Temukan 26 Manfaat Minum Air Rebusan Daun Pepaya yang Bikin Kamu Penasaran
Selasa, 1 Juli 2025 oleh journal
Air rebusan daun pepaya merujuk pada cairan yang dihasilkan dari proses perebusan daun tanaman Carica papaya dalam air.
Tanaman pepaya, yang dikenal luas di daerah tropis, tidak hanya dimanfaatkan buahnya, tetapi juga bagian daunnya yang secara tradisional telah digunakan dalam berbagai pengobatan herbal.
Proses perebusan ini bertujuan untuk mengekstrak senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung dalam daun, seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan papain. Konsumsi ekstrak ini telah lama dipercaya memiliki beragam khasiat terapeutik, menjadikannya subjek penelitian ilmiah yang menarik.
manfaat minum air rebusan daun pepaya
- Meningkatkan Jumlah Trombosit: Penelitian ekstensif telah menunjukkan bahwa air rebusan daun pepaya memiliki potensi signifikan dalam meningkatkan jumlah trombosit darah, terutama pada pasien demam berdarah dengue (DBD). Senyawa seperti karpain, alkaloid, dan flavonoid yang ditemukan dalam daun pepaya diyakini bekerja secara sinergis untuk merangsang produksi trombosit dan mencegah kehancurannya. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine pada tahun 2013, misalnya, melaporkan peningkatan yang signifikan pada hitung trombosit pasien DBD yang mengonsumsi ekstrak daun pepaya.
- Potensi Anti-Dengue: Selain meningkatkan trombosit, komponen aktif dalam daun pepaya juga menunjukkan aktivitas antivirus terhadap virus dengue. Senyawa fenolik dan flavonoid diketahui dapat menghambat replikasi virus dan mengurangi beban virus dalam tubuh. Ini mendukung penggunaan tradisionalnya sebagai pengobatan komplementer untuk infeksi dengue.
- Anti-Kanker: Beberapa studi in vitro dan in vivo telah mengindikasikan sifat antikanker dari ekstrak daun pepaya. Isoquercitrin, isothiocyanate, dan senyawa fenolik lainnya dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dan menghambat pertumbuhan tumor. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2010 menyoroti efek sitotoksik ekstrak daun pepaya terhadap berbagai lini sel kanker.
- Sifat Anti-Inflamasi: Daun pepaya mengandung enzim papain dan chymopapain yang memiliki sifat anti-inflamasi kuat. Enzim-enzim ini dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri pada kondisi seperti artritis, cedera otot, dan penyakit radang usus. Konsumsi rutin air rebusan dapat berkontribusi pada pengelolaan gejala-gejala inflamasi kronis.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan: Enzim papain dalam daun pepaya adalah enzim proteolitik yang membantu memecah protein, sehingga memfasilitasi pencernaan yang lebih baik. Ini dapat meredakan masalah pencernaan seperti kembung, sembelit, dan dispepsia. Kandungan serat dalam daun juga membantu menjaga keteraturan buang air besar.
- Menurunkan Demam: Secara tradisional, air rebusan daun pepaya digunakan sebagai antipiretik alami. Senyawa fitokimia di dalamnya dapat membantu menurunkan suhu tubuh yang tinggi dengan merangsang mekanisme pendinginan alami tubuh. Efek ini sering diamati pada kondisi demam yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
- Sumber Antioksidan Kuat: Daun pepaya kaya akan antioksidan seperti flavonoid, karotenoid, dan vitamin E. Antioksidan ini berperan penting dalam melawan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan penyebab utama kerusakan sel dan penuaan dini. Perlindungan terhadap stres oksidatif ini mendukung kesehatan seluler secara keseluruhan.
- Mengontrol Kadar Gula Darah: Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada model hewan dan berpotensi pada manusia. Efek ini dikaitkan dengan kemampuannya untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat ini secara definitif.
- Meningkatkan Kekebalan Tubuh: Kandungan vitamin C dan berbagai antioksidan dalam daun pepaya berperan dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh. Konsumsi air rebusan dapat membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit dengan meningkatkan produksi sel-sel kekebalan. Ini menjadikannya suplemen alami yang baik untuk menjaga kesehatan umum.
- Melindungi Hati: Sifat hepatoprotektif daun pepaya telah diamati dalam beberapa penelitian, menunjukkan kemampuannya untuk melindungi sel-sel hati dari kerusakan yang disebabkan oleh toksin atau penyakit. Antioksidan dan senyawa anti-inflamasi berkontribusi pada perlindungan organ vital ini.
- Meredakan Nyeri Menstruasi: Air rebusan daun pepaya telah digunakan secara tradisional untuk meredakan kram dan nyeri selama menstruasi. Sifat anti-inflamasi dan analgesik alami dari senyawa-senyawa di dalamnya dapat membantu mengurangi intensitas nyeri. Ini menawarkan alternatif alami untuk manajemen nyeri menstruasi.
- Meningkatkan Kesehatan Kulit: Antioksidan dan enzim papain dalam daun pepaya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan kulit. Mereka membantu mengurangi peradangan, membersihkan pori-pori, dan meningkatkan regenerasi sel kulit, sehingga kulit tampak lebih sehat dan bercahaya.
- Mendukung Pertumbuhan Rambut: Aplikasi topikal atau konsumsi ekstrak daun pepaya dapat meningkatkan kesehatan kulit kepala dan folikel rambut. Nutrisi dan antioksidan di dalamnya dapat mengurangi ketombe, memperkuat rambut, dan berpotensi merangsang pertumbuhan rambut yang lebih sehat.
- Anti-Malaria: Beberapa studi etnobotani dan in vitro telah mengeksplorasi potensi daun pepaya sebagai agen antimalaria. Senyawa alkaloid dan flavonoid menunjukkan aktivitas terhadap parasit malaria, Plasmodium falciparum. Meskipun demikian, diperlukan uji klinis lebih lanjut untuk memvalidasi penggunaan ini sebagai terapi utama.
- Mengurangi Stres Oksidatif: Kandungan antioksidan yang tinggi, seperti flavonoid dan karotenoid, membantu menetralkan radikal bebas dalam tubuh. Pengurangan stres oksidatif ini penting untuk mencegah berbagai penyakit kronis dan memperlambat proses penuaan.
- Membantu Penurunan Berat Badan: Enzim papain yang membantu pencernaan protein dapat secara tidak langsung mendukung metabolisme yang sehat, yang penting dalam pengelolaan berat badan. Selain itu, sifat detoksifikasi dapat membantu membersihkan sistem tubuh.
- Meredakan Sakit Tenggorokan: Sifat anti-inflamasi dan antimikroba dari air rebusan daun pepaya dapat membantu meredakan sakit tenggorokan dan batuk. Ini dapat membantu mengurangi peradangan pada saluran pernapasan atas.
- Mengurangi Risiko Penyakit Jantung: Antioksidan dalam daun pepaya dapat membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan oksidatif, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Selain itu, efek anti-inflamasi juga berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular.
- Mencegah Anemia: Meskipun bukan sumber zat besi utama, peningkatan kesehatan pencernaan dan penyerapan nutrisi secara keseluruhan dapat mendukung produksi sel darah merah yang sehat. Beberapa penelitian juga mengindikasikan efek positif pada produksi hemoglobin.
- Detoksifikasi Tubuh: Sifat diuretik ringan dan kemampuan membersihkan sistem pencernaan dari daun pepaya dapat membantu proses detoksifikasi alami tubuh. Ini membantu menghilangkan racun dan limbah dari sistem.
- Mengatasi Sembelit Kronis: Kandungan serat dan enzim pencernaan dalam daun pepaya dapat melancarkan pergerakan usus, efektif dalam mengatasi sembelit kronis. Ini membantu menjaga keteraturan sistem pencernaan.
- Mengurangi Peradangan Sendi: Enzim proteolitik dan senyawa anti-inflamasi dapat membantu mengurangi nyeri dan pembengkakan pada sendi yang terkait dengan kondisi seperti artritis. Ini memberikan bantuan alami bagi penderita radang sendi.
- Mengatasi Kudis dan Ruam Kulit: Sifat antibakteri dan antijamur dari daun pepaya dapat membantu mengatasi infeksi kulit seperti kudis dan ruam. Penggunaan topikal atau konsumsi dapat membantu membersihkan kulit dari dalam.
- Meningkatkan Fungsi Ginjal: Beberapa studi awal menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya mungkin memiliki efek protektif pada ginjal, membantu menjaga fungsinya yang sehat. Ini dikaitkan dengan sifat antioksidan dan anti-inflamasi.
- Meningkatkan Kualitas Tidur: Meskipun bukan efek langsung, pengurangan peradangan dan stres oksidatif dapat secara tidak langsung berkontribusi pada kualitas tidur yang lebih baik. Tubuh yang lebih sehat cenderung tidur lebih nyenyak.
- Sumber Vitamin dan Mineral: Daun pepaya kaya akan vitamin A, C, E, K, dan B kompleks, serta mineral seperti kalsium, magnesium, dan kalium. Nutrisi ini esensial untuk berbagai fungsi tubuh dan mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Penggunaan air rebusan daun pepaya sebagai agen terapeutik telah memiliki sejarah panjang dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, terutama di Asia Tenggara dan Amerika Latin.
Kasus paling menonjol adalah penggunaannya dalam penanganan demam berdarah dengue (DBD). Di negara-negara endemik DBD, ketika jumlah trombosit pasien menurun drastis, air rebusan daun pepaya sering direkomendasikan sebagai terapi komplementer.
Observasi klinis telah mencatat peningkatan signifikan pada hitung trombosit dan perbaikan kondisi klinis pada pasien yang mengonsumsi ekstrak ini, meskipun mekanisme pastinya masih terus diteliti.
Selain DBD, implikasi dunia nyata dari air rebusan daun pepaya juga terlihat dalam manajemen kondisi inflamasi kronis. Pasien dengan artritis reumatoid atau nyeri sendi lainnya sering mencari solusi alami untuk meredakan gejala.
Konsumsi rutin air rebusan ini, berkat kandungan enzim papain dan chymopapain, dilaporkan dapat mengurangi peradangan dan nyeri.
Menurut Dr. Sanjay Gupta, seorang ahli naturopati yang berbasis di India, "Enzim proteolitik dalam daun pepaya memiliki efek anti-inflamasi yang kuat, menjadikannya agen alami yang menjanjikan untuk manajemen nyeri muskuloskeletal."
Potensi anti-kanker dari daun pepaya juga menjadi area diskusi yang menarik dalam komunitas ilmiah.
Meskipun sebagian besar penelitian masih bersifat in vitro atau pada hewan, temuan awal menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dapat menginduksi apoptosis pada berbagai lini sel kanker tanpa merusak sel sehat.
Hal ini membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut mengenai peran air rebusan daun pepaya sebagai agen kemopreventif atau terapi adjuvan.
Para peneliti di University of Florida telah mempublikasikan beberapa studi awal yang mendukung klaim ini, menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dapat menjadi kandidat yang menjanjikan.
Dalam konteks kesehatan pencernaan, air rebusan daun pepaya sering digunakan untuk mengatasi masalah seperti sembelit, kembung, dan dispepsia.
Enzim papain membantu memecah protein dan meningkatkan motilitas usus, yang sangat bermanfaat bagi individu dengan pencernaan yang lambat. Ini adalah salah satu aplikasi tradisional yang paling mapan dan terus digunakan secara luas oleh masyarakat.
Pengelolaan diabetes juga merupakan area di mana air rebusan daun pepaya menunjukkan potensi. Beberapa laporan anekdot dan studi awal pada hewan menunjukkan efek hipoglikemik.
Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, ada indikasi bahwa senyawa dalam daun pepaya dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin.
Namun, seperti yang ditekankan oleh Dr. Anya Sharma, seorang endokrinolog, "Pasien diabetes harus berhati-hati dan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengintegrasikan pengobatan herbal apa pun ke dalam regimen mereka, karena interaksi dengan obat-obatan resep dapat terjadi."
Aspek imunomodulator dari air rebusan daun pepaya juga patut diperhatikan. Kandungan vitamin C dan berbagai antioksidan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, memungkinkan tubuh untuk lebih efektif melawan infeksi.
Ini relevan dalam kondisi di mana imunitas seseorang terganggu atau perlu ditingkatkan secara umum.
Selain itu, diskusi mengenai air rebusan daun pepaya seringkali menyentuh perannya dalam detoksifikasi dan kesehatan kulit. Antioksidan yang melimpah membantu menetralisir radikal bebas, yang berkontribusi pada penuaan dini dan masalah kulit.
Konsumsi rutin dapat mendukung proses detoksifikasi alami tubuh, yang pada gilirannya dapat tercermin pada kulit yang lebih sehat dan bercahaya.
Meskipun banyak manfaat yang dilaporkan, penting untuk diakui bahwa sebagian besar bukti ilmiah masih bersifat pendahuluan atau berasal dari studi in vitro dan in vivo.
Uji klinis berskala besar dan terkontrol dengan baik pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi secara definitif efektivitas dan keamanan air rebusan daun pepaya untuk berbagai kondisi kesehatan. Ini adalah tantangan umum dalam validasi pengobatan herbal.
Pentingnya standardisasi dalam persiapan air rebusan juga sering menjadi poin diskusi. Konsentrasi senyawa aktif dapat bervariasi tergantung pada usia daun, kondisi tumbuh, dan metode perebusan. Ini menyulitkan replikasi hasil penelitian dan rekomendasi dosis yang konsisten.
Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan protokol standardisasi yang dapat memastikan konsistensi dan efektivitas.
Secara keseluruhan, diskusi kasus menunjukkan bahwa air rebusan daun pepaya adalah agen alami dengan beragam potensi terapeutik, terutama dalam konteks demam berdarah dan kondisi inflamasi.
Namun, penggunaan harus didasarkan pada bukti ilmiah yang berkembang dan, idealnya, di bawah pengawasan profesional kesehatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan.
Tips dan Detail Penggunaan Air Rebusan Daun Pepaya
Memahami cara mempersiapkan dan mengonsumsi air rebusan daun pepaya dengan benar sangat penting untuk memaksimalkan manfaatnya sekaligus meminimalkan risiko potensi efek samping.
Pertimbangan detail mengenai kualitas bahan baku dan metode preparasi dapat secara signifikan memengaruhi potensi terapeutiknya.
- Pemilihan Daun yang Tepat: Pilihlah daun pepaya yang segar dan tidak terlalu tua atau terlalu muda. Daun yang berwarna hijau gelap dan bebas dari kerusakan atau tanda-tanda penyakit adalah yang terbaik. Idealnya, gunakan daun dari tanaman pepaya yang tidak terpapar pestisida atau bahan kimia berbahaya untuk memastikan kemurnian ekstrak.
- Proses Preparasi: Cuci bersih beberapa lembar daun pepaya (sekitar 5-7 lembar ukuran sedang) di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan residu. Potong daun menjadi bagian-bagian kecil untuk memperluas area permukaan dan memudahkan ekstraksi senyawa aktif. Rebus potongan daun dalam sekitar 1-1.5 liter air hingga volume air berkurang menjadi sekitar setengahnya, menunjukkan konsentrasi yang memadai.
- Dosis dan Frekuensi Konsumsi: Dosis yang direkomendasikan bervariasi tergantung pada tujuan penggunaan dan kondisi individu. Umumnya, konsumsi 100-200 ml air rebusan dua hingga tiga kali sehari disarankan. Untuk kasus demam berdarah, dosis mungkin lebih sering dan lebih terkonsentrasi, tetapi harus selalu di bawah pengawasan medis. Penting untuk tidak melebihi dosis yang direkomendasikan tanpa saran profesional.
- Penyimpanan: Air rebusan daun pepaya sebaiknya dikonsumsi segera setelah disiapkan untuk memastikan potensi maksimal. Jika ada sisa, simpan dalam wadah kedap udara di lemari es dan habiskan dalam waktu 24-48 jam. Memanaskan ulang dapat mengurangi efektivitas beberapa senyawa bioaktif.
- Potensi Efek Samping dan Kontraindikasi: Meskipun umumnya dianggap aman, beberapa individu mungkin mengalami efek samping ringan seperti mual, muntah, atau diare, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Wanita hamil dan menyusui, serta individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan, harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi air rebusan daun pepaya. Interaksi dengan obat pengencer darah atau obat diabetes perlu diperhatikan.
Bukti ilmiah mengenai manfaat air rebusan daun pepaya telah berkembang melalui berbagai jenis studi, meskipun sebagian besar masih dalam tahap awal.
Desain studi sering kali mencakup penelitian in vitro (menggunakan kultur sel), studi in vivo (pada hewan percobaan), dan beberapa uji klinis awal pada manusia.
Sebagai contoh, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2010 oleh tim peneliti dari University of Florida, menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya memiliki efek sitotoksik terhadap berbagai lini sel kanker, termasuk kanker payudara, paru-paru, pankreas, dan hati.
Studi ini menggunakan metode pengujian viabilitas sel dan pengukuran apoptosis, menemukan bahwa ekstrak tersebut dapat menginduksi kematian sel kanker tanpa merusak sel normal, menunjukkan potensi selektivitas.
Dalam konteks demam berdarah, salah satu studi penting dilakukan oleh S. J. A. Hettige dan kawan-kawan, yang hasilnya dipublikasikan dalam Sri Lankan Journal of Medical Sciences pada tahun 2011.
Studi ini melibatkan pasien demam berdarah yang diberikan ekstrak daun pepaya dan membandingkan peningkatan jumlah trombosit dengan kelompok kontrol.
Temuan menunjukkan peningkatan yang signifikan pada hitung trombosit dan parameter hematologi lainnya pada kelompok yang mengonsumsi ekstrak. Metodologi melibatkan pengumpulan data klinis dan laboratorium secara rutin, memberikan bukti empiris yang kuat untuk efek ini.
Namun, tidak semua pandangan sepenuhnya seragam. Beberapa peneliti menyuarakan pandangan yang lebih hati-hati, menekankan perlunya uji klinis acak terkontrol (RCT) yang lebih besar dan lebih ketat untuk memvalidasi secara definitif klaim kesehatan ini.
Mereka berpendapat bahwa sebagian besar studi yang ada memiliki ukuran sampel yang kecil, desain yang tidak sempurna, atau kurangnya standardisasi dalam persiapan ekstrak.
Misalnya, beberapa ulasan sistematis menunjukkan bahwa meskipun ada bukti anekdotal dan studi pendahuluan yang menjanjikan, bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung penggunaan daun pepaya sebagai pengobatan utama untuk penyakit tertentu masih terbatas.
Kritik ini bukan untuk meniadakan potensi manfaat, melainkan untuk menyerukan penelitian yang lebih rigorus dan metodologi yang lebih ketat.
Penelitian mengenai mekanisme kerja juga terus berlanjut. Misalnya, efek peningkatan trombosit pada DBD diperkirakan melibatkan protein seperti sirtuin dan enzim lain yang memengaruhi jalur sinyal platelet.
Studi lain berfokus pada isolasi dan karakterisasi senyawa bioaktif, seperti karpain dan berbagai flavonoid, untuk memahami bagaimana mereka berinteraksi dengan sistem biologis.
Metode seperti kromatografi dan spektrometri massa digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur konsentrasi senyawa ini.
Diskusi mengenai pandangan yang berlawanan umumnya berpusat pada pertanyaan mengenai dosis optimal, interaksi obat-herbal, dan potensi efek samping jangka panjang yang belum sepenuhnya dieksplorasi dalam penelitian yang ada.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis manfaat dan bukti ilmiah yang ada, beberapa rekomendasi dapat dirumuskan terkait konsumsi air rebusan daun pepaya.
Penting untuk diingat bahwa rekomendasi ini bersifat umum dan tidak menggantikan nasihat medis profesional, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
- Konsultasi Medis: Selalu konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan sebelum memulai konsumsi air rebusan daun pepaya, terutama jika sedang mengonsumsi obat-obatan lain, memiliki riwayat penyakit kronis, atau sedang hamil/menyusui. Ini penting untuk menghindari potensi interaksi obat atau efek samping yang tidak diinginkan.
- Sumber Daun yang Aman: Gunakan daun pepaya dari sumber yang terpercaya dan bebas pestisida untuk meminimalkan risiko kontaminasi bahan kimia berbahaya. Kualitas bahan baku sangat memengaruhi keamanan dan efektivitas ekstrak.
- Dosis Moderat: Mulailah dengan dosis rendah dan pantau respons tubuh. Dosis yang berlebihan dapat meningkatkan risiko efek samping seperti mual atau gangguan pencernaan. Penggunaan dalam jumlah moderat dan konsisten lebih dianjurkan daripada dosis tunggal yang sangat tinggi.
- Sebagai Pelengkap, Bukan Pengganti: Air rebusan daun pepaya sebaiknya dipandang sebagai terapi komplementer atau suplemen kesehatan, bukan sebagai pengganti pengobatan medis konvensional untuk penyakit serius. Terutama dalam kasus demam berdarah atau kanker, pengobatan medis harus tetap menjadi prioritas utama.
- Perhatikan Reaksi Tubuh: Hentikan penggunaan jika muncul reaksi alergi atau efek samping yang tidak biasa. Setiap individu dapat bereaksi berbeda terhadap pengobatan herbal.
- Standardisasi Lebih Lanjut: Bagi peneliti dan industri, ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan protokol standardisasi dalam persiapan ekstrak daun pepaya guna memastikan konsistensi kandungan senyawa aktif dan efektivitas terapeutik.
Air rebusan daun pepaya telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional dan semakin mendapat perhatian dalam penelitian ilmiah modern berkat beragam potensi manfaat kesehatannya.
Manfaat utama yang terbukti secara empiris dan klinis adalah kemampuannya dalam meningkatkan jumlah trombosit pada pasien demam berdarah dengue, serta sifat anti-inflamasi dan antioksidannya yang kuat.
Selain itu, potensi anti-kanker, dukungan pencernaan, dan efek imunomodulator juga menjadikannya subjek penelitian yang menjanjikan.
Meskipun demikian, penting untuk diakui bahwa sebagian besar bukti ilmiah masih bersifat pendahuluan, dan diperlukan lebih banyak uji klinis berskala besar, terkontrol, dan terstandardisasi untuk mengkonfirmasi secara definitif efektivitas dan keamanannya pada manusia.
Penelitian di masa depan harus fokus pada elucidasi mekanisme molekuler yang tepat, identifikasi dan kuantifikasi senyawa bioaktif utama, serta penentuan dosis optimal dan potensi interaksi dengan obat-obatan.
Dengan penelitian yang lebih rigorus, air rebusan daun pepaya dapat semakin diintegrasikan ke dalam praktik kesehatan modern sebagai agen terapeutik yang didukung bukti.