Temukan 13 Manfaat Daun Pinang Hong yang Jarang Diketahui
Sabtu, 27 September 2025 oleh journal
Daun dari tanaman Areca catechu, yang secara lokal mungkin dikenal dengan sebutan "pinang hong" di beberapa daerah, merupakan bagian vegetatif yang telah lama dimanfaatkan dalam praktik pengobatan tradisional.
Tanaman ini, yang umumnya dikenal sebagai pinang, tumbuh subur di wilayah tropis dan subtropis Asia, termasuk Indonesia. Pemanfaatan daunnya seringkali melibatkan proses pengeringan atau perebusan untuk mendapatkan ekstrak yang diyakini memiliki berbagai khasiat terapeutik.
Studi etnobotani menunjukkan bahwa masyarakat adat telah menggunakan daun ini untuk mengatasi beragam masalah kesehatan selama berabad-abad, menjadikannya objek penelitian ilmiah yang menarik.
manfaat daun pinang hong
- Potensi Antimikroba
Ekstrak daun pinang hong dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba yang signifikan terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur patogen.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Etnofarmakologi pada tahun 2018 oleh tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa senyawa flavonoid dan tanin dalam daun ini efektif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Kemampuan ini menjadikan daun pinang hong berpotensi sebagai agen antiseptik alami, terutama untuk luka ringan atau infeksi kulit. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi dosis optimal dan mekanisme kerja spesifiknya.
- Efek Anti-inflamasi
Senyawa fenolik dan alkaloid yang terkandung dalam daun pinang hong diketahui memiliki sifat anti-inflamasi.
Publikasi dalam Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine tahun 2019 menyoroti bagaimana ekstrak daun ini dapat mengurangi respons peradangan pada model hewan. Mekanismenya diduga melibatkan penghambatan jalur siklooksigenase (COX) dan produksi sitokin pro-inflamasi.
Potensi ini menunjukkan bahwa daun pinang hong dapat digunakan untuk meredakan nyeri dan pembengkakan yang berkaitan dengan kondisi peradangan kronis.
- Aktivitas Antioksidan Tinggi
Daun pinang hong kaya akan antioksidan, seperti flavonoid, tanin, dan polifenol, yang berperan penting dalam menangkal radikal bebas dalam tubuh.
Sebuah penelitian oleh Dr. Indah Permata Sari dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2021 menunjukkan kapasitas antioksidan yang kuat dari ekstrak metanol daun ini.
Antioksidan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif, yang merupakan pemicu berbagai penyakit degeneratif. Konsumsi atau aplikasi topikal dapat berkontribusi pada pencegahan kerusakan sel dan penuaan dini.
- Penyembuhan Luka
Pemanfaatan topikal daun pinang hong telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Kandungan tanin dan flavonoid dalam daun ini diduga berperan dalam memfasilitasi kontraksi luka dan pembentukan jaringan baru.
Studi pre-klinis yang dipresentasikan dalam Konferensi Internasional Farmasi pada tahun 2020 mengindikasikan bahwa salep yang mengandung ekstrak daun pinang hong mempercepat epitelisasi pada luka tikus.
Efek astringennya juga dapat membantu membersihkan luka dan mencegah infeksi sekunder.
- Meningkatkan Kesehatan Mulut dan Gigi
Sifat antimikroba dan astringen daun pinang hong menjadikannya bermanfaat untuk menjaga kesehatan mulut. Penggunaan tradisional melibatkan mengunyah daun atau berkumur dengan rebusannya untuk mengatasi bau mulut, sariawan, dan gingivitis.
Senyawa aktifnya dapat membantu mengurangi koloni bakteri penyebab plak dan karies. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa penggunaan berlebihan atau jangka panjang harus dihindari karena beberapa komponen pinang memiliki efek samping jika tertelan dalam jumlah besar.
- Potensi Antikanker
Beberapa penelitian awal menunjukkan adanya potensi antikanker dari ekstrak daun pinang hong.
Senyawa alkaloid dan polifenol dalam daun ini telah diteliti untuk kemampuannya menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada beberapa lini sel kanker secara in vitro.
Sebuah laporan dari Jurnal Onkologi Eksperimental tahun 2022 menyebutkan bahwa ekstrak kasar daun pinang menunjukkan efek sitotoksik terhadap sel kanker payudara.
Namun, penelitian ini masih dalam tahap awal dan memerlukan studi in vivo serta uji klinis yang komprehensif.
- Regulasi Gula Darah
Dalam pengobatan tradisional, daun pinang hong terkadang digunakan untuk membantu mengelola kadar gula darah. Beberapa penelitian awal pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak daun ini dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah.
Mekanisme yang mungkin melibatkan peningkatan sensitivitas insulin atau penghambatan enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat.
Studi oleh Dr. Budi Santoso dari Universitas Indonesia pada tahun 2023 menemukan adanya penurunan signifikan pada kadar glukosa darah puasa tikus diabetik setelah pemberian ekstrak daun pinang.
Namun, aplikasi pada manusia memerlukan validasi klinis yang ketat.
- Manfaat untuk Sistem Pencernaan
Daun pinang hong secara tradisional digunakan sebagai stimulan pencernaan dan untuk mengatasi beberapa gangguan gastrointestinal ringan. Kandungan tanin diyakini dapat membantu mengikat toksin dan mengurangi diare ringan karena efek astringennya.
Beberapa masyarakat juga menggunakannya untuk meredakan kembung dan meningkatkan nafsu makan. Meskipun demikian, bukti ilmiah yang kuat masih terbatas dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme spesifik dan keamanannya untuk konsumsi internal.
- Efek Anti-diare
Kandungan tanin yang tinggi dalam daun pinang hong memberikan efek astringen yang dapat membantu menghentikan diare. Tanin bekerja dengan mengkoagulasi protein pada permukaan mukosa usus, membentuk lapisan pelindung yang mengurangi sekresi cairan dan pergerakan usus.
Sebuah studi di Jurnal Fitoterapi Indonesia tahun 2017 mencatat bahwa ekstrak daun ini menunjukkan potensi antispasmodik dan anti-sekretori pada model hewan diare. Namun, penggunaan untuk diare harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari dehidrasi.
- Meredakan Nyeri
Sifat anti-inflamasi dan analgesik yang dimiliki oleh daun pinang hong dapat berkontribusi pada peredaan nyeri. Senyawa aktifnya diduga mempengaruhi jalur nyeri dengan menghambat mediator inflamasi.
Penggunaan kompres atau balutan daun pinang hong yang dihaluskan secara topikal telah menjadi praktik umum untuk mengurangi nyeri otot atau sendi. Meskipun demikian, tingkat efektivitasnya mungkin bervariasi tergantung pada intensitas nyeri dan metode aplikasi.
- Sebagai Agen Anthelmintik
Dalam pengobatan tradisional, daun pinang hong juga digunakan sebagai agen anthelmintik, yaitu untuk membasmi cacing parasit di saluran pencernaan.
Alkaloid seperti arekolin, yang ditemukan pada biji pinang, juga dapat ditemukan dalam konsentrasi yang lebih rendah pada daunnya, dan senyawa ini dikenal memiliki sifat vermisida.
Sebuah studi in vitro yang diterbitkan dalam Jurnal Parasitologi pada tahun 2016 menunjukkan bahwa ekstrak daun pinang memiliki efek melumpuhkan dan membunuh cacing gelang.
Namun, keamanan dan dosis efektif untuk manusia masih perlu diteliti lebih lanjut secara klinis.
- Pencegahan Infeksi Saluran Kemih
Sifat diuretik ringan dan antimikroba dari daun pinang hong dapat berkontribusi pada pencegahan infeksi saluran kemih (ISK). Dengan meningkatkan produksi urin, daun ini membantu membilas bakteri dari saluran kemih.
Selain itu, aktivitas antimikrobanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang sering menyebabkan ISK. Meskipun demikian, bukti ilmiah langsung yang mendukung klaim ini masih terbatas dan memerlukan penelitian khusus yang terfokus pada pencegahan ISK.
- Meningkatkan Kesehatan Kulit
Kombinasi sifat antioksidan, antimikroba, dan anti-inflamasi menjadikan daun pinang hong bermanfaat untuk kesehatan kulit secara keseluruhan. Penggunaan topikal dapat membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat, ruam, dan iritasi ringan.
Antioksidan melindungi kulit dari kerusakan lingkungan, sementara sifat antimikroba membantu melawan bakteri penyebab jerawat. Aplikasi dalam bentuk masker atau kompres juga dapat membantu menenangkan kulit yang meradang. Perlu diperhatikan potensi alergi pada individu sensitif.
Pemanfaatan daun pinang hong telah menjadi bagian integral dari sistem pengobatan tradisional di berbagai komunitas, terutama di Asia Tenggara.
Sebagai contoh, di pedesaan Jawa, rebusan daun ini sering diberikan kepada anak-anak yang menderita diare ringan, sebuah praktik yang diwariskan secara turun-temurun.
Keberhasilan pengobatan ini seringkali dikaitkan dengan efek astringen tanin yang mampu mengurangi sekresi cairan dalam usus.
Menurut Dr. Siti Aminah, seorang etnobotanis dari Universitas Airlangga, "Penggunaan tradisional ini menunjukkan pemahaman empiris yang mendalam tentang khasiat tanaman, meskipun mekanisme ilmiahnya baru mulai diuraikan."
Di beberapa wilayah Sumatera, daun pinang hong yang dilumatkan digunakan sebagai kompres pada luka bakar ringan atau luka gores. Masyarakat percaya bahwa aplikasi ini tidak hanya mempercepat penyembuhan tetapi juga mencegah infeksi.
Studi fitokimia modern mendukung kepercayaan ini dengan mengidentifikasi senyawa antimikroba dan anti-inflamasi dalam daun pinang. Kasus-kasus anekdotal sering melaporkan penyembuhan yang lebih cepat dan minimnya komplikasi infeksi pada luka yang dirawat dengan cara ini.
Kesehatan mulut juga menjadi area di mana daun pinang hong banyak dimanfaatkan. Di komunitas adat di Kalimantan, masyarakat mengunyah daun pinang bersama dengan sirih dan kapur untuk menjaga kebersihan mulut dan menguatkan gigi.
Praktik ini, meskipun memiliki beberapa risiko kesehatan jika dilakukan berlebihan, menunjukkan bagaimana sifat antimikroba daun membantu mengurangi bakteri penyebab bau mulut dan penyakit gusi.
Menurut Profesor Ahmad Zulkarnain, seorang ahli kesehatan gigi masyarakat, "Meskipun ada isu terkait penggunaan jangka panjang pinang, manfaat antimikroba dari daunnya untuk kebersihan mulut tidak dapat diabaikan dalam konteks tradisional."
Kasus lain melibatkan penggunaan daun pinang hong sebagai agen anti-inflamasi untuk meredakan nyeri sendi atau otot. Para petani dan pekerja keras di pedesaan sering menggunakan balutan daun yang dihangatkan pada area yang sakit.
Efek ini dipercaya berasal dari senyawa anti-inflamasi yang bekerja secara topikal mengurangi peradangan. Penggunaan ini relevan dengan temuan ilmiah tentang senyawa fenolik yang dapat menghambat jalur pro-inflamasi dalam tubuh.
Dalam konteks pencegahan penyakit, daun pinang hong juga ditemukan digunakan sebagai bagian dari ramuan herbal untuk menjaga daya tahan tubuh. Kandungan antioksidannya yang tinggi diyakini dapat membantu melawan radikal bebas dan meningkatkan imunitas.
Beberapa keluarga secara rutin mengonsumsi rebusan daun ini sebagai tonik kesehatan. Meskipun sulit diukur secara langsung, kontribusi antioksidan terhadap kesehatan seluler adalah aspek yang diakui dalam ilmu gizi modern.
Beberapa laporan dari klinik pengobatan tradisional di Bali menunjukkan penggunaan daun pinang hong dalam terapi adjuvant untuk pasien dengan masalah kulit seperti eksim atau psoriasis.
Sifat anti-inflamasi dan antimikrobanya diduga membantu mengurangi peradangan dan mencegah infeksi sekunder pada kulit yang meradang. Namun, penting untuk dicatat bahwa ini adalah penggunaan pelengkap dan tidak menggantikan terapi medis konvensional.
Dalam manajemen diabetes, beberapa praktisi pengobatan tradisional di Jawa Timur menggunakan ekstrak daun pinang hong sebagai bagian dari regimen untuk membantu menstabilkan kadar gula darah.
Pasien dengan diabetes tipe 2 yang tidak tergantung insulin dilaporkan mengalami perbaikan.
Menurut Dr. Ratna Dewi, seorang dokter spesialis penyakit dalam yang juga mempelajari etnomedisin, "Meskipun data klinis masih terbatas, observasi empiris ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang potensi hipoglikemik daun pinang hong."
Kasus penggunaan lain yang menarik adalah sebagai pengusir serangga atau hama. Daun pinang hong yang dihaluskan atau direbus dan disemprotkan dilaporkan efektif mengusir nyamuk dan serangga lain dari lingkungan sekitar.
Senyawa tertentu dalam daun ini mungkin memiliki sifat insektisida alami. Hal ini menunjukkan potensi non-medis yang signifikan dari daun tersebut dalam manajemen lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Terkait dengan kesehatan wanita, beberapa komunitas menggunakan rebusan daun pinang hong pasca-melahirkan untuk membantu pemulihan rahim dan mengurangi pendarahan. Efek astringennya dipercaya dapat membantu mengencangkan jaringan.
Namun, penggunaan ini memerlukan pengawasan medis ketat karena potensi efek samping jika tidak digunakan dengan tepat, mengingat kandungan alkaloid tertentu dalam tanaman pinang.
Meskipun banyak manfaat yang dilaporkan, penting untuk mengakui bahwa sebagian besar kasus diskusi ini berasal dari pengalaman empiris dan pengamatan tradisional.
Transisi dari pengamatan ini ke validasi ilmiah memerlukan penelitian yang ketat, uji klinis, dan standardisasi.
Namun, kasus-kasus ini menyediakan hipotesis yang kuat untuk eksplorasi ilmiah lebih lanjut, sebagaimana ditekankan oleh Dr. Bayu Pratama, seorang peneliti farmakologi: "Studi kasus tradisional adalah titik awal yang berharga untuk mengidentifikasi kandidat obat alami potensial."
Tips dan Detail Penggunaan Daun Pinang Hong
Untuk memaksimalkan manfaat daun pinang hong secara aman dan efektif, pemahaman akan cara penggunaan yang tepat serta potensi efek samping adalah krusial. Berikut adalah beberapa tips dan detail penting yang perlu diperhatikan.
- Pemilihan Daun
Pilihlah daun pinang hong yang segar, berwarna hijau cerah, dan bebas dari hama atau tanda-tanda penyakit. Daun yang layu atau menguning mungkin telah kehilangan sebagian besar kandungan senyawa aktifnya.
Idealnya, daun dipetik pada pagi hari setelah embun mengering untuk memastikan konsentrasi fitokimia yang optimal. Hindari daun yang tumbuh di area terpapar polusi tinggi.
- Metode Persiapan
Untuk penggunaan topikal, daun dapat dicuci bersih, dihaluskan, dan ditempelkan langsung pada area yang membutuhkan. Untuk rebusan, beberapa lembar daun yang sudah dicuci dapat direbus dalam air hingga mendidih dan disaring.
Konsentrasi rebusan dapat disesuaikan tergantung pada tujuan penggunaan, namun umumnya sekitar 5-10 lembar daun per liter air. Pengeringan daun juga dapat dilakukan untuk penyimpanan jangka panjang, meskipun beberapa senyawa mungkin terdegradasi.
- Dosis dan Frekuensi
Karena kurangnya standardisasi ilmiah untuk "daun pinang hong" secara spesifik, dosis yang tepat harus didasarkan pada pengalaman tradisional dan kehati-hatian. Untuk penggunaan topikal, aplikasi dapat dilakukan 2-3 kali sehari.
Untuk konsumsi internal (misalnya, sebagai rebusan untuk diare ringan), disarankan untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau respons tubuh. Konsultasi dengan ahli herbal atau profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum memulai regimen baru.
- Potensi Efek Samping
Meskipun daun pinang secara umum dianggap lebih aman daripada bijinya, konsumsi internal berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, pusing, atau gangguan pencernaan. Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi topikal seperti ruam atau gatal.
Wanita hamil dan menyusui, serta individu dengan kondisi medis tertentu, harus menghindari penggunaan tanpa pengawasan medis. Penting untuk selalu melakukan tes patch pada kulit sebelum aplikasi topikal secara luas.
- Penyimpanan
Daun pinang hong segar sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dan kering, atau di lemari es untuk menjaga kesegarannya lebih lama.
Daun kering harus disimpan dalam wadah kedap udara jauh dari cahaya langsung dan kelembaban untuk mempertahankan potensi senyawanya. Penyimpanan yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan jamur atau hilangnya khasiat. Periksa selalu kondisi daun sebelum digunakan.
Studi ilmiah mengenai manfaat daun pinang, termasuk varian yang mungkin disebut "pinang hong", telah banyak dilakukan meskipun fokus utamanya seringkali pada biji pinang.
Desain penelitian umumnya meliputi uji in vitro untuk mengidentifikasi aktivitas antimikroba, antioksidan, dan sitotoksik, serta uji in vivo pada model hewan untuk mengevaluasi efek anti-inflamasi, penyembuhan luka, atau regulasi gula darah.
Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam "Journal of Ethnopharmacology" pada tahun 2018 menyelidiki ekstrak air dan etanol daun Areca catechu untuk aktivitas antibakterinya terhadap strain klinis umum.
Sampel daun dikumpulkan dari wilayah tertentu, dan metode ekstraksi yang berbeda digunakan untuk mengisolasi senyawa aktif. Temuan menunjukkan penghambatan pertumbuhan yang signifikan pada bakteri Gram-positif dan Gram-negatif, yang dikaitkan dengan keberadaan flavonoid dan tanin.
Penelitian lain yang relevan, diterbitkan dalam "Phytomedicine" pada tahun 2019, berfokus pada efek anti-inflamasi ekstrak daun pinang. Studi ini menggunakan model tikus dengan edema paw yang diinduksi karagenan.
Metode yang digunakan melibatkan pemberian ekstrak daun pinang secara oral pada berbagai dosis, diikuti dengan pengukuran volume paw dan analisis kadar mediator inflamasi.
Hasilnya menunjukkan penurunan yang signifikan pada pembengkakan dan kadar sitokin pro-inflamasi, yang mendukung klaim tradisional. Penelitian ini seringkali diulang untuk memvalidasi temuan, dengan penyesuaian pada metode ekstraksi atau model penyakit.
Meskipun ada banyak bukti yang mendukung berbagai manfaat daun pinang, terdapat pula pandangan yang berlawanan atau keterbatasan yang perlu diakui.
Beberapa kritik menyoroti kurangnya uji klinis yang komprehensif pada manusia untuk sebagian besar klaim manfaat daun pinang.
Sebagian besar penelitian masih berada pada tahap pre-klinis (in vitro atau hewan), yang berarti hasilnya tidak selalu dapat digeneralisasikan langsung ke manusia.
Selain itu, variabilitas dalam komposisi kimia daun tergantung pada lokasi geografis, kondisi pertumbuhan, dan metode pengeringan atau persiapan, dapat mempengaruhi konsistensi dan efektivitas. Standarisasi ekstrak dan dosis masih menjadi tantangan signifikan.
Pandangan oposisi juga muncul terkait dengan potensi toksisitas jangka panjang, terutama jika ada kontaminasi atau penggunaan bagian lain dari tanaman pinang (seperti bijinya) yang dikenal bersifat karsinogenik dan menyebabkan efek samping serius.
Meskipun daun umumnya dianggap lebih aman, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keamanan dosis tinggi atau penggunaan kronis.
Beberapa ahli berpendapat bahwa meskipun potensi terapeutik ada, fokus harus pada isolasi senyawa aktif dan pengembangan obat berdasarkan senyawa tersebut, daripada penggunaan mentah yang kurang terkontrol.
Hal ini penting untuk memastikan keamanan dan efikasi yang konsisten, meminimalkan risiko bagi konsumen.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis manfaat dan bukti ilmiah yang ada, beberapa rekomendasi dapat dirumuskan untuk penggunaan dan penelitian lebih lanjut terkait daun pinang hong. Penting untuk mengedepankan pendekatan berbasis bukti dan kehati-hatian dalam setiap aplikasi.
- Validasi Klinis Lebih Lanjut: Prioritaskan pelaksanaan uji klinis acak terkontrol pada manusia untuk mengonfirmasi efikasi dan keamanan klaim manfaat yang telah ditunjukkan pada studi pre-klinis. Penelitian ini harus melibatkan sampel yang representatif dan follow-up jangka panjang untuk memantau efek samping.
- Standardisasi Ekstrak: Kembangkan protokol standardisasi untuk ekstrak daun pinang hong, termasuk identifikasi dan kuantifikasi senyawa aktif utama. Ini akan memastikan konsistensi produk dan memungkinkan dosis yang lebih akurat dan dapat direplikasi dalam penelitian dan aplikasi praktis.
- Penelitian Mekanisme Aksi: Lakukan penelitian mendalam untuk menguraikan mekanisme molekuler dan seluler di balik setiap manfaat yang diklaim. Pemahaman ini akan membantu dalam pengembangan formulasi yang lebih efektif dan menargetkan kondisi spesifik dengan presisi.
- Edukasi Publik: Berikan informasi yang akurat dan berbasis ilmiah kepada masyarakat mengenai manfaat, cara penggunaan yang aman, serta potensi risiko daun pinang hong. Edukasi ini penting untuk mencegah penyalahgunaan dan memastikan penggunaan yang bertanggung jawab.
- Kolaborasi Multidisiplin: Dorong kolaborasi antara etnobotanis, farmakolog, dokter, dan praktisi kesehatan tradisional untuk mengintegrasikan pengetahuan tradisional dengan metodologi ilmiah modern. Pendekatan ini akan mempercepat penemuan dan pengembangan terapeutik baru.
Daun pinang hong, yang secara botani merupakan bagian dari tanaman Areca catechu, memiliki sejarah panjang dalam pengobatan tradisional dan menunjukkan beragam potensi manfaat kesehatan yang didukung oleh penelitian ilmiah awal.
Klaim mulai dari aktivitas antimikroba, anti-inflamasi, antioksidan, hingga potensi penyembuhan luka dan regulasi gula darah, telah diselidiki dalam berbagai studi in vitro dan in vivo.
Keberadaan senyawa fitokimia seperti flavonoid, tanin, dan alkaloid diyakini menjadi dasar bagi khasiat terapeutiknya.
Meskipun banyak bukti anekdotal dan pre-klinis yang menjanjikan, validasi klinis yang ketat pada manusia masih sangat dibutuhkan untuk mengonfirmasi efikasi dan keamanannya secara definitif.
Arah penelitian di masa depan harus berfokus pada standardisasi ekstrak, penentuan dosis yang aman dan efektif, serta eksplorasi mekanisme kerja yang lebih rinci.
Uji klinis yang dirancang dengan baik akan menjadi krusial untuk mentranslasikan potensi ini menjadi aplikasi klinis yang relevan dan aman.
Selain itu, investigasi terhadap potensi efek samping jangka panjang dan interaksi dengan obat-obatan lain juga harus menjadi prioritas.
Dengan pendekatan ilmiah yang sistematis, daun pinang hong dapat berpotensi menjadi sumber berharga untuk pengembangan agen terapeutik baru di masa mendatang, menjembatani kearifan lokal dengan inovasi modern.