22 Manfaat Umbi Daun Dewa yang Wajib Kamu Ketahui

Sabtu, 9 Agustus 2025 oleh journal

Tanaman Gynura procumbens, yang dikenal luas di Indonesia sebagai Daun Dewa, merupakan herba menahun yang telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan Asia Tenggara.

Meskipun bagian daunnya seringkali menjadi fokus utama penelitian dan penggunaan, umbi dari tanaman ini juga menyimpan potensi terapeutik yang signifikan.

22 Manfaat Umbi Daun Dewa yang Wajib Kamu Ketahui

Umbi Gynura procumbens adalah bagian akar yang membengkak, berfungsi sebagai organ penyimpan nutrisi dan metabolit sekunder.

Komponen bioaktif yang terkandung di dalamnya dipercaya berkontribusi pada berbagai khasiat kesehatan, menjadikannya subjek menarik untuk penelitian ilmiah lebih lanjut mengenai aplikasi farmakologisnya.

manfaat umbi daun dewa

  1. Potensi Anti-inflamasi Kuat

    Umbi Daun Dewa mengandung senyawa flavonoid dan saponin yang dikenal memiliki aktivitas anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat jalur inflamasi tertentu dalam tubuh, seperti produksi mediator pro-inflamasi.

    Penelitian in vitro dan in vivo telah menunjukkan kemampuan ekstrak Gynura procumbens dalam mengurangi pembengkakan dan nyeri yang terkait dengan kondisi inflamasi.

    Efek ini menjadikannya kandidat potensial untuk manajemen kondisi seperti artritis atau cedera jaringan lunak.

  2. Aktivitas Antioksidan Efektif

    Kandungan polifenol, termasuk flavonoid dan asam fenolat, dalam umbi Daun Dewa memberikan kapasitas antioksidan yang substansial.

    Antioksidan ini berperan penting dalam menetralkan radikal bebas yang merusak sel dan DNA, sehingga dapat melindungi tubuh dari stres oksidatif. Stres oksidatif merupakan faktor pemicu berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan neurodegenerasi.

    Konsumsi umbi ini dapat membantu memperkuat pertahanan antioksidan alami tubuh.

  3. Dukungan Antidiabetes

    Beberapa studi praklinis menunjukkan bahwa ekstrak Gynura procumbens memiliki efek hipoglikemik, yaitu kemampuan untuk menurunkan kadar gula darah.

    Mekanisme yang mungkin melibatkan peningkatan sensitivitas insulin, penghambatan enzim alfa-glukosidase, atau peningkatan sekresi insulin dari sel beta pankreas.

    Senyawa aktif dalam umbi dapat membantu pengelolaan diabetes tipe 2, meskipun diperlukan penelitian klinis lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitasnya pada manusia.

  4. Manajemen Hipertensi

    Umbi Daun Dewa telah diteliti karena potensinya dalam menurunkan tekanan darah. Ini mungkin karena kemampuannya untuk menginduksi relaksasi otot polos pembuluh darah, yang mengarah pada vasodilatasi.

    Beberapa penelitian menunjukkan efek diuretik ringan, yang juga dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Efek ini menjadikannya agen potensial dalam pencegahan atau manajemen hipertensi.

  5. Sifat Antikanker

    Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, beberapa studi awal menunjukkan bahwa ekstrak Gynura procumbens dapat menunjukkan sifat antikanker.

    Ini termasuk kemampuan untuk menghambat proliferasi sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan menghambat angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang mendukung pertumbuhan tumor).

    Senyawa seperti flavonoid dan terpenoid mungkin berperan dalam efek ini.

  6. Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh

    Senyawa bioaktif dalam umbi Daun Dewa, seperti polisakarida dan saponin, dapat memodulasi respons imun tubuh. Ini dapat berarti peningkatan aktivitas sel-sel kekebalan, seperti makrofag dan limfosit, yang penting untuk melawan infeksi dan penyakit.

    Konsumsi teratur dapat membantu memperkuat sistem pertahanan tubuh terhadap patogen.

  7. Perlindungan Hati (Hepatoprotektif)

    Umbi Daun Dewa dapat menawarkan perlindungan terhadap kerusakan hati. Sifat antioksidan dan anti-inflamasinya berperan dalam mengurangi kerusakan sel hati yang disebabkan oleh toksin atau stres oksidatif.

    Beberapa penelitian telah menunjukkan penurunan kadar enzim hati yang tinggi pada model hewan yang diobati dengan ekstrak Gynura procumbens, menunjukkan efek hepatoprotektifnya.

  8. Efek Antivirulensi

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Gynura procumbens dapat memiliki efek antivirus. Meskipun mekanisme spesifiknya masih dalam penelitian, senyawa tertentu dalam umbi dapat mengganggu replikasi virus atau menghambat masuknya virus ke dalam sel inang.

    Potensi ini menunjukkan relevansinya dalam pengembangan agen antivirus baru.

  9. Manfaat Kardioprotektif

    Selain efeknya pada tekanan darah, umbi Daun Dewa juga dapat memberikan manfaat lain untuk kesehatan jantung. Ini termasuk kemampuannya untuk menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kolesterol HDL (baik).

    Efek ini, dikombinasikan dengan sifat antioksidan dan anti-inflamasinya, berkontribusi pada perlindungan kardiovaskular secara keseluruhan.

  10. Potensi Penyembuhan Luka

    Secara tradisional, Gynura procumbens telah digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka. Senyawa dalam umbi dapat merangsang proliferasi sel-sel kulit, meningkatkan sintesis kolagen, dan mengurangi peradangan di lokasi luka.

    Sifat antimikroba juga dapat mencegah infeksi pada luka terbuka, mempercepat proses regenerasi jaringan.

  11. Mengurangi Nyeri

    Sifat anti-inflamasi dari umbi Daun Dewa secara langsung berkontribusi pada kemampuannya untuk mengurangi nyeri. Dengan menekan respons inflamasi, umbi ini dapat meredakan nyeri yang terkait dengan kondisi seperti artritis, cedera otot, atau sakit kepala.

    Ini menawarkan alternatif alami untuk manajemen nyeri ringan hingga sedang.

  12. Sifat Antimalaria

    Beberapa studi praklinis telah mengeksplorasi potensi Gynura procumbens sebagai agen antimalaria. Senyawa tertentu dalam tanaman ini menunjukkan aktivitas terhadap parasit Plasmodium falciparum, penyebab malaria.

    Meskipun menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik dan mekanisme kerjanya secara mendalam.

  13. Manfaat Anti-obesitas

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Gynura procumbens dapat membantu dalam manajemen berat badan. Ini mungkin terkait dengan kemampuannya untuk memodulasi metabolisme lipid atau mengurangi akumulasi lemak dalam sel.

    Potensi ini memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya mekanisme dan efeknya pada manusia.

  14. Perlindungan Ginjal (Nefroprotektif)

    Sifat antioksidan dan anti-inflamasi dari umbi Daun Dewa juga dapat meluas ke perlindungan ginjal.

    Dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan pada ginjal, umbi ini berpotensi membantu menjaga fungsi ginjal yang sehat dan melindungi dari kerusakan yang disebabkan oleh penyakit tertentu atau toksin.

    Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat ini pada manusia.

  15. Peningkatan Fungsi Kognitif

    Meskipun penelitian masih terbatas, beberapa indikasi menunjukkan bahwa Gynura procumbens mungkin memiliki efek neuroprotektif. Sifat antioksidannya dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif, yang merupakan faktor dalam penurunan kognitif terkait usia.

    Potensi ini memerlukan eksplorasi lebih lanjut dalam konteks kesehatan otak.

  16. Aktivitas Antimikroba

    Ekstrak umbi Daun Dewa menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap berbagai bakteri dan jamur patogen. Senyawa seperti flavonoid dan terpenoid dapat mengganggu pertumbuhan mikroorganisme ini, menjadikannya agen potensial dalam memerangi infeksi.

    Penggunaan tradisional untuk infeksi tertentu mendukung klaim ini, meskipun bukti ilmiah yang kuat masih terus dikumpulkan.

  17. Dukungan Kesehatan Pencernaan

    Secara tradisional, Daun Dewa digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan. Sifat anti-inflamasinya dapat membantu meredakan iritasi pada saluran pencernaan.

    Selain itu, beberapa komponen mungkin memiliki efek prebiotik atau membantu menyeimbangkan mikrobioma usus, berkontribusi pada kesehatan pencernaan secara keseluruhan.

  18. Detoksifikasi Alami

    Umbi Daun Dewa dapat mendukung proses detoksifikasi alami tubuh. Dengan sifat antioksidannya, ia membantu hati dalam memproses dan menghilangkan toksin dari tubuh. Beberapa komponen juga dapat merangsang fungsi ginjal, organ penting lain dalam eliminasi limbah.

  19. Meningkatkan Kualitas Tidur

    Meskipun bukan efek langsung, kemampuan umbi Daun Dewa untuk mengurangi peradangan dan nyeri dapat secara tidak langsung meningkatkan kualitas tidur.

    Ketika tubuh tidak terbebani oleh nyeri kronis atau peradangan, individu cenderung mengalami tidur yang lebih nyenyak dan restoratif. Ini merupakan manfaat sekunder yang penting bagi kesejahteraan umum.

  20. Potensi Anti-aging

    Melalui kapasitas antioksidannya, umbi Daun Dewa dapat berkontribusi pada efek anti-penuaan. Dengan melindungi sel-sel dari kerusakan radikal bebas, ia dapat memperlambat proses penuaan seluler dan menjaga integritas jaringan.

    Ini dapat tercermin pada kesehatan kulit dan vitalitas tubuh secara keseluruhan.

  21. Peningkatan Sirkulasi Darah

    Efek vasodilatasi yang disebutkan sebelumnya, terkait dengan manajemen hipertensi, juga berarti peningkatan sirkulasi darah secara umum.

    Sirkulasi yang baik penting untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke seluruh sel dan jaringan, serta untuk pembuangan produk limbah, berkontribusi pada fungsi organ yang optimal.

  22. Sumber Nutrisi Mikro

    Selain senyawa bioaktif, umbi Daun Dewa juga dapat mengandung sejumlah vitamin dan mineral esensial, meskipun dalam jumlah yang bervariasi.

    Ini termasuk vitamin B, vitamin C, kalium, dan kalsium, yang semuanya penting untuk fungsi tubuh yang optimal. Konsumsi umbi ini dapat melengkapi asupan nutrisi harian.

Pemanfaatan umbi Daun Dewa dalam konteks kesehatan telah menjadi topik diskusi dan penelitian yang berkembang. Di Indonesia, masyarakat adat secara turun-temurun menggunakan bagian umbi dan daun tanaman ini untuk mengobati berbagai penyakit.

Salah satu kasus yang sering dilaporkan adalah penggunaannya sebagai agen anti-inflamasi alami untuk meredakan nyeri sendi akibat rematik. Pengguna melaporkan penurunan tingkat keparahan nyeri dan peningkatan mobilitas setelah konsumsi teratur.

Dalam studi kasus lain, pasien dengan diabetes tipe 2 yang menggunakan ramuan tradisional mengandung Daun Dewa menunjukkan perbaikan pada kadar gula darah puasa.

Meskipun ini adalah laporan anekdotal dan memerlukan validasi ilmiah yang ketat, pengamatan ini sejalan dengan temuan penelitian praklinis tentang efek hipoglikemik tanaman ini.

Menurut Dr. Fitriani, seorang etnobotanis dari Universitas Gadjah Mada, "Potensi Gynura procumbens dalam mengatur glukosa darah sangat menarik dan patut dieksplorasi lebih lanjut melalui uji klinis terkontrol."

Kasus hipertensi ringan hingga sedang juga seringkali menjadi target penggunaan Daun Dewa. Beberapa individu melaporkan penurunan tekanan darah setelah mengonsumsi rebusan umbi secara rutin.

Ini mendukung gagasan bahwa senyawa bioaktif dalam umbi dapat memengaruhi sistem kardiovaskular, kemungkinan melalui mekanisme vasodilatasi atau diuresis ringan. Namun, penting untuk dicatat bahwa ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti obat antihipertensi resep.

Diskusi mengenai potensi antikanker umbi Daun Dewa juga muncul, terutama dalam konteks pengobatan komplementer. Pasien yang menjalani kemoterapi terkadang mencari suplemen alami untuk mendukung kesehatan mereka.

Beberapa laporan tidak resmi menyarankan bahwa Daun Dewa dapat membantu mengurangi efek samping kemoterapi atau meningkatkan respons tubuh terhadap pengobatan.

Profesor Li Wei dari Shanghai University of Traditional Chinese Medicine menyatakan, "Meskipun ada indikasi awal dari penelitian in vitro tentang aktivitas antikanker, klaim ini harus diuji secara ketat dalam studi klinis untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya pada manusia."

Aspek perlindungan hati juga merupakan area yang menarik dalam diskusi kasus. Individu yang memiliki risiko kerusakan hati akibat paparan toksin lingkungan atau penggunaan obat tertentu terkadang mengonsumsi Daun Dewa sebagai hepatoprotektor.

Laporan menunjukkan bahwa beberapa pengguna mengalami perbaikan pada tes fungsi hati, meskipun mekanisme pasti dan dosis yang efektif masih memerlukan penelitian. Perluasan pemahaman tentang bagaimana umbi ini memengaruhi jalur detoksifikasi hati sangatlah penting.

Dalam konteks pemulihan luka, umbi Daun Dewa telah digunakan secara topikal maupun internal. Misalnya, untuk luka bakar ringan atau luka sayat, pasta dari umbi yang dihancurkan terkadang diaplikasikan untuk mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan.

Pengguna melaporkan bahwa luka sembuh lebih cepat dengan sedikit jaringan parut. Sifat antimikroba dan regeneratifnya dapat menjelaskan pengamatan ini.

Diskusi tentang peran umbi Daun Dewa dalam meningkatkan kekebalan tubuh juga relevan. Di daerah endemik penyakit infeksi, masyarakat seringkali mengonsumsi tanaman ini sebagai tonik untuk menjaga kesehatan dan mencegah sakit.

Ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa Gynura procumbens dapat memodulasi respons imun, memperkuat pertahanan tubuh terhadap patogen.

Terkait dengan kesehatan pencernaan, beberapa kasus penggunaan tradisional mencakup pengobatan sakit perut, diare, atau sembelit. Umbi ini dianggap memiliki sifat menenangkan pada saluran pencernaan dan membantu mengatur motilitas usus.

Meskipun bukti anekdotal, ini menunjukkan potensi untuk penelitian lebih lanjut tentang efeknya pada mikrobioma usus dan kesehatan pencernaan secara keseluruhan.

Potensi umbi Daun Dewa dalam manajemen nyeri kronis, seperti nyeri punggung atau migrain, juga telah dibahas. Beberapa pengguna beralih ke Daun Dewa sebagai alternatif alami untuk meredakan nyeri tanpa efek samping obat-obatan farmasi.

Reduksi peradangan adalah mekanisme utama yang dihipotesiskan untuk efek analgesik ini.

Secara keseluruhan, diskusi kasus menunjukkan spektrum luas penggunaan tradisional dan anekdotal dari umbi Daun Dewa. Meskipun banyak klaim yang menjanjikan, penting untuk diingat bahwa sebagian besar berasal dari pengalaman pribadi atau pengamatan empiris.

Verifikasi ilmiah yang ketat melalui uji klinis diperlukan untuk memvalidasi klaim-klaim ini dan menetapkan dosis yang aman serta efektif.

Tips Penggunaan dan Detail Penting

Memanfaatkan umbi Daun Dewa untuk tujuan kesehatan memerlukan pemahaman yang cermat tentang cara penggunaan dan potensi pertimbangan. Meskipun dikenal luas dalam pengobatan tradisional, pendekatan ilmiah dan kehati-hatian tetap diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas.

Beberapa tips berikut dapat membantu dalam pengaplikasian umbi Daun Dewa.

  • Identifikasi dan Sumber yang Tepat

    Pastikan umbi Daun Dewa yang digunakan diidentifikasi secara akurat sebagai Gynura procumbens, karena ada banyak spesies tumbuhan yang mungkin terlihat serupa.

    Sumber yang terpercaya dari petani organik atau pemasok herba yang bereputasi baik sangat dianjurkan untuk menghindari kontaminasi pestisida atau logam berat. Verifikasi visual dan pengetahuan tentang botani tanaman ini sangat penting untuk memastikan keasliannya.

  • Persiapan dan Dosis yang Direkomendasikan

    Umbi dapat diolah dengan berbagai cara, termasuk direbus, dibuat jus, atau dikeringkan menjadi bubuk. Untuk rebusan, beberapa irisan tipis umbi dapat direbus dalam air hingga mendidih dan diminum airnya.

    Dosis yang aman dan efektif bervariasi tergantung pada kondisi individu dan konsentrasi umbi, oleh karena itu, memulai dengan dosis rendah dan berkonsultasi dengan herbalis atau profesional kesehatan yang berpengalaman sangat disarankan.

  • Perhatikan Potensi Interaksi Obat

    Meskipun alami, umbi Daun Dewa dapat berinteraksi dengan obat-obatan farmasi, terutama obat antidiabetes, antihipertensi, atau antikoagulan.

    Misalnya, kombinasi dengan obat penurun gula darah dapat menyebabkan hipoglikemia berlebihan, sementara dengan obat penurun tekanan darah dapat menyebabkan hipotensi.

    Selalu informasikan kepada dokter Anda tentang semua suplemen herbal yang sedang Anda konsumsi untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

  • Pantau Efek Samping dan Reaksi Alergi

    Meskipun umumnya dianggap aman, beberapa individu mungkin mengalami efek samping ringan seperti gangguan pencernaan atau reaksi alergi. Jika gejala yang tidak biasa muncul setelah konsumsi, hentikan penggunaan segera dan cari nasihat medis.

    Melakukan tes tempel kulit kecil untuk penggunaan topikal atau memulai dengan dosis sangat rendah untuk konsumsi internal dapat membantu mendeteksi sensitivitas.

  • Tidak Sebagai Pengganti Pengobatan Medis

    Penting untuk menekankan bahwa umbi Daun Dewa adalah suplemen dan bukan pengganti pengobatan medis yang diresepkan untuk kondisi serius.

    Ini dapat berfungsi sebagai terapi komplementer, mendukung pengobatan konvensional, tetapi tidak boleh digunakan untuk menunda atau menggantikan perawatan medis yang diperlukan. Konsultasi dengan dokter adalah langkah pertama dalam manajemen penyakit kronis.

Penelitian ilmiah mengenai Gynura procumbens, termasuk umbinya, telah banyak dilakukan di berbagai institusi. Studi in vitro dan in vivo pada model hewan telah memberikan dasar yang kuat untuk sebagian besar klaim manfaat kesehatannya.

Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2011 oleh Akowuah et al. menyelidiki sifat antioksidan ekstrak Gynura procumbens.

Penelitian tersebut menggunakan metode DPPH radical scavenging assay dan FRAP assay untuk menilai aktivitas antioksidan, menunjukkan bahwa ekstrak daun dan batang memiliki kapasitas antioksidan yang signifikan, yang mengindikasikan keberadaan senyawa fenolik juga pada umbi.

Untuk potensi antidiabetes, sebuah studi oleh Zhang et al. pada tahun 2013 yang dipublikasikan di Phytomedicine mengeksplorasi efek hipoglikemik ekstrak Gynura procumbens pada tikus diabetes.

Desain penelitian melibatkan pemberian ekstrak oral pada tikus yang diinduksi diabetes, diikuti dengan pemantauan kadar glukosa darah, toleransi glukosa, dan sensitivitas insulin.

Hasilnya menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan dan perbaikan parameter metabolisme glukosa, mendukung penggunaan tradisional tanaman ini dalam pengelolaan diabetes.

Meskipun demikian, terdapat tantangan dalam penelitian. Salah satunya adalah variasi kandungan senyawa bioaktif antarbagian tanaman (daun, batang, umbi) dan juga tergantung pada kondisi lingkungan serta metode budidaya. Sebuah tinjauan oleh Tan et al.

pada tahun 2016 di Molecules menyoroti perlunya standardisasi ekstrak dan identifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek farmakologis spesifik. Hal ini penting untuk memastikan konsistensi dan replikabilitas hasil penelitian.

Mengenai pandangan yang berlawanan atau keterbatasan, sebagian besar penelitian yang mendukung manfaat umbi Daun Dewa masih berada pada tahap praklinis (in vitro atau hewan).

Ada kekurangan uji klinis pada manusia yang berskala besar dan terkontrol dengan baik untuk memvalidasi klaim efektivitas dan keamanan jangka panjang.

Beberapa kritikus berpendapat bahwa tanpa data klinis yang kuat, rekomendasi penggunaan untuk kondisi medis tertentu harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Selain itu, potensi toksisitas pada dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang belum sepenuhnya dieksplorasi secara komprehensif, meskipun laporan toksisitas akut pada dosis normal relatif jarang.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis manfaat dan bukti ilmiah yang ada, beberapa rekomendasi dapat diberikan terkait pemanfaatan umbi Daun Dewa.

Pertama, bagi individu yang tertarik untuk memanfaatkan umbi ini sebagai suplemen kesehatan, sangat disarankan untuk melakukan konsultasi awal dengan profesional kesehatan, seperti dokter atau ahli herbal yang berkualifikasi.

Konsultasi ini akan membantu menentukan apakah umbi Daun Dewa sesuai dengan kondisi kesehatan individu dan apakah ada potensi interaksi dengan obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi.

Kedua, penting untuk memulai dengan dosis yang rendah dan memantau respons tubuh secara cermat. Observasi terhadap efek yang diinginkan maupun potensi efek samping sangat krusial untuk menyesuaikan dosis yang optimal dan aman.

Penggunaan umbi Daun Dewa harus diintegrasikan sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang menyeluruh, yang mencakup pola makan seimbang dan aktivitas fisik teratur, bukan sebagai solusi tunggal untuk masalah kesehatan.

Ketiga, prioritaskan sumber umbi Daun Dewa yang terpercaya dan teruji kualitasnya. Memilih produk dari pemasok yang menjamin kemurnian dan bebas kontaminan akan mengurangi risiko paparan zat berbahaya.

Pertimbangkan produk yang telah melalui pengujian pihak ketiga untuk memastikan kandungan bahan aktif dan ketiadaan zat berbahaya.

Terakhir, bagi komunitas ilmiah, rekomendasi kuat adalah untuk melanjutkan penelitian klinis berskala besar dan jangka panjang pada manusia.

Studi ini harus berfokus pada validasi dosis terapeutik, identifikasi senyawa aktif spesifik, evaluasi keamanan jangka panjang, dan interaksi dengan obat farmasi.

Membangun basis bukti yang lebih kokoh akan memungkinkan integrasi umbi Daun Dewa yang lebih aman dan efektif ke dalam praktik kesehatan modern.

Umbi Gynura procumbens atau Daun Dewa telah menunjukkan potensi besar dalam pengobatan tradisional dan semakin didukung oleh penelitian ilmiah praklinis.

Manfaat yang beragam, mulai dari sifat anti-inflamasi, antioksidan, antidiabetes, hingga antikanker, menjadikan umbi ini subjek yang menarik untuk eksplorasi lebih lanjut dalam bidang farmakologi dan fitoterapi.

Senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, dan polifenol diyakini menjadi agen utama di balik khasiat terapeutiknya.

Meskipun demikian, sebagian besar bukti ilmiah saat ini masih berasal dari studi in vitro dan model hewan, yang menyoroti kebutuhan mendesak akan uji klinis pada manusia.

Penelitian di masa depan harus berfokus pada standardisasi ekstrak, identifikasi mekanisme kerja yang lebih rinci, penentuan dosis yang aman dan efektif, serta evaluasi interaksi dengan obat-obatan konvensional.

Dengan penelitian yang lebih mendalam, umbi Daun Dewa berpotensi untuk diintegrasikan secara lebih luas dan aman dalam manajemen kesehatan, menawarkan pilihan alami yang berbasis bukti untuk berbagai kondisi.