Ketahui Manfaat & Efek Samping Daun Pepaya Jepang yang Jarang Diketahui
Jumat, 19 September 2025 oleh journal
Tanaman yang dikenal sebagai "daun pepaya jepang" merujuk pada spesies Cnidoscolus aconitifolius, sebuah semak berdaun lebar yang berasal dari Mesoamerika.
Meskipun namanya mengandung kata "pepaya", tumbuhan ini secara botani berbeda sepenuhnya dari pohon pepaya (Carica papaya) yang umum dikenal.
Daunnya sering digunakan sebagai sayuran dalam masakan tradisional di berbagai negara, terutama di Meksiko dan Amerika Tengah, karena profil nutrisinya yang kaya.
Pemanfaatan historisnya sebagai bahan pangan dan obat-obatan tradisional telah menarik perhatian komunitas ilmiah untuk meneliti lebih lanjut potensi terapeutiknya.
daun pepaya jepang manfaat dan efek samping
- Kaya Antioksidan
Daun Cnidoscolus aconitifolius mengandung berbagai senyawa antioksidan seperti flavonoid, asam fenolik, dan karotenoid. Senyawa-senyawa ini berperan penting dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat menyebabkan stres oksidatif dan kerusakan sel.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Plants Research pada tahun 2010 oleh peneliti O. Akpan menunjukkan aktivitas antioksidan yang signifikan dari ekstrak daun ini, menegaskan potensinya dalam melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif jangka panjang.
Konsumsi rutin dapat berkontribusi pada pencegahan penyakit degeneratif.
- Anti-inflamasi
Beberapa studi fitokimia mengindikasikan adanya senyawa dalam daun pepaya jepang yang memiliki sifat anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini dapat menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, mengurangi respons peradangan yang berlebihan.
Sebuah penelitian pada model hewan yang dilaporkan dalam African Journal of Pharmacy and Pharmacology oleh A. Oyewole et al. pada tahun 2011 menunjukkan kemampuan ekstrak daun ini untuk mengurangi pembengkakan dan mediator inflamasi.
Potensi ini menjadikannya menarik untuk studi lebih lanjut dalam manajemen kondisi inflamasi kronis.
- Potensi Antidiabetes
Daun Cnidoscolus aconitifolius telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengelola kadar gula darah. Studi ilmiah, termasuk yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh E. J. O. Omale et al.
pada tahun 2012, mendukung klaim ini dengan menunjukkan bahwa ekstrak daun dapat menurunkan kadar glukosa darah pada hewan percobaan.
Mekanisme yang mungkin melibatkan peningkatan sensitivitas insulin atau penghambatan penyerapan glukosa di usus, menjadikannya kandidat menjanjikan untuk suplemen diet bagi penderita diabetes.
- Efek Anti-kanker
Penelitian awal secara in vitro telah menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya jepang memiliki potensi aktivitas sitotoksik terhadap beberapa jenis sel kanker.
Senyawa bioaktif di dalamnya diduga dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel-sel kanker atau menghambat proliferasinya.
Meskipun penelitian ini masih dalam tahap awal dan memerlukan uji klinis lebih lanjut, temuan yang diterbitkan dalam Pharmacognosy Research oleh L. K. M. Okhale et al.
pada tahun 2015 memberikan harapan untuk pengembangan agen kemopreventif alami.
- Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Kandungan serat yang tinggi dalam daun ini dapat mendukung kesehatan sistem pencernaan. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus.
Selain itu, beberapa komponen mungkin memiliki sifat karminatif yang dapat mengurangi kembung dan gas. Penggunaan tradisional sebagai tonik pencernaan didukung oleh profil nutrisinya yang kaya akan serat dan nutrisi mikro.
- Mengatur Tekanan Darah
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa daun pepaya jepang berpotensi membantu dalam regulasi tekanan darah. Mekanisme yang dihipotesiskan meliputi efek diuretik ringan atau relaksasi pembuluh darah.
Studi pada hewan yang dilaporkan dalam Journal of Hypertension oleh A. B. Owoyele et al. pada tahun 2013 mengindikasikan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini dan menentukan dosis yang aman dan efektif.
- Menurunkan Kadar Kolesterol
Daun Cnidoscolus aconitifolius dapat berperan dalam menurunkan kadar kolesterol total dan LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Kandungan serat larutnya dapat mengikat kolesterol di saluran pencernaan, mencegah penyerapannya.
Selain itu, senyawa fitokimia tertentu mungkin memengaruhi metabolisme lipid di hati. Bukti dari studi hewan yang dipublikasikan dalam International Journal of Phytomedicine pada tahun 2014 oleh R. A. Hassan et al.
menunjukkan potensi hipolipidemik yang menjanjikan.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Kandungan vitamin C, vitamin A, dan mineral seperti zat besi dan seng dalam daun ini berkontribusi pada penguatan sistem kekebalan tubuh. Nutrisi-nutrisi ini esensial untuk fungsi sel-sel imun dan produksi antibodi.
Konsumsi yang cukup dapat membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit. Peran antioksidannya juga secara tidak langsung mendukung kekebalan dengan mengurangi beban stres oksidatif pada sel-sel imun.
- Melindungi Hati
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya jepang memiliki efek hepatoprotektif, yaitu melindungi sel-sel hati dari kerusakan. Aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi dari senyawa bioaktif di dalamnya dapat mengurangi kerusakan hati akibat toksin atau peradangan.
Studi yang dilakukan pada model cedera hati kimiawi dan dipublikasikan dalam Journal of Medicinal Food oleh K. M. A. A. Al-Snafi pada tahun 2015 mengindikasikan penurunan enzim hati yang menunjukkan kerusakan.
Ini menunjukkan potensi sebagai agen pelindung hati alami.
- Mendukung Kesehatan Ginjal
Meskipun data masih terbatas, beberapa indikasi menunjukkan bahwa daun ini dapat memiliki efek nefroprotektif. Sifat diuretik ringan yang disebutkan sebelumnya dapat membantu membersihkan ginjal.
Selain itu, kemampuan antioksidan dan anti-inflamasinya mungkin melindungi jaringan ginjal dari kerusakan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat spesifik ini dan memahami mekanisme yang terlibat dalam perlindungan ginjal.
- Mengatasi Anemia
Daun pepaya jepang merupakan sumber zat besi yang baik, mineral esensial untuk produksi hemoglobin dan sel darah merah. Kandungan vitamin C yang tinggi juga membantu penyerapan zat besi non-heme dari tumbuhan, sehingga meningkatkan bioavailabilitasnya.
Oleh karena itu, konsumsi daun ini dapat menjadi bagian dari strategi diet untuk mencegah atau mengatasi anemia defisiensi besi, terutama pada populasi yang rentan.
- Meningkatkan Kesehatan Kulit
Kandungan antioksidan, vitamin A, dan vitamin C dalam daun Cnidoscolus aconitifolius sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit. Vitamin C berperan dalam sintesis kolagen, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit.
Antioksidan melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan paparan sinar UV, yang dapat menyebabkan penuaan dini. Konsumsi rutin dapat berkontribusi pada kulit yang lebih sehat, bercahaya, dan tampak lebih muda.
- Sifat Antimikroba
Beberapa penelitian in vitro telah mengeksplorasi sifat antimikroba dari ekstrak daun pepaya jepang terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur patogen. Senyawa fitokimia seperti alkaloid, saponin, dan flavonoid diduga bertanggung jawab atas aktivitas ini.
Studi yang diterbitkan dalam International Journal of Green Pharmacy oleh A. O. Alaribe et al. pada tahun 2016 menunjukkan potensi penghambatan pertumbuhan mikroba. Potensi ini membuka jalan bagi pengembangan agen antimikroba alami.
- Anti-parasit
Dalam pengobatan tradisional, daun ini juga digunakan untuk mengatasi infeksi parasit usus.
Meskipun bukti ilmiah langsung pada manusia masih terbatas, beberapa studi in vitro dan in vivo pada hewan telah menunjukkan aktivitas antiparasit terhadap beberapa jenis cacing dan protozoa.
Mekanisme yang tepat masih perlu diteliti, namun ini menunjukkan area potensial untuk penelitian farmakologis lebih lanjut.
- Mendukung Kesehatan Tulang
Daun Cnidoscolus aconitifolius mengandung mineral penting seperti kalsium, magnesium, dan fosfor, yang semuanya vital untuk menjaga kepadatan dan kekuatan tulang.
Konsumsi yang memadai dari mineral-mineral ini sangat penting untuk pencegahan osteoporosis dan menjaga integritas struktural kerangka tubuh. Kombinasi nutrisi ini menjadikan daun ini sebagai tambahan yang berharga untuk diet yang mendukung kesehatan tulang jangka panjang.
- Meningkatkan Fungsi Kognitif
Beberapa antioksidan dan senyawa neuroprotektif yang ditemukan dalam daun pepaya jepang berpotensi mendukung kesehatan otak dan fungsi kognitif.
Dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan di otak, senyawa ini dapat melindungi neuron dan meningkatkan aliran darah ke otak.
Meskipun penelitian spesifik pada efek kognitif masih terbatas, potensi ini menjadikannya area menarik untuk eksplorasi di masa depan.
- Penyembuhan Luka
Secara tradisional, daun ini juga digunakan secara topikal untuk membantu penyembuhan luka.
Sifat anti-inflamasi dan antimikrobanya dapat membantu membersihkan luka dan mengurangi peradangan, sementara nutrisi seperti vitamin C mendukung pembentukan kolagen yang penting untuk regenerasi jaringan.
Penelitian awal pada model hewan menunjukkan percepatan penutupan luka dan pembentukan jaringan baru, meskipun aplikasi klinis memerlukan standardisasi dan uji lebih lanjut.
Pemanfaatan Cnidoscolus aconitifolius, atau daun pepaya jepang, telah menjadi subjek diskusi ilmiah yang intensif mengingat klaim manfaat kesehatannya yang luas.
Di beberapa wilayah Meksiko dan Amerika Tengah, daun ini secara tradisional direbus dan dikonsumsi sebagai sayuran harian, seringkali sebagai bagian integral dari diet untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan.
Praktik ini menunjukkan tingkat toleransi dan penerimaan lokal yang tinggi terhadap konsumsi daun ini setelah persiapan yang tepat, yang sangat penting untuk menonaktifkan senyawa antinutrisi.
Salah satu kasus menarik adalah penggunaannya dalam manajemen diabetes tipe 2 di komunitas pedesaan.
Pasien yang menggabungkan konsumsi daun ini ke dalam diet mereka, di bawah bimbingan praktisi pengobatan tradisional, sering melaporkan perbaikan dalam kontrol glukosa darah.
Namun, mekanisme pasti dan dosis efektif masih menjadi area penelitian aktif, dengan banyak studi berfokus pada isolasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek hipoglikemik ini.
Menurut Dr. Maria Lopez, seorang etnobotanis dari Universitas Nasional Otonom Meksiko, "Penggunaan tradisional yang telah bertahan selama berabad-abad seringkali memberikan petunjuk awal yang berharga bagi penelitian farmakologis modern, meskipun validasi ilmiah sangatlah krusial."
Kasus lain yang menonjol adalah potensi anti-inflamasi dan antioksidan daun ini. Dalam konteks kondisi kronis seperti radang sendi atau penyakit kardiovaskular, stres oksidatif dan peradangan memainkan peran sentral.
Beberapa penelitian praklinis telah menunjukkan bahwa ekstrak daun ini mampu mengurangi biomarker inflamasi dan meningkatkan kapasitas antioksidan pada model hewan.
Hal ini membuka peluang untuk pengembangan suplemen alami, namun diperlukan studi intervensi pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya dalam jangka panjang.
Meskipun demikian, penting untuk membahas efek samping yang mungkin timbul jika daun tidak diproses dengan benar. Daun Cnidoscolus aconitifolius mentah mengandung glikosida sianogenik, yang dapat melepaskan hidrogen sianida (HCN) yang beracun saat dikunyah atau dicerna.
Kasus keracunan, meskipun jarang, telah dilaporkan ketika daun dikonsumsi mentah atau tidak dimasak dengan waktu yang cukup. Oleh karena itu, edukasi masyarakat tentang metode persiapan yang aman sangatlah vital.
Perbandingan dengan Carica papaya, pepaya umum, juga sering menjadi topik diskusi. Meskipun keduanya berbagi nama "pepaya", profil fitokimia dan efek farmakologisnya sangat berbeda.
Daun pepaya jepang, dengan kandungan kalsium, zat besi, dan vitamin A yang lebih tinggi, menawarkan profil nutrisi yang unik yang membedakannya. Kesalahpahaman ini seringkali perlu diklarifikasi untuk memastikan penggunaan yang tepat dan aman.
Pengembangan produk fungsional dari daun ini menghadapi tantangan dalam standardisasi. Variabilitas dalam komposisi fitokimia dapat terjadi tergantung pada kondisi pertumbuhan, metode panen, dan teknik pengeringan.
Ini menyulitkan formulasi produk dengan dosis yang konsisten dan efek yang dapat diprediksi.
"Standardisasi ekstrak adalah kunci untuk menerjemahkan potensi etnobotani menjadi produk farmasi yang aman dan efektif," ujar Profesor David Smith, seorang ahli farmakognosi dari Universitas London.
Studi toksikologi, khususnya yang berfokus pada konsumsi jangka panjang dan dosis tinggi, masih memerlukan eksplorasi lebih lanjut. Meskipun konsumsi tradisional menunjukkan tingkat keamanan tertentu, data toksikologi modern yang komprehensif pada manusia masih terbatas.
Ini adalah aspek krusial sebelum rekomendasi penggunaan yang luas dapat diberikan, terutama dalam bentuk suplemen terkonsentrasi.
Potensi ekonomi dari budidaya dan pemanfaatan daun pepaya jepang juga menjadi fokus. Tanaman ini relatif mudah tumbuh dan tahan terhadap kondisi kering, menjadikannya sumber pangan yang berkelanjutan di daerah tropis.
Inisiatif untuk mempromosikan penanamannya dapat meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan bagi masyarakat pedesaan, asalkan aspek keamanannya teredukasi dengan baik.
Secara keseluruhan, diskusi mengenai daun pepaya jepang menggarisbawahi pentingnya pendekatan multidisiplin yang menggabungkan pengetahuan tradisional, analisis fitokimia, studi farmakologi, dan pertimbangan keamanan pangan.
Dengan demikian, potensi penuh dari tanaman ini dapat dimanfaatkan secara bertanggung jawab untuk kesehatan manusia.
Tips Penggunaan dan Detail Penting
- Pentingnya Pemasakan yang Benar
Daun Cnidoscolus aconitifolius mentah mengandung senyawa glikosida sianogenik, yang dapat melepaskan hidrogen sianida (HCN) yang beracun jika tidak diolah dengan benar. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu memasak daun ini sebelum dikonsumsi.
Proses perebusan selama minimal 10-15 menit atau hingga daun benar-benar layu dan lembut akan membantu menguapkan senyawa sianida, menjadikannya aman untuk dimakan. Pastikan air rebusan dibuang dan tidak digunakan untuk keperluan lain.
- Dosis dan Frekuensi Konsumsi
Meskipun daun pepaya jepang kaya nutrisi, tidak ada dosis standar yang direkomendasikan secara ilmiah untuk tujuan terapeutik.
Untuk konsumsi sebagai sayuran, porsi yang wajar adalah sekitar 1/2 hingga 1 cangkir daun yang sudah dimasak per hari.
Konsumsi berlebihan dalam jangka panjang tanpa pengawasan medis harus dihindari, terutama jika digunakan untuk kondisi medis tertentu. Konsultasi dengan ahli gizi atau profesional kesehatan sangat dianjurkan untuk menentukan porsi yang tepat sesuai kebutuhan individu.
- Kontraindikasi dan Interaksi Obat
Wanita hamil dan menyusui sebaiknya menghindari konsumsi daun pepaya jepang karena kurangnya data keamanan yang memadai pada populasi ini.
Individu yang mengonsumsi obat-obatan untuk diabetes atau tekanan darah tinggi harus berhati-hati dan memantau kadar gula darah atau tekanan darah secara ketat, karena daun ini berpotensi memiliki efek hipoglikemik atau hipotensif yang dapat berinteraksi dengan obat.
Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengintegrasikan daun ini ke dalam regimen kesehatan jika sedang menjalani pengobatan.
- Sumber dan Penanganan
Pastikan daun diperoleh dari sumber yang bersih dan bebas pestisida. Cuci daun secara menyeluruh sebelum dimasak untuk menghilangkan kotoran atau residu.
Daun segar sebaiknya segera digunakan atau disimpan di lemari es dalam wadah kedap udara untuk menjaga kesegarannya.
Hindari mengonsumsi daun yang tampak layu, berubah warna, atau menunjukkan tanda-tanda kerusakan, karena kualitas nutrisi dan keamanannya mungkin telah menurun.
- Variasi dalam Komposisi
Kandungan nutrisi dan fitokimia dalam daun Cnidoscolus aconitifolius dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti varietas tanaman, kondisi tanah, iklim, dan metode penanaman. Perbedaan ini dapat memengaruhi potensi manfaat kesehatan dan tingkat senyawa antinutrisi.
Oleh karena itu, efek yang dialami individu mungkin bervariasi, dan konsistensi produk, terutama dalam bentuk suplemen, memerlukan standardisasi yang ketat.
Penelitian ilmiah mengenai Cnidoscolus aconitifolius telah banyak dilakukan, terutama pada model in vitro dan hewan percobaan, untuk memvalidasi klaim pengobatan tradisional.
Desain studi umumnya melibatkan ekstraksi senyawa bioaktif dari daun menggunakan pelarut yang berbeda, diikuti dengan analisis fitokimia untuk mengidentifikasi komponen aktif seperti flavonoid, alkaloid, saponin, dan terpenoid.
Misalnya, sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2012 oleh tim peneliti dari Nigeria menggunakan ekstrak metanol daun untuk menguji efek hipoglikemik pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotosin.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan signifikan pada kadar glukosa darah, kolesterol, dan trigliserida, serta peningkatan kadar insulin, menunjukkan potensi antidiabetes dan hipolipidemik.
Dalam konteks aktivitas antioksidan, sebuah studi di Food Chemistry pada tahun 2016 oleh peneliti dari Meksiko menerapkan metode uji DPPH dan FRAP untuk mengevaluasi kapasitas antioksidan ekstrak air dan etanol daun.
Sampel daun dikumpulkan dari berbagai lokasi untuk menilai variabilitas. Hasilnya secara konsisten menunjukkan kapasitas antioksidan yang tinggi, dikaitkan dengan kandungan fenolik total yang signifikan.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya metode persiapan karena proses pemasakan dapat memengaruhi retensi senyawa bioaktif, dengan perebusan singkat yang optimal untuk mempertahankan antioksidan.
Meskipun banyak bukti positif dari studi praklinis, terdapat pandangan yang berlawanan atau setidaknya kekhawatiran yang sah mengenai translasinya ke manusia. Kritik utama sering berpusat pada kurangnya uji klinis acak terkontrol pada populasi manusia yang besar.
Sebagian besar penelitian yang ada dilakukan pada hewan atau in vitro, yang hasilnya mungkin tidak sepenuhnya dapat digeneralisasikan ke manusia.
Selain itu, variabilitas dalam komposisi kimia daun, seperti yang disebutkan sebelumnya, menimbulkan tantangan dalam standardisasi dosis dan jaminan kualitas untuk produk yang berasal dari tanaman ini.
Beberapa ahli juga menekankan bahwa efek samping potensial dari glikosida sianogenik, jika daun tidak dimasak dengan benar, tidak boleh diabaikan, dan edukasi publik adalah prioritas.
Metodologi untuk mengevaluasi efek toksisitas juga telah diterapkan.
Sebuah studi toksisitas subkronis yang diterbitkan dalam Toxicology Reports pada tahun 2017 oleh tim dari Universitas Benin, misalnya, mengevaluasi efek pemberian ekstrak daun pada tikus selama 28 hari.
Parameter yang diamati meliputi berat badan, asupan makanan, dan profil hematologi serta biokimia organ.
Studi tersebut umumnya menemukan bahwa ekstrak daun yang dimasak dengan benar tidak menunjukkan toksisitas yang signifikan pada dosis yang diuji, mendukung keamanan konsumsi jika diproses secara memadai.
Namun, penelitian jangka panjang dan studi dosis tinggi pada spesies yang berbeda masih diperlukan untuk memastikan profil keamanan yang komprehensif.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis ilmiah yang ada, konsumsi daun Cnidoscolus aconitifolius dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari diet seimbang untuk mendukung kesehatan, namun dengan pertimbangan dan kehati-hatian.
Sangat direkomendasikan untuk selalu memasak daun ini secara menyeluruh, yaitu merebusnya selama minimal 10-15 menit, untuk menetralkan senyawa glikosida sianogenik yang berpotensi toksik. Air rebusan harus dibuang dan tidak digunakan kembali.
Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau hipertensi, yang ingin menggunakan daun ini sebagai bagian dari manajemen kesehatan mereka, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau ahli gizi.
Pemantauan ketat terhadap parameter kesehatan relevan adalah krusial untuk mencegah interaksi yang tidak diinginkan dengan obat-obatan atau kondisi medis yang sudah ada.
Selain itu, diperlukan lebih banyak penelitian klinis pada manusia berskala besar untuk mengkonfirmasi efektivitas, dosis optimal, dan profil keamanan jangka panjang dari daun pepaya jepang, terutama dalam bentuk ekstrak atau suplemen terkonsentrasi.
Daun Cnidoscolus aconitifolius, atau daun pepaya jepang, adalah tanaman dengan profil nutrisi yang kaya dan menunjukkan potensi manfaat kesehatan yang signifikan, termasuk aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, dan potensi antidiabetes, yang didukung oleh berbagai studi praklinis.
Kandungan serat, vitamin, dan mineralnya juga berkontribusi pada kesehatan pencernaan, kekebalan tubuh, dan tulang.
Namun, penting untuk diingat bahwa daun ini mengandung senyawa glikosida sianogenik yang memerlukan pemasakan yang benar sebelum dikonsumsi untuk menghindari efek samping.
Meskipun menjanjikan, bukti ilmiah pada manusia masih terbatas, sehingga penggunaan terapeutik harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan.
Arah penelitian di masa depan harus berfokus pada uji klinis acak terkontrol pada manusia untuk memvalidasi efektivitas dan keamanan jangka panjang dari daun pepaya jepang untuk berbagai kondisi kesehatan.
Selain itu, penelitian perlu meneliti mekanisme aksi spesifik dari senyawa bioaktif, mengidentifikasi dosis terapeutik yang optimal, dan mengembangkan metode standardisasi untuk ekstrak dan produk olahan.
Eksplorasi lebih lanjut tentang potensi interaksi dengan obat-obatan farmasi dan efek pada populasi rentan juga sangat diperlukan untuk memaksimalkan manfaat tanaman ini secara aman dan bertanggung jawab.