Ketahui 12 Manfaat Daun Stevia yang Bikin Kamu Penasaran

Senin, 1 September 2025 oleh journal

Stevia rebaudiana Bertoni, umumnya dikenal sebagai stevia, adalah tanaman herbal yang berasal dari Amerika Selatan, khususnya Paraguay dan Brasil. Tanaman ini telah lama digunakan oleh masyarakat adat sebagai pemanis alami dan obat tradisional.

Keunikan tanaman ini terletak pada senyawa glikosida steviol yang terkandung dalam daunnya, seperti steviosida dan rebaudiosida A, yang memberikan rasa manis intens tanpa kalori signifikan.

Ketahui 12 Manfaat Daun Stevia yang Bikin Kamu Penasaran

Penggunaan ekstrak dari bagian tanaman ini sebagai alternatif gula telah mendapatkan perhatian global karena potensi dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, terutama dalam pengelolaan kadar glukosa dan berat badan.

manfaat daun stevia

  1. Pengganti Gula Alami Bebas Kalori

    Daun stevia mengandung glikosida steviol yang memberikan rasa manis ratusan kali lebih intens dibandingkan sukrosa, namun tanpa memberikan kalori.

    Hal ini menjadikannya pilihan ideal bagi individu yang ingin mengurangi asupan kalori dan gula dalam diet mereka.

    Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Food and Chemical Toxicology pada tahun 2008 oleh Chatsudthipong dan Muanprasat menyoroti keamanan dan efektivitas stevia sebagai pemanis non-nutrisi.

    Kemampuannya untuk tidak berkontribusi pada asupan energi menjadikannya alat penting dalam strategi penurunan berat badan dan pencegahan obesitas.

  2. Potensi Menurunkan Kadar Gula Darah

    Berbeda dengan gula konvensional, stevia tidak meningkatkan kadar glukosa darah. Senyawa steviosida telah terbukti merangsang pelepasan insulin dari sel beta pankreas dan meningkatkan sensitivitas insulin, yang sangat bermanfaat bagi penderita diabetes tipe 2.

    Penelitian yang dipublikasikan di Metabolism: Clinical and Experimental pada tahun 2000 oleh Curi et al. menunjukkan bahwa steviosida dapat memperbaiki toleransi glukosa pada pasien diabetes.

    Ini memberikan alternatif pemanis yang aman bagi individu dengan gangguan metabolisme glukosa.

  3. Membantu Pengelolaan Berat Badan

    Karena sifatnya yang bebas kalori, penggunaan stevia dapat membantu mengurangi total asupan kalori harian tanpa mengorbankan rasa manis. Hal ini mendukung upaya pengelolaan berat badan dan pencegahan obesitas.

    Mengganti gula dengan stevia dalam minuman dan makanan dapat secara signifikan mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi, yang merupakan strategi efektif untuk mencapai defisit kalori. Sebuah tinjauan sistematis oleh Ulbricht et al.

    dalam Journal of Herbal Pharmacotherapy (2007) menggarisbawahi peran stevia dalam diet rendah kalori.

  4. Potensi Menurunkan Tekanan Darah

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa steviosida mungkin memiliki efek vasodilatasi, yang dapat membantu menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi.

    Sebuah studi klinis yang diterbitkan di British Journal of Clinical Pharmacology pada tahun 2003 oleh Hsieh et al. menemukan bahwa steviosida dapat secara signifikan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.

    Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada populasi yang lebih luas dan menentukan dosis yang optimal.

  5. Sifat Antioksidan

    Daun stevia mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang dikenal memiliki aktivitas antioksidan. Antioksidan berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang merupakan faktor penyebab berbagai penyakit kronis.

    Penelitian in vitro dan in vivo telah menunjukkan bahwa ekstrak stevia dapat menunjukkan kapasitas antioksidan yang signifikan. Hal ini menunjukkan potensi stevia dalam mendukung kesehatan seluler dan mengurangi risiko penyakit degeneratif.

  6. Kesehatan Gigi dan Mulut

    Stevia bersifat non-kariogenik, artinya tidak difermentasi oleh bakteri di mulut yang menyebabkan pembentukan asam dan kerusakan gigi. Penggunaan stevia sebagai pemanis dalam produk pasta gigi dan permen karet dapat membantu mengurangi risiko karies gigi.

    Berbeda dengan sukrosa yang menjadi sumber makanan bagi bakteri mulut, stevia tidak mendukung pertumbuhan bakteri patogen. Ini menjadikan stevia pilihan yang lebih sehat untuk kesehatan mulut dibandingkan pemanis bergula.

  7. Potensi Efek Anti-inflamasi

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa dalam stevia mungkin memiliki sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis adalah dasar dari banyak penyakit tidak menular, dan kemampuan untuk memodulasi respons inflamasi dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.

    Meskipun mekanisme pastinya masih diteliti, temuan awal menunjukkan bahwa stevia berpotensi menjadi agen yang mendukung kesehatan melalui pengurangan peradangan. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia.

  8. Tidak Meningkatkan Risiko Kanker

    Berbeda dengan beberapa pemanis buatan yang pernah dipertanyakan keamanannya terkait risiko kanker, penelitian ekstensif tentang stevia belum menunjukkan bukti peningkatan risiko kanker pada dosis konsumsi yang normal.

    Badan regulasi seperti FDA dan EFSA telah menyetujui glikosida steviol sebagai aman untuk konsumsi manusia. Tinjauan keamanan yang komprehensif mendukung kesimpulan bahwa stevia tidak bersifat karsinogenik.

    Ini memberikan keyakinan kepada konsumen mengenai keamanannya dalam jangka panjang.

  9. Mendukung Kesehatan Pencernaan

    Beberapa laporan anekdotal dan penelitian awal menunjukkan bahwa stevia dapat memiliki efek positif pada kesehatan saluran pencernaan. Stevia dapat bertindak sebagai prebiotik, mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus, yang penting untuk fungsi pencernaan yang optimal.

    Keseimbangan mikrobioma usus sangat krusial untuk penyerapan nutrisi dan kekebalan tubuh. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme dan sejauh mana dampak stevia pada kesehatan pencernaan.

  10. Stabilitas Panas

    Glikosida steviol sangat stabil terhadap panas, sehingga cocok digunakan dalam berbagai aplikasi kuliner, termasuk memanggang dan memasak. Sifat ini memungkinkan stevia mempertahankan rasa manisnya bahkan pada suhu tinggi, menjadikannya pengganti gula yang serbaguna di dapur.

    Stabilitas termal ini membedakannya dari beberapa pemanis lain yang dapat terurai saat dipanaskan. Hal ini sangat menguntungkan bagi industri makanan dan konsumen rumahan.

  11. Tidak Mempengaruhi Kadar Trigliserida

    Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi stevia tidak memiliki efek negatif pada kadar trigliserida dalam darah, yang merupakan indikator penting kesehatan kardiovaskular. Beberapa pemanis dan gula dapat meningkatkan kadar trigliserida, yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

    Stevia menawarkan alternatif yang aman yang tidak berkontribusi pada dislipidemia. Ini merupakan aspek positif lain bagi individu yang memperhatikan kesehatan jantung mereka.

  12. Ketersediaan Luas dan Berkelanjutan

    Tanaman stevia dapat dibudidayakan secara berkelanjutan di berbagai iklim, menjadikannya sumber pemanis alami yang dapat diakses secara luas. Proses ekstraksi glikosida steviol juga relatif ramah lingkungan dibandingkan dengan produksi gula konvensional yang intensif.

    Ketersediaan yang luas dan praktik pertanian yang berkelanjutan berkontribusi pada daya tarik stevia sebagai solusi jangka panjang untuk kebutuhan pemanis global. Ini mendukung tren menuju produk yang lebih alami dan ramah lingkungan.

Dalam konteks pengelolaan diabetes, daun stevia telah menunjukkan potensi besar sebagai pemanis yang aman dan bermanfaat. Banyak pasien diabetes menghadapi tantangan dalam mengendalikan kadar gula darah mereka sambil tetap menikmati makanan manis.

Stevia menawarkan solusi yang memungkinkan mereka mengurangi asupan gula tanpa memengaruhi respons glikemik.

Menurut Dr. Jan Geuns, seorang peneliti dari Universitas Katolik Leuven, studi menunjukkan bahwa steviosida dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin pada model hewan dan beberapa studi manusia, yang merupakan mekanisme kunci dalam manajemen diabetes tipe 2.

Aspek penting lainnya adalah peran stevia dalam memerangi epidemi obesitas global. Dengan meningkatnya konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang mendesak.

Mengganti gula dengan stevia dalam produk makanan dan minuman dapat secara signifikan mengurangi asupan kalori total, membantu individu mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat.

Seperti yang dijelaskan oleh American Heart Association, pengurangan asupan gula tambahan adalah langkah krusial untuk mencegah penambahan berat badan yang tidak sehat dan mengurangi risiko penyakit terkait obesitas.

Kesehatan kardiovaskular juga merupakan area di mana stevia menunjukkan janji. Beberapa penelitian awal telah mengindikasikan bahwa steviosida dapat membantu menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi. Mekanisme yang diusulkan melibatkan efek diuretik dan vasodilatasi.

Menurut penelitian yang diterbitkan di Clinical Therapeutics pada tahun 2003 oleh Liu et al., pasien yang mengonsumsi steviosida mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan dibandingkan dengan kelompok plasebo.

Namun, perlu dicatat bahwa penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan durasi yang lebih lama diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara definitif.

Dalam industri makanan dan minuman, adopsi stevia semakin meluas sebagai respons terhadap permintaan konsumen akan produk yang lebih sehat dan alami.

Produsen menggunakan ekstrak stevia untuk menciptakan versi rendah kalori dari minuman ringan, produk susu, makanan yang dipanggang, dan permen.

Transisi ini tidak hanya memenuhi preferensi konsumen tetapi juga mendukung inisiatif kesehatan masyarakat untuk mengurangi konsumsi gula. Inovasi produk ini menunjukkan adaptasi pasar terhadap alternatif pemanis yang lebih sehat.

Meskipun manfaatnya banyak, penting untuk memahami bahwa stevia bukanlah obat ajaib. Penggunaannya harus menjadi bagian dari diet seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan.

Konsumsi berlebihan, meskipun jarang, dapat menyebabkan efek samping ringan pada beberapa individu, seperti kembung atau mual.

Menurut European Food Safety Authority (EFSA), asupan harian yang dapat diterima (ADI) untuk glikosida steviol adalah 4 mg per kilogram berat badan, memastikan konsumsi yang aman bagi sebagian besar populasi.

Pertimbangan lain adalah variasi rasa. Meskipun stevia secara umum manis, beberapa individu mungkin merasakan sedikit rasa pahit atau licorice pada konsentrasi tinggi, terutama dari rebaudiosida A.

Produsen telah berinvestasi dalam penelitian untuk mengembangkan ekstrak stevia dengan profil rasa yang lebih bersih, seperti rebaudiosida M, yang lebih mirip gula.

Pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan penerimaan konsumen terhadap produk yang mengandung stevia dan memperluas aplikasinya di pasar.

Dalam konteks kesehatan gigi, stevia menawarkan keuntungan signifikan karena tidak bersifat kariogenik. Bakteri dalam mulut tidak dapat memetabolisme glikosida steviol, sehingga tidak ada produksi asam yang merusak email gigi.

Ini menjadikannya pilihan ideal untuk produk kebersihan mulut seperti pasta gigi dan obat kumur, serta permen bebas gula. American Dental Association mendukung penggunaan pemanis non-kariogenik sebagai bagian dari strategi pencegahan karies.

Aspek keberlanjutan juga menjadi sorotan. Budidaya stevia memiliki jejak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan produksi gula tebu atau bit. Tanaman ini membutuhkan lebih sedikit air dan lahan untuk menghasilkan jumlah pemanis yang setara.

Ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dan praktik pertanian yang bertanggung jawab. Pilihan stevia sebagai pemanis mendukung upaya global untuk mengurangi dampak lingkungan dari produksi pangan.

Terakhir, penerimaan regulasi terhadap stevia di berbagai negara mencerminkan kepercayaan ilmiah terhadap keamanannya.

Setelah tinjauan ketat oleh badan seperti Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat dan European Food Safety Authority (EFSA) di Eropa, glikosida steviol murni telah disetujui untuk digunakan sebagai pemanis.

Proses persetujuan ini didasarkan pada data toksikologi ekstensif yang menunjukkan tidak ada efek samping yang merugikan pada dosis yang disarankan. Persetujuan global ini memperkuat posisi stevia sebagai alternatif gula yang aman dan efektif.

Tips Penggunaan dan Detail Penting

Memasukkan daun stevia atau ekstraknya ke dalam pola makan dapat menjadi strategi efektif untuk mengurangi asupan gula. Namun, penting untuk memahami beberapa tips dan detail untuk memaksimalkan manfaatnya dan menghindari potensi masalah.

Kualitas produk stevia bervariasi, dan memilih produk yang tepat akan sangat memengaruhi pengalaman rasa dan manfaat kesehatan yang diperoleh. Mempelajari cara menggunakannya dengan bijak adalah kunci untuk integrasi yang sukses.

  • Pilih Ekstrak Stevia Murni

    Saat membeli produk stevia, carilah yang mengandung ekstrak glikosida steviol murni, seperti rebaudiosida A atau rebaudiosida M, dan hindari produk yang mengandung bahan pengisi atau pemanis buatan lainnya.

    Beberapa produk stevia komersial mungkin dicampur dengan erythritol atau dekstrin, yang meskipun umumnya aman, dapat mengubah profil kalori atau rasa.

    Memilih kemurnian tinggi akan memastikan Anda mendapatkan manfaat maksimal dari stevia itu sendiri dan menghindari bahan tambahan yang tidak diinginkan.

  • Perhatikan Rasio Manis

    Stevia jauh lebih manis daripada gula, jadi gunakan dalam jumlah yang sangat kecil. Rasio kemanisan bervariasi tergantung pada konsentrasi glikosida steviol, tetapi umumnya 200-400 kali lebih manis dari gula.

    Penting untuk memulai dengan sedikit dan menyesuaikannya sesuai selera untuk menghindari rasa pahit yang kadang muncul jika digunakan terlalu banyak. Penggunaan berlebihan dapat menghasilkan aftertaste yang kurang menyenangkan bagi beberapa individu.

  • Gunakan dalam Memasak dan Memanggang

    Stevia stabil pada suhu tinggi, menjadikannya pengganti gula yang cocok untuk memasak dan memanggang. Namun, karena tidak memberikan volume atau tekstur seperti gula, Anda mungkin perlu menyesuaikan resep atau menambahkan bahan lain untuk kompensasi.

    Untuk resep yang mengandalkan volume gula (misalnya, kue), pertimbangkan untuk mengurangi sebagian gula dan menggantinya dengan stevia, atau mencari resep yang memang dirancang untuk pemanis tanpa kalori.

  • Kombinasikan dengan Pemanis Lain (Jika Perlu)

    Jika Anda tidak menyukai aftertaste stevia yang terkadang muncul, Anda bisa mencoba mengkombinasikannya dengan pemanis alami rendah kalori lainnya seperti erythritol atau xylitol. Kombinasi ini dapat membantu menyeimbangkan rasa dan mengurangi aftertaste yang tidak diinginkan.

    Banyak produk pemanis bebas gula di pasaran sudah menggunakan kombinasi ini untuk mencapai profil rasa yang lebih mendekati gula. Ini adalah strategi yang baik untuk transisi yang lebih mulus.

  • Konsultasi dengan Profesional Kesehatan

    Meskipun stevia umumnya aman, individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menggunakannya secara teratur.

    Ini sangat penting bagi penderita diabetes yang sedang mengelola kadar gula darah mereka atau individu dengan masalah tekanan darah. Profesional kesehatan dapat memberikan panduan personalisasi berdasarkan riwayat kesehatan Anda.

Penelitian ilmiah mengenai manfaat daun stevia sebagian besar berfokus pada glikosida steviol, senyawa bioaktif utama yang bertanggung jawab atas rasa manisnya.

Desain studi bervariasi, mulai dari studi in vitro yang meneliti mekanisme molekuler hingga uji klinis pada manusia.

Misalnya, sebuah studi acak, tersamar ganda, terkontrol plasebo yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Pharmacology pada tahun 2000 oleh Chan et al. mengevaluasi efek steviosida pada pasien hipertensi ringan hingga sedang.

Sampel melibatkan 106 pasien yang diberi steviosida atau plasebo selama satu tahun.

Metode yang digunakan termasuk pengukuran tekanan darah secara teratur, dan temuan menunjukkan penurunan tekanan darah yang signifikan pada kelompok steviosida tanpa efek samping serius.

Mengenai efek pada kadar glukosa darah, sebuah penelitian yang dimuat dalam Metabolism pada tahun 2000 oleh Gregersen et al. menyelidiki dampak steviosida pada sensitivitas insulin dan toleransi glukosa pada pasien diabetes tipe 2.

Studi ini menggunakan desain crossover acak, di mana partisipan menerima steviosida atau plasebo selama periode tertentu. Hasilnya menunjukkan bahwa steviosida mampu mengurangi respons glukosa pasca-prandial dan meningkatkan respons insulin, mendukung potensinya sebagai agen antidiabetik.

Ini memberikan bukti kuat mengenai peran stevia dalam manajemen glikemik.

Namun, perlu dicatat bahwa ada beberapa pandangan yang berbeda atau perluasan dalam penelitian.

Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar studi yang menunjukkan manfaat signifikan, terutama dalam konteks penurunan tekanan darah, dilakukan dengan dosis glikosida steviol yang relatif tinggi atau pada populasi yang spesifik.

Misalnya, meskipun studi Chan et al. menunjukkan hasil positif untuk hipertensi, ada penelitian lain yang tidak menemukan efek yang sama pada populasi normotensif atau dengan dosis yang lebih rendah.

Basis untuk pandangan ini adalah perlunya replikasi temuan pada kohort yang lebih beragam dan dengan desain studi yang berbeda untuk menggeneralisasi hasilnya.

Selain itu, profil rasa stevia juga menjadi area diskusi.

Meskipun glikosida steviol murni seperti rebaudiosida A dan M umumnya diterima, beberapa individu melaporkan aftertaste pahit atau licorice, terutama dari ekstrak yang kurang murni atau pada konsentrasi tinggi.

Hal ini terkadang menjadi penghalang bagi penerimaan konsumen yang luas.

Industri terus berinvestasi dalam penelitian untuk mengidentifikasi dan mengisolasi glikosida steviol dengan profil rasa yang lebih baik atau mengembangkan teknologi untuk menghilangkan aftertaste yang tidak diinginkan, misalnya melalui proses enzimatik atau pemurnian lebih lanjut.

Penting juga untuk membedakan antara daun stevia utuh dan ekstrak glikosida steviol murni yang disetujui untuk konsumsi.

Sementara daun stevia utuh telah digunakan secara tradisional, badan regulasi seperti FDA hanya menyetujui glikosida steviol dengan kemurnian tinggi (>95%) sebagai "umumnya diakui aman" (GRAS).

Ini karena daun utuh dapat mengandung senyawa lain yang belum sepenuhnya dievaluasi keamanannya atau yang dapat berinteraksi dengan obat-obatan. Basis pandangan ini adalah prinsip kehati-hatian dalam regulasi pangan untuk memastikan keamanan konsumen.

Rekomendasi Penggunaan Daun Stevia

Berdasarkan analisis ilmiah yang komprehensif, penggunaan daun stevia dan ekstraknya direkomendasikan sebagai alternatif pemanis yang aman dan bermanfaat, terutama bagi individu yang ingin mengurangi asupan gula dan kalori.

Prioritaskan produk ekstrak glikosida steviol murni yang telah disetujui oleh badan regulasi untuk memastikan keamanan dan kualitas. Integrasikan stevia sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya nutrisi, bukan sebagai solusi tunggal untuk masalah kesehatan.

Bagi penderita diabetes atau individu dengan masalah tekanan darah, konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum mengadopsi stevia secara rutin.

Hal ini untuk memastikan bahwa penggunaan stevia selaras dengan rencana pengobatan yang ada dan untuk memantau potensi interaksi. Mulailah dengan dosis kecil dan sesuaikan secara bertahap untuk menemukan tingkat kemanisan yang diinginkan tanpa menyebabkan aftertaste.

Eksplorasi berbagai jenis glikosida steviol, seperti rebaudiosida M, jika profil rasa menjadi perhatian.

Daun stevia, melalui senyawa glikosida steviolnya, menawarkan alternatif pemanis alami yang signifikan dengan potensi manfaat kesehatan yang luas, termasuk pengelolaan kadar glukosa darah, penurunan berat badan, dan potensi efek pada tekanan darah.

Keamanan dan stabilitasnya menjadikannya pilihan yang menarik bagi konsumen dan industri makanan. Meskipun banyak bukti mendukung manfaatnya, penting untuk menggunakan ekstrak stevia murni dan memadukannya dengan pola makan dan gaya hidup sehat secara keseluruhan.

Penelitian di masa depan harus terus berfokus pada mekanisme yang lebih rinci dari glikosida steviol, efek jangka panjang pada populasi yang lebih luas, dan pengembangan varian dengan profil rasa yang lebih baik untuk memaksimalkan penerimaan dan potensi terapeutiknya.