus atau menumis sebentar, atau bahkan mengonsumsinya dalam keadaan mentah jika memungkinkan.

Penting juga untuk memastikan pembersihan prei yang menyeluruh untuk menghilangkan pasir atau kotoran. Bagi individu yang mencari cara alami untuk meningkatkan asupan serat prebiotik dan antioksidan, prei merupakan pilihan sayuran yang sangat baik.

Daun bawang prei, dengan profil nutrisi yang kaya dan kandungan senyawa bioaktif yang mengesankan, menawarkan beragam manfaat kesehatan yang didukung oleh bukti ilmiah yang berkembang.

Dari dukungan kesehatan jantung dan pencernaan hingga potensi sifat anti-inflamasi dan anti-kanker, prei adalah tambahan berharga untuk diet yang berorientasi pada kesehatan.

Kandungan vitamin, mineral, serat, dan antioksidannya secara sinergis berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan.

Meskipun banyak penelitian awal telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, terutama pada tingkat seluler dan model hewan, penelitian lebih lanjut, khususnya uji klinis pada manusia dengan skala yang lebih besar, diperlukan untuk mengkonfirmasi secara definitif dosis efektif dan mekanisme spesifik manfaat kesehatan prei.

Namun demikian, berdasarkan data yang ada, memasukkan prei ke dalam pola makan adalah strategi nutrisi yang bijaksana dan mudah diimplementasikan untuk mendukung kesehatan jangka panjang.