Ketahui 23 Manfaat Daun Krokot & Pengolahannya yang Wajib Kamu Intip
Minggu, 20 Juli 2025 oleh journal
Krokot, atau dikenal secara ilmiah sebagai Portulaca oleracea, merupakan tanaman herba tahunan yang tersebar luas di berbagai belahan dunia, seringkali dianggap sebagai gulma namun memiliki nilai gizi dan obat yang signifikan.
Tanaman ini dikenal dengan batangnya yang berdaging, daun kecil berwarna hijau cerah, dan bunga kuning kecil.
Secara tradisional, krokot telah dimanfaatkan dalam pengobatan rakyat dan sebagai sumber makanan di banyak budaya, menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan.
Penekanan pada kandungan nutrisinya yang melimpah telah menarik perhatian komunitas ilmiah untuk meneliti potensi manfaat kesehatan yang ditawarkannya.
manfaat daun krokot dan cara pengolahannya
- Sumber Asam Lemak Omega-3
Daun krokot dikenal sebagai salah satu sumber nabati terkaya akan asam alfa-linolenat (ALA), sejenis asam lemak omega-3 esensial. Kandungan ALA ini penting untuk kesehatan jantung dan otak, serta berperan dalam mengurangi peradangan sistemik.
Konsumsi rutin dapat mendukung keseimbangan lipid dalam tubuh, sebagaimana diuraikan dalam studi yang diterbitkan di Journal of the American College of Nutrition pada tahun 2004, yang menyoroti perbandingan kandungan nutrisi pada berbagai tanaman.
- Kaya Antioksidan
Krokot mengandung berbagai antioksidan kuat seperti flavonoid, karotenoid (beta-karoten dan lutein), vitamin C, dan vitamin E.
Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk memerangi radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan penyebab utama kerusakan sel dan penuaan dini.
Penelitian dalam Food Chemistry (2008) mengkonfirmasi tingginya aktivitas antioksidan pada ekstrak daun krokot, menunjukkan potensinya dalam melindungi tubuh dari stres oksidatif.
- Meningkatkan Kesehatan Jantung
Kombinasi omega-3, kalium, dan antioksidan dalam krokot berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular. Omega-3 membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, sementara kalium berperan dalam menjaga tekanan darah yang sehat.
Studi epidemiologi sering menghubungkan pola makan kaya sayuran hijau seperti krokot dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah, seperti yang dilaporkan dalam British Journal of Nutrition.
- Potensi Antidiabetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa krokot dapat membantu mengelola kadar gula darah. Serat yang tinggi dalam daun krokot dapat memperlambat penyerapan glukosa, sementara senyawa bioaktif tertentu mungkin meningkatkan sensitivitas insulin.
Sebuah tinjauan sistematis dalam Journal of Ethnopharmacology (2012) membahas potensi antidiabetik dari Portulaca oleracea, meskipun studi klinis lebih lanjut pada manusia masih diperlukan.
- Mendukung Kesehatan Tulang
Krokot mengandung mineral penting untuk kesehatan tulang seperti kalsium dan magnesium. Kalsium adalah komponen utama tulang, sementara magnesium berperan dalam aktivasi vitamin D dan penyerapan kalsium.
Konsumsi yang cukup dari mineral-mineral ini sangat penting untuk menjaga kepadatan tulang dan mencegah osteoporosis, suatu hal yang sering dibahas dalam literatur gizi dan osteologi.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Kandungan vitamin C yang tinggi dalam krokot adalah pendorong kekebalan yang kuat, membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit. Selain itu, antioksidan lain turut mendukung fungsi kekebalan dengan mengurangi peradangan dan kerusakan sel.
Sebuah studi dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition (2010) menggarisbawahi peran nutrisi dalam respons imun.
- Menyehatkan Saluran Pencernaan
Serat makanan yang melimpah dalam krokot sangat bermanfaat untuk sistem pencernaan. Serat membantu melancarkan buang air besar, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus.
Kesehatan mikrobioma usus yang baik merupakan fondasi untuk penyerapan nutrisi yang optimal dan pencegahan berbagai masalah pencernaan, seperti yang diulas dalam Journal of Gastroenterology.
- Membantu Penurunan Berat Badan
Krokot memiliki kalori rendah namun kaya serat, menjadikannya pilihan makanan yang ideal untuk manajemen berat badan. Serat memberikan rasa kenyang lebih lama, mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.
Ditambah dengan kandungan nutrisinya yang padat, krokot dapat menjadi tambahan yang bergizi untuk diet penurunan berat badan tanpa mengorbankan nutrisi esensial.
- Mendukung Kesehatan Kulit
Antioksidan seperti vitamin A, C, dan E, serta karotenoid dalam krokot, sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit. Mereka melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV dan polusi, mengurangi tanda-tanda penuaan, serta mendukung regenerasi sel kulit.
Ekstrak krokot bahkan digunakan dalam beberapa produk kosmetik karena sifat anti-inflamasi dan penyembuhannya, seperti yang dibahas dalam Journal of Cosmetic Science.
- Sifat Anti-inflamasi
Krokot mengandung senyawa dengan sifat anti-inflamasi, termasuk omega-3 dan beberapa flavonoid. Peradangan kronis adalah akar dari banyak penyakit degeneratif, dan konsumsi makanan anti-inflamasi dapat membantu mengurangi risiko ini.
Penelitian praklinis yang dipublikasikan dalam Planta Medica (2006) telah menunjukkan efek anti-inflamasi dari ekstrak Portulaca oleracea.
- Potensi Neuroprotektif
Kandungan omega-3 dan antioksidan dalam krokot memiliki potensi untuk melindungi kesehatan otak. Omega-3 penting untuk struktur membran sel otak, sementara antioksidan melawan stres oksidatif yang dapat merusak neuron.
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa komponen krokot mungkin memiliki peran dalam pencegahan penyakit neurodegeneratif, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan di bidang ini.
- Menurunkan Tekanan Darah
Tingginya kandungan kalium dalam krokot menjadikannya diuretik alami dan dapat membantu mengatur tekanan darah. Kalium bekerja dengan menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh, yang jika berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
Sebuah studi kecil yang dimuat di Journal of Hypertension (2009) mengamati efek konsumsi krokot terhadap parameter tekanan darah.
- Meningkatkan Kesehatan Mata
Krokot kaya akan vitamin A (dalam bentuk beta-karoten) dan lutein, dua nutrisi penting untuk kesehatan mata. Beta-karoten diubah menjadi vitamin A dalam tubuh, yang esensial untuk penglihatan yang baik, terutama dalam kondisi cahaya redup.
Lutein, di sisi lain, melindungi mata dari kerusakan akibat cahaya biru dan dapat mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia, seperti yang sering dibahas dalam Optometry and Vision Science.
- Sifat Detoksifikasi
Kandungan serat dan air yang tinggi dalam krokot membantu proses detoksifikasi alami tubuh dengan memfasilitasi eliminasi limbah melalui sistem pencernaan dan urin. Selain itu, antioksidannya melindungi hati, organ utama detoksifikasi, dari kerusakan.
Ini mendukung fungsi organ vital dalam membersihkan racun dari tubuh secara efisien.
- Mendukung Penyembuhan Luka
Krokot secara tradisional digunakan untuk mengobati luka dan iritasi kulit. Sifat anti-inflamasi dan antimikrobanya, bersama dengan kandungan vitamin C yang mendukung produksi kolagen, dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
Studi praklinis dalam Journal of Medicinal Food (2011) telah menunjukkan potensi penyembuhan luka dari ekstrak krokot.
- Potensi Antikanker
Meskipun penelitian masih pada tahap awal, beberapa studi in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam krokot mungkin memiliki sifat antikanker.
Antioksidan dan fitokimia tertentu dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada jenis kanker tertentu. Tinjauan dalam Oncology Reports (2015) membahas potensi ini, menekankan perlunya penelitian lebih lanjut.
- Meningkatkan Kualitas Tidur
Krokot mengandung magnesium, mineral yang dikenal dapat membantu relaksasi otot dan saraf, sehingga berkontribusi pada kualitas tidur yang lebih baik. Kekurangan magnesium sering dikaitkan dengan insomnia dan gangguan tidur lainnya.
Konsumsi makanan kaya magnesium seperti krokot dapat membantu mengatasi masalah tidur yang ringan, seperti yang diungkap dalam Journal of Research in Medical Sciences.
- Sumber Protein Nabati
Meskipun dalam jumlah kecil, krokot mengandung protein yang cukup lengkap untuk ukuran tanaman hijau. Ini menjadikannya tambahan yang baik untuk diet vegetarian atau vegan yang mencari sumber protein nabati alternatif.
Protein esensial untuk perbaikan jaringan, produksi enzim, dan berbagai fungsi tubuh lainnya.
- Meningkatkan Kesehatan Ginjal
Sifat diuretik alami krokot, terutama karena kandungan kalium dan air yang tinggi, dapat membantu fungsi ginjal dengan meningkatkan produksi urin dan membantu membersihkan limbah dari tubuh.
Ini dapat membantu mencegah pembentukan batu ginjal dan mendukung kesehatan saluran kemih secara keseluruhan.
- Mengurangi Nyeri Sendi
Sifat anti-inflamasi dari omega-3 dan senyawa lain dalam krokot dapat membantu mengurangi nyeri dan kekakuan pada penderita kondisi peradangan sendi seperti rheumatoid arthritis.
Mengintegrasikan krokot ke dalam diet dapat menjadi bagian dari pendekatan holistik untuk manajemen nyeri kronis, seperti yang sering dibahas dalam konteks diet anti-inflamasi.
- Sumber Vitamin B Kompleks
Krokot mengandung beberapa vitamin B kompleks, termasuk folat (vitamin B9), yang penting untuk metabolisme energi, fungsi saraf, dan pembentukan sel darah merah. Folat sangat krusial selama kehamilan untuk mencegah cacat tabung saraf.
Ketersediaan vitamin B dalam krokot menambah profil nutrisinya yang komprehensif.
- Menstabilkan Mood
Kandungan magnesium dan omega-3 dalam krokot juga dapat berkontribusi pada kesehatan mental dan stabilisasi mood. Magnesium berperan dalam produksi neurotransmitter yang memengaruhi suasana hati, sementara omega-3 diketahui mendukung fungsi otak yang sehat.
Konsumsi nutrisi ini dapat membantu mengurangi gejala depresi dan kecemasan, seperti yang ditunjukkan oleh beberapa studi nutrisi psikiatri.
- Meningkatkan Kesehatan Rambut
Nutrisi seperti vitamin A, C, E, dan mineral seperti zat besi dan seng yang terdapat dalam krokot, semuanya penting untuk pertumbuhan rambut yang sehat dan kuat.
Antioksidan melindungi folikel rambut dari kerusakan, sementara vitamin dan mineral mendukung sirkulasi darah ke kulit kepala dan produksi keratin. Ini dapat mengurangi kerontokan rambut dan meningkatkan kilau rambut.
Penerapan daun krokot dalam praktik klinis dan diet sehari-hari telah menarik perhatian yang signifikan.
Sebuah kasus studi yang dipublikasikan di Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2017 menyoroti bagaimana suplementasi krokot pada pasien dengan sindrom metabolik menunjukkan peningkatan signifikan dalam profil lipid dan kontrol glikemik.
Pasien yang mengonsumsi ekstrak krokot secara teratur menunjukkan penurunan kadar trigliserida dan peningkatan sensitivitas insulin, menandakan potensi terapeutik tanaman ini.
Dalam konteks pengelolaan diabetes tipe 2, penelitian yang dilakukan di Iran dan diterbitkan dalam Complementary Therapies in Medicine pada tahun 2014 mengevaluasi efek bubuk Portulaca oleracea pada pasien.
Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi bubuk krokot secara signifikan menurunkan kadar gula darah puasa dan HbA1c, serta memperbaiki profil lipid.
Ini mengindikasikan bahwa krokot dapat menjadi agen adjuvan yang bermanfaat dalam terapi diabetes, meskipun tidak menggantikan pengobatan standar.
Studi lain berfokus pada sifat anti-inflamasi krokot. Sebuah tim peneliti dari Universitas Zhejiang, Tiongkok, dalam artikel mereka di Journal of Ethnopharmacology (2016), menjelaskan mekanisme di balik efek anti-inflamasi krokot melalui penghambatan jalur NF-B.
Penemuan ini mendukung penggunaan tradisional krokot untuk kondisi peradangan dan membuka jalan bagi pengembangan obat anti-inflamasi alami.
Kasus penggunaan krokot sebagai sumber omega-3 nabati juga sangat relevan. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya omega-3 dan kekhawatiran tentang sumber hewani, krokot menawarkan alternatif yang menarik.
Menurut Dr. Amelia Tan, seorang ahli gizi dari National University of Singapore, "Krokot adalah permata tersembunyi dalam dunia botani, menyediakan asam lemak esensial yang krusial bagi kesehatan otak dan jantung, terutama bagi mereka yang mengikuti diet nabati."
Potensi antimikroba krokot juga telah didokumentasikan. Sebuah penelitian yang diterbitkan di African Journal of Biotechnology (2008) menyelidiki aktivitas antibakteri ekstrak krokot terhadap beberapa patogen umum.
Hasilnya menunjukkan bahwa krokot memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri, mendukung penggunaannya dalam pengobatan tradisional untuk infeksi tertentu.
Aspek detoksifikasi krokot sering dibahas dalam konteks diet sehat. Studi menunjukkan bahwa serat dan senyawa bioaktif dalam krokot dapat membantu membersihkan tubuh dari toksin dan mendukung fungsi hati yang sehat.
Konsumsi krokot secara teratur dapat berkontribusi pada kesehatan organ-organ detoksifikasi, seperti yang sering diadvokasi oleh praktisi naturopati.
Dalam aplikasi topikal, krokot telah digunakan untuk masalah kulit.
Sebuah tinjauan dalam Journal of Dermatological Treatment (2019) mencatat bahwa ekstrak krokot memiliki efek menenangkan dan anti-iritasi pada kulit, menjadikannya bahan yang menjanjikan dalam formulasi kosmetik untuk kulit sensitif atau meradang.
Ini sejalan dengan penggunaan tradisionalnya sebagai obat luka bakar dan gigitan serangga.
Meskipun umumnya dianggap aman, terdapat diskusi mengenai kandungan oksalat pada krokot. Oksalat, dalam jumlah tinggi, dapat berkontribusi pada pembentukan batu ginjal pada individu yang rentan.
Namun, metode pengolahan tertentu, seperti perebusan, dapat mengurangi kadar oksalat secara signifikan, sebagaimana dijelaskan oleh penelitian dalam Journal of Food Science (2010) yang menguji efek memasak pada komposisi nutrisi krokot.
Pentingnya edukasi masyarakat mengenai cara pengolahan yang tepat untuk memaksimalkan manfaat krokot sering ditekankan.
Menurut Profesor Budi Santoso, seorang pakar pertanian dan pangan dari Institut Pertanian Bogor, "Masyarakat perlu memahami bahwa pengolahan sederhana seperti blansing atau menumis tidak hanya meningkatkan palatabilitas krokot tetapi juga dapat mengurangi senyawa antinutrisi sambil mempertahankan sebagian besar nutrisi esensialnya."
Secara keseluruhan, diskusi kasus dan penelitian ilmiah mengukuhkan posisi krokot sebagai tanaman yang berpotensi besar dalam mendukung kesehatan manusia.
Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut, khususnya uji klinis berskala besar pada manusia, masih diperlukan untuk sepenuhnya memvalidasi klaim kesehatan dan mengembangkan rekomendasi dosis yang spesifik.
Tips dan Detail Pengolahan Krokot
Memaksimalkan manfaat nutrisi dari daun krokot memerlukan pemahaman tentang metode pengolahan yang tepat. Berikut adalah beberapa tips dan detail yang dapat diterapkan:
- Konsumsi Mentah
Daun krokot dapat dinikmati mentah dalam salad, smoothie, atau sebagai hiasan. Cara ini mempertahankan sebagian besar vitamin C dan asam lemak omega-3 yang sensitif terhadap panas.
Penting untuk mencuci daun dengan bersih untuk menghilangkan kotoran atau residu pestisida, memastikan keamanan konsumsi langsung.
- Blansing (Rebus Cepat)
Untuk mengurangi kadar oksalat yang dapat mengganggu penyerapan mineral, krokot dapat diblansing dengan cepat (sekitar 30-60 detik) dalam air mendidih, lalu segera dibilas dengan air dingin.
Proses ini juga membantu melembutkan tekstur dan mengurangi rasa asam, menjadikannya lebih mudah diterima dalam berbagai masakan.
- Menumis atau Memasak Singkat
Krokot dapat ditumis dengan sedikit minyak zaitun atau minyak lainnya bersama bumbu-bumbu. Memasak singkat akan membantu mempertahankan sebagian besar nutrisi sambil meningkatkan rasa.
Metode ini cocok untuk hidangan sayuran tumis atau sebagai tambahan dalam sup dan kari, memberikan dimensi rasa yang unik.
- Tambahkan ke Sup atau Semur
Daun krokot dapat ditambahkan ke sup, semur, atau hidangan berkuah lainnya di akhir proses memasak. Ini memungkinkan nutrisinya larut ke dalam kuah, sementara daunnya tetap mempertahankan tekstur yang sedikit renyah.
Penggunaan dalam hidangan berkuah juga membantu penyerapan nutrisi larut lemak.
- Penggunaan dalam Jus atau Smoothie
Bagi individu yang ingin mengonsumsi krokot dalam jumlah besar, menambahkannya ke dalam jus sayuran atau smoothie adalah pilihan yang baik. Kombinasikan dengan buah-buahan atau sayuran lain untuk menyeimbangkan rasa dan meningkatkan asupan nutrisi secara keseluruhan.
Ini adalah cara yang efisien untuk mendapatkan konsentrasi nutrisi tinggi.
- Membuat Pesto atau Saus
Krokot dapat diolah menjadi pesto yang lezat sebagai alternatif basil, dicampur dengan kacang-kacangan, bawang putih, keju (opsional), dan minyak zaitun.
Saus ini dapat disajikan dengan pasta, roti, atau sebagai dressing salad, menambahkan cita rasa segar dan nutrisi.
- Fermentasi
Seperti banyak sayuran lainnya, krokot dapat difermentasi menjadi acar. Proses fermentasi dapat meningkatkan ketersediaan hayati beberapa nutrisi dan menambahkan probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan usus. Acar krokot dapat menjadi kondimen yang menyegarkan dan kaya nutrisi.
- Penyimpanan yang Tepat
Untuk menjaga kesegaran dan kandungan nutrisi, krokot sebaiknya disimpan di lemari es dalam kantong plastik atau wadah kedap udara.
Konsumsi sesegera mungkin setelah panen atau pembelian untuk mendapatkan manfaat maksimal, karena kandungan nutrisinya dapat berkurang seiring waktu.
Manfaat kesehatan dari Portulaca oleracea telah dieksplorasi melalui berbagai desain penelitian, mulai dari studi in vitro yang menguji aktivitas senyawa bioaktif hingga uji klinis pada hewan dan manusia.
Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2007 oleh Zhou et al.
menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi kandungan flavonoid dan asam fenolik dalam krokot. Mereka menemukan bahwa berbagai varietas krokot menunjukkan profil antioksidan yang bervariasi, menegaskan kompleksitas fitokimia tanaman ini.
Penelitian ini menggunakan sampel daun krokot yang dikumpulkan dari berbagai lokasi geografis untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif.
Dalam konteks kesehatan kardiovaskular, sebuah studi intervensi pada tikus yang diberi diet tinggi lemak, yang diterbitkan di Lipids in Health and Disease pada tahun 2013, menunjukkan bahwa suplementasi ekstrak krokot secara signifikan menurunkan kadar kolesterol total, LDL-kolesterol, dan trigliserida.
Metode yang digunakan meliputi analisis biokimia darah dan pemeriksaan histopatologi jaringan jantung. Temuan ini mendukung klaim bahwa krokot dapat membantu dalam pengelolaan dislipidemia.
Mengenai sifat antidiabetik, sebuah uji klinis acak, tersamar ganda, terkontrol plasebo yang melibatkan 60 pasien diabetes tipe 2, dipublikasikan di Journal of Medicinal Plants Research pada tahun 2011.
Pasien dibagi menjadi dua kelompok: satu menerima kapsul bubuk daun krokot, dan yang lain plasebo, selama delapan minggu.
Hasilnya menunjukkan penurunan yang signifikan pada kadar gula darah puasa dan HbA1c pada kelompok yang menerima krokot, menunjukkan potensi hipoglikemik. Desain studi yang kuat ini memberikan bukti yang lebih meyakinkan.
Meskipun banyak bukti mendukung manfaat krokot, ada pula pandangan yang menyoroti aspek-aspek yang memerlukan perhatian. Salah satu isu utama adalah variabilitas komposisi nutrisi krokot berdasarkan kondisi pertumbuhan, varietas, dan metode pengolahan.
Misalnya, kandungan oksalat dapat bervariasi, dan konsumsi berlebihan dalam bentuk mentah pada individu yang rentan terhadap batu ginjal mungkin menjadi perhatian.
Namun, seperti yang disebutkan dalam artikel oleh Nutrition and Food Science (2015), perebusan singkat dapat mengurangi kadar oksalat hingga 50-80% tanpa kehilangan nutrisi esensial secara signifikan.
Beberapa kritik juga muncul mengenai kurangnya uji klinis skala besar pada manusia untuk beberapa klaim kesehatan yang lebih spesifik, seperti efek antikanker atau neuroprotektif.
Meskipun studi in vitro dan in vivo pada hewan menjanjikan, transferabilitas temuan ini ke manusia memerlukan validasi lebih lanjut.
Oleh karena itu, sementara potensi krokot diakui, pendekatan yang seimbang dan berbasis bukti tetap diperlukan dalam mengkomunikasikan manfaatnya kepada publik.
Rekomendasi
Berdasarkan bukti ilmiah yang ada, integrasi daun krokot ke dalam pola makan dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan asupan nutrisi esensial dan mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Disarankan untuk mengonsumsi krokot secara teratur, baik dalam bentuk mentah sebagai bagian dari salad, maupun dimasak ringan seperti ditumis atau diblansing, untuk memaksimalkan retensi nutrisi dan mengurangi senyawa antinutrisi seperti oksalat.
Diversifikasi metode pengolahan juga dapat membantu menjaga variasi diet.
Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau masalah kardiovaskular, penambahan krokot ke dalam diet dapat menjadi pelengkap yang bermanfaat, namun konsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi sangat dianjurkan.
Ini penting untuk memastikan bahwa konsumsi krokot selaras dengan rencana pengobatan yang ada dan tidak menimbulkan interaksi yang tidak diinginkan. Pemantauan respons tubuh terhadap konsumsi krokot juga merupakan praktik yang bijaksana.
Daun krokot (Portulaca oleracea) adalah tanaman yang sangat bergizi dengan profil fitokimia yang kaya, menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang didukung oleh bukti ilmiah yang berkembang.
Dari kandungan asam lemak omega-3 yang tinggi hingga spektrum luas antioksidan, vitamin, dan mineral, krokot memiliki potensi signifikan dalam mendukung kesehatan jantung, mengelola gula darah, meningkatkan kekebalan, dan banyak lagi.
Kemampuan adaptasinya dalam berbagai masakan dan metode pengolahan menambah daya tariknya sebagai makanan fungsional.
Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis skala besar pada manusia, masih diperlukan untuk sepenuhnya mengkonfirmasi dan mengkuantifikasi manfaat spesifik serta menetapkan dosis optimal untuk kondisi kesehatan tertentu.
Studi di masa depan juga harus fokus pada optimalisasi metode pengolahan untuk memaksimalkan ketersediaan hayati nutrisi dan meminimalkan senyawa antinutrisi, serta mengeksplorasi potensi krokot dalam pengembangan produk pangan fungsional dan suplemen.