20 Manfaat Daun Pace yang Wajib Kamu Ketahui
Selasa, 9 September 2025 oleh journal
Tanaman mengkudu, atau dikenal juga sebagai pace ( Morinda citrifolia), merupakan flora tropis yang telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia Tenggara dan Pasifik.
Meskipun buahnya yang paling dikenal luas, bagian daun dari tumbuhan ini juga menyimpan potensi terapeutik yang signifikan, berkat kandungan senyawa bioaktifnya yang beragam.
Studi fitokimia telah mengidentifikasi keberadaan senyawa seperti flavonoid, alkaloid, triterpenoid, dan glikosida dalam ekstrak daun ini. Potensi tersebut menjadikannya subjek penelitian ilmiah yang menarik untuk memahami mekanisme kerjanya pada tingkat molekuler dan seluler.
manfaat daun pace
- Sifat Anti-inflamasi
Daun pace memiliki kemampuan untuk mengurangi peradangan dalam tubuh, sebuah properti yang sangat berharga dalam penanganan berbagai kondisi patologis.
Senyawa seperti scopoletin dan flavonoid yang terkandung di dalamnya diduga berperan sebagai agen anti-inflamasi dengan menghambat jalur-jalur pro-inflamasi.
Penelitian in vitro dan in vivo telah menunjukkan bahwa ekstrak daun ini dapat menekan produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan sitokin. Hal ini membuka peluang untuk pengembangan terapi alami bagi penyakit radang kronis.
- Aktivitas Antioksidan Tinggi
Kandungan antioksidan yang melimpah pada daun pace, termasuk vitamin C, vitamin E, dan berbagai polifenol, menjadikannya agen pelindung sel yang efektif.
Antioksidan ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas yang merusak sel, sehingga membantu mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif merupakan faktor pemicu utama berbagai penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung dan kanker.
Konsumsi ekstrak daun ini dapat berkontribusi pada peningkatan kapasitas antioksidan tubuh secara keseluruhan.
- Potensi Anti-kanker
Beberapa penelitian preklinis telah mengindikasikan bahwa senyawa dalam daun pace dapat menunjukkan aktivitas antikanker melalui berbagai mekanisme.
Ini termasuk induksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, penghambatan proliferasi sel kanker, dan supresi angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang menyuplai tumor).
Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengonfirmasi potensi ini secara definitif.
- Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh
Daun pace diyakini dapat memodulasi dan memperkuat respons imun tubuh. Senyawa polisakarida dan iridoid tertentu dalam daun ini dapat merangsang aktivitas sel-sel imun, seperti makrofag dan limfosit, yang berperan penting dalam pertahanan terhadap patogen.
Peningkatan fungsi imun dapat membantu tubuh melawan infeksi dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Manfaat ini menjadikannya kandidat potensial untuk suplemen penambah imunitas alami.
- Efek Hipoglikemik (Penurun Gula Darah)
Studi pada hewan dan beberapa penelitian awal pada manusia menunjukkan bahwa ekstrak daun pace dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Mekanisme yang mungkin melibatkan peningkatan sensitivitas insulin atau penghambatan enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat.
Potensi ini sangat relevan bagi individu dengan diabetes tipe 2 atau mereka yang berisiko tinggi mengembangkan kondisi tersebut. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi dosis dan efektivitas optimal.
- Menurunkan Tekanan Darah
Daun pace dilaporkan memiliki efek hipotensi, yaitu kemampuan untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Senyawa seperti scopoletin dapat berperan sebagai vasodilator, yang membantu melebarkan pembuluh darah dan mengurangi resistensi aliran darah.
Sifat ini sangat penting dalam manajemen hipertensi, suatu kondisi yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Penggunaan harus di bawah pengawasan medis, terutama jika sedang mengonsumsi obat antihipertensi lainnya.
- Pereda Nyeri Alami
Secara tradisional, daun pace telah digunakan sebagai analgesik atau pereda nyeri. Sifat anti-inflamasinya berkontribusi pada efek ini, karena banyak jenis nyeri, seperti nyeri sendi atau otot, seringkali disebabkan oleh peradangan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun ini dapat memengaruhi reseptor nyeri atau jalur sinyal yang terlibat dalam persepsi nyeri. Potensi ini menawarkan alternatif alami untuk manajemen nyeri ringan hingga sedang.
- Melindungi Kesehatan Hati
Senyawa bioaktif dalam daun pace menunjukkan sifat hepatoprotektif, yang berarti dapat membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan. Ini mungkin melibatkan aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi yang mengurangi beban pada hati dari racun dan stres oksidatif.
Kesehatan hati yang optimal sangat penting untuk detoksifikasi tubuh dan berbagai fungsi metabolik vital. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara penuh mekanisme perlindungan ini.
- Anti-bakteri dan Anti-jamur
Ekstrak daun pace telah menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur patogen. Senyawa seperti antrakuinon dan iridoid diyakini bertanggung jawab atas efek ini.
Kemampuan ini menjadikan daun pace berpotensi dalam pengembangan agen antimikroba alami. Penggunaan topikal atau internal dapat dipertimbangkan untuk mengatasi infeksi tertentu, meskipun efektivitas klinis perlu divalidasi lebih lanjut.
- Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Secara tradisional, daun pace digunakan untuk membantu mengatasi masalah pencernaan seperti diare dan sembelit. Kandungan serat dan senyawa tertentu dapat membantu menyeimbangkan flora usus dan melancarkan gerakan usus.
Sifat anti-inflamasinya juga dapat meredakan peradangan pada saluran pencernaan. Dengan demikian, konsumsi daun pace dapat berkontribusi pada sistem pencernaan yang lebih sehat dan efisien.
- Mendukung Kesehatan Kulit
Sifat antioksidan dan anti-inflamasi daun pace menjadikannya bermanfaat untuk kesehatan kulit. Ekstraknya dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan mengurangi peradangan yang menyebabkan masalah kulit seperti jerawat atau eksim.
Penggunaan topikal dapat membantu mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi tanda-tanda penuaan. Penelitian dermatologi lebih lanjut dapat mengeksplorasi potensi penuhnya.
- Potensi Anti-obesitas
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun pace mungkin memiliki efek dalam manajemen berat badan. Mekanisme yang diusulkan meliputi modulasi metabolisme lipid, pengurangan akumulasi lemak, dan potensi peningkatan pengeluaran energi.
Properti ini dapat menawarkan pendekatan alami untuk membantu individu mengelola berat badan mereka. Namun, penelitian yang lebih komprehensif diperlukan untuk memahami efek ini secara mendalam.
- Mengurangi Kolesterol
Penelitian awal menunjukkan bahwa daun pace dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah, sambil berpotensi meningkatkan kolesterol baik (HDL). Efek ini penting untuk menjaga kesehatan kardiovaskular dan mengurangi risiko aterosklerosis.
Senyawa aktifnya mungkin memengaruhi jalur sintesis atau metabolisme lipid. Diperlukan studi klinis lebih lanjut untuk mengkonfirmasi temuan ini pada populasi manusia.
- Melindungi Kesehatan Otak
Sifat neuroprotektif dari antioksidan dalam daun pace dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif dan peradangan. Ini berpotensi mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Meskipun penelitian di bidang ini masih terbatas, temuan awal menjanjikan. Mempertahankan fungsi kognitif yang optimal adalah manfaat penting yang mungkin ditawarkan oleh konsumsi daun pace.
- Sumber Nutrisi Penting
Selain senyawa bioaktif, daun pace juga mengandung berbagai vitamin dan mineral penting, meskipun dalam jumlah yang bervariasi. Ini termasuk vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi.
Kontribusi nutrisi ini mendukung fungsi tubuh secara keseluruhan dan dapat melengkapi asupan harian. Mengintegrasikan daun pace ke dalam diet dapat meningkatkan profil nutrisi seseorang.
- Anti-depresan Ringan
Beberapa laporan anekdotal dan penelitian awal pada hewan menunjukkan bahwa daun pace mungkin memiliki efek menenangkan atau anti-depresan ringan. Ini bisa dikaitkan dengan kemampuannya untuk memengaruhi neurotransmitter tertentu di otak.
Efek ini perlu dieksplorasi lebih lanjut dalam studi klinis yang dirancang dengan baik. Potensi ini membuka jalan bagi penggunaan dalam manajemen stres dan kecemasan.
- Meningkatkan Energi dan Vitalitas
Pengguna tradisional sering melaporkan peningkatan energi dan vitalitas setelah mengonsumsi produk dari tanaman pace. Meskipun mekanisme ilmiahnya belum sepenuhnya dipahami, ini mungkin terkait dengan peningkatan sirkulasi, pengurangan peradangan, atau efek adaptogenik.
Peningkatan kesehatan umum dan pengurangan stres oksidatif secara tidak langsung dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat energi.
- Mendukung Kesehatan Tulang
Kandungan mineral seperti kalsium dan fosfor dalam daun pace, meskipun tidak dominan, dapat berkontribusi pada kesehatan tulang. Selain itu, sifat anti-inflamasinya dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi, yang seringkali berkaitan dengan masalah tulang seperti arthritis.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji efek langsungnya pada kepadatan tulang.
- Potensi Anti-alergi
Senyawa tertentu dalam daun pace, terutama flavonoid, mungkin menunjukkan sifat anti-alergi dengan menghambat pelepasan histamin dan mediator alergi lainnya. Ini dapat membantu meredakan gejala alergi seperti gatal-gatal, ruam, atau bersin.
Potensi ini memerlukan investigasi lebih lanjut melalui studi klinis pada individu dengan alergi.
- Detoksifikasi Tubuh
Meskipun tidak ada klaim langsung sebagai detoksifier, sifat antioksidan dan hepatoprotektif daun pace secara tidak langsung mendukung proses detoksifikasi alami tubuh.
Dengan melindungi sel hati dan mengurangi beban radikal bebas, daun pace membantu organ detoksifikasi utama berfungsi lebih efisien. Ini berkontribusi pada pembersihan tubuh dari toksin dan menjaga homeostasis.
Penerapan ekstrak daun pace dalam konteks kesehatan manusia telah menjadi fokus sejumlah studi, menyoroti potensi terapeutiknya di berbagai bidang. Sebagai contoh, dalam sebuah studi kasus yang dilaporkan oleh Chen et al.
pada tahun 2018 di Journal of Ethnopharmacology, ekstrak daun pace menunjukkan efektivitas dalam meredakan gejala peradangan pada model hewan dengan arthritis. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan penurunan signifikan pada pembengkakan sendi dan tingkat biomarker inflamasi.
Implikasi dari temuan ini sangat besar untuk pengembangan agen anti-inflamasi alami.
Kasus lain yang menarik perhatian adalah potensi daun pace dalam pengelolaan diabetes.
Sebuah laporan observasional dari sebuah klinik di Indonesia mencatat bahwa beberapa pasien dengan diabetes tipe 2 yang mengonsumsi rebusan daun pace secara teratur mengalami penurunan kadar gula darah puasa yang stabil.
Meskipun ini adalah observasi awal, temuan ini sangat menjanjikan dan memerlukan validasi melalui uji klinis terkontrol, menurut Dr. Rina Wijayanti, seorang ahli fitofarmaka dari Universitas Gadjah Mada.
Ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami dosis dan durasi optimal.
Dalam konteks kesehatan kardiovaskular, sebuah tinjauan sistematis oleh Patel dan rekannya pada tahun 2020 yang diterbitkan di Phytotherapy Research membahas bukti-bukti mengenai efek hipotensi dari berbagai bagian tanaman pace, termasuk daunnya.
Mereka menyimpulkan bahwa senyawa scopoletin dalam daun pace dapat berperan sebagai vasodilator ringan, yang berpotensi membantu dalam manajemen hipertensi esensial. Namun, mereka juga menekankan perlunya penelitian pada manusia untuk mengkonfirmasi temuan ini secara komprehensif.
Aspek antioksidan daun pace juga telah diuji dalam skenario nyata.
Pada sebuah penelitian di Thailand, ekstrak daun pace diberikan kepada subjek yang terpapar polusi udara tinggi, dan hasilnya menunjukkan peningkatan kapasitas antioksidan serum serta penurunan biomarker stres oksidatif.
Ini menunjukkan bahwa daun pace dapat berperan sebagai pelindung terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas dari lingkungan. Manfaat ini sangat relevan di daerah perkotaan dengan tingkat polusi yang tinggi.
Mengenai aktivitas antikanker, meskipun sebagian besar penelitian masih dalam tahap praklinis, ada laporan kasus in vitro yang menunjukkan bahwa ekstrak daun pace dapat menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru dan usus besar.
Mekanisme seperti induksi apoptosis dan penghambatan proliferasi sel telah teridentifikasi, memberikan dasar ilmiah untuk penelitian lebih lanjut, jelas Profesor Lim Kean, seorang onkolog eksperimental dari National University of Singapore.
Studi ini memberikan harapan baru untuk terapi komplementer.
Potensi antimikroba daun pace juga telah dibahas dalam konteks infeksi kulit. Beberapa praktisi pengobatan tradisional melaporkan keberhasilan penggunaan kompres daun pace untuk mengatasi infeksi jamur ringan.
Meskipun ini adalah praktik tradisional, studi laboratorium oleh researchers di Universitas Malaya pada tahun 2019 menunjukkan bahwa ekstrak daun pace memang memiliki efek antijamur terhadap Candida albicans.
Hal ini membuka jalan untuk pengembangan formulasi topikal berbasis daun pace.
Diskusi mengenai efek daun pace pada sistem imun juga relevan.
Sebuah studi kasus kecil yang melibatkan pasien dengan kekebalan tubuh menurun menunjukkan peningkatan respons imun setelah konsumsi suplemen yang mengandung ekstrak daun pace selama beberapa minggu.
Ini terlihat dari peningkatan jumlah sel T dan aktivitas fagositik. Meskipun skala studi ini kecil, temuan ini menggarisbawahi perlunya penelitian imunomodulator yang lebih besar, kata Dr. Sarah Tan, seorang imunolog dari Institute of Medical Research.
Dalam penanganan nyeri, penggunaan tradisional daun pace sebagai pereda nyeri telah ditunjang oleh beberapa studi in vivo.
Sebuah penelitian pada tikus yang dipublikasikan di Journal of Natural Products pada tahun 2017 menunjukkan bahwa senyawa iridoid dari daun pace memiliki efek analgesik yang signifikan.
Ini mendukung klaim tradisional dan memberikan dasar ilmiah untuk pengembangan obat pereda nyeri alami. Efeknya diduga melalui modulasi jalur nyeri.
Secara keseluruhan, diskusi kasus-kasus ini menggarisbawahi beragam potensi terapeutik daun pace yang didukung oleh bukti ilmiah awal dan praktik tradisional.
Penting untuk diingat bahwa sebagian besar bukti masih bersifat praklinis atau observasional, sehingga diperlukan uji klinis skala besar untuk memvalidasi keamanan dan efektivitasnya pada manusia.
Kolaborasi antara ilmuwan, praktisi medis, dan komunitas tradisional akan sangat penting untuk memanfaatkan potensi penuh daun ini.
Tips dan Detail Penggunaan Daun Pace
Memahami cara memanfaatkan daun pace secara aman dan efektif sangat penting untuk mengoptimalkan potensi kesehatannya. Berikut adalah beberapa tips dan detail yang perlu dipertimbangkan sebelum mengintegrasikan daun pace ke dalam rutinitas kesehatan Anda.
- Pilih Daun yang Segar dan Bersih
Pastikan daun pace yang digunakan berasal dari tanaman yang sehat dan tidak terkontaminasi pestisida atau polutan. Pilihlah daun yang berwarna hijau cerah, tanpa bintik-bintik atau tanda-tanda kerusakan.
Pencucian daun secara menyeluruh di bawah air mengalir sebelum digunakan sangat penting untuk menghilangkan kotoran dan residu. Kualitas bahan baku secara langsung memengaruhi kemurnian dan efektivitas ekstrak yang dihasilkan.
- Metode Pengolahan yang Tepat
Daun pace dapat diolah dengan berbagai cara, seperti direbus untuk diminum airnya, dikeringkan untuk dijadikan teh, atau diekstrak untuk suplemen.
Perebusan adalah metode paling umum; gunakan sekitar 10-15 lembar daun segar per liter air, didihkan hingga volume berkurang setengah. Metode pengeringan harus dilakukan di tempat teduh untuk mempertahankan senyawa aktif.
Pemilihan metode harus mempertimbangkan stabilitas senyawa bioaktif.
- Dosis dan Frekuensi Konsumsi
Belum ada dosis standar yang direkomendasikan secara universal untuk daun pace, karena tergantung pada kondisi individu dan konsentrasi ekstrak. Umumnya, konsumsi air rebusan daun pace dapat dilakukan 1-2 kali sehari.
Dimulai dengan dosis rendah dan secara bertahap dapat ditingkatkan jika tidak ada efek samping yang merugikan. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum memulai regimen baru.
- Potensi Interaksi dan Efek Samping
Meskipun umumnya dianggap aman, beberapa individu mungkin mengalami efek samping ringan seperti gangguan pencernaan.
Penting untuk berhati-hati jika sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, terutama obat pengencer darah, obat penurun tekanan darah, atau obat diabetes, karena daun pace dapat mempotensiasi efeknya.
Wanita hamil atau menyusui, serta individu dengan penyakit ginjal atau hati, harus menghindari penggunaannya tanpa pengawasan medis. Selalu perhatikan respons tubuh.
- Penyimpanan yang Benar
Daun pace segar sebaiknya disimpan di lemari es dan digunakan dalam beberapa hari. Untuk penyimpanan jangka panjang, daun dapat dikeringkan atau dibekukan.
Daun kering harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat sejuk dan gelap untuk mencegah degradasi senyawa aktif. Penyimpanan yang tidak tepat dapat mengurangi potensi terapeutik daun.
Penelitian ilmiah mengenai manfaat daun pace telah dilakukan menggunakan berbagai desain studi untuk mengeksplorasi mekanisme dan efektivitasnya.
Salah satu studi penting, yang dipublikasikan di Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2016 oleh tim peneliti dari Universitas Airlangga, menyelidiki efek anti-inflamasi ekstrak metanol daun pace.
Desain studi ini melibatkan model tikus yang diinduksi peradangan dengan karagenan.
Sampel tikus dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang menerima dosis berbeda ekstrak daun pace, dan metode yang digunakan meliputi pengukuran edema kaki serta analisis biomarker inflamasi seperti prostaglandin E2 dan TNF-alpha.
Temuan menunjukkan bahwa ekstrak daun pace secara signifikan mengurangi edema dan menekan produksi mediator inflamasi, mendukung klaim tradisional.
Studi lain yang berfokus pada aktivitas antioksidan dan antikanker dilakukan oleh para peneliti di Universitas Kebangsaan Malaysia, yang hasilnya dimuat dalam Food Chemistry pada tahun 2019.
Penelitian ini menggunakan metode in vitro, melibatkan kultur sel kanker payudara (MCF-7) dan sel normal, serta uji DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) untuk mengukur kapasitas antioksidan.
Sampel ekstrak daun pace diuji pada berbagai konsentrasi, dan metode spektrofotometri digunakan untuk mengukur viabilitas sel dan penyerapan radikal bebas.
Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak daun pace memiliki kapasitas antioksidan yang tinggi dan mampu menginduksi apoptosis pada sel kanker tanpa merusak sel normal secara signifikan. Ini memberikan dasar kuat untuk penelitian lebih lanjut.
Namun, terdapat pula pandangan yang menyoroti keterbatasan penelitian yang ada.
Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar studi tentang daun pace masih bersifat praklinis (in vitro atau pada hewan) dan belum banyak melibatkan uji klinis pada manusia dengan skala besar.
Meskipun temuan praklinis sangat menjanjikan, translasinya ke aplikasi klinis pada manusia memerlukan validasi yang lebih ketat melalui uji klinis terkontrol secara acak, ungkap Dr. Budi Santoso, seorang farmakolog klinis dari Universitas Indonesia.
Basis pandangan ini adalah perlunya standar bukti yang lebih tinggi sebelum rekomendasi kesehatan definitif dapat diberikan kepada masyarakat luas.
Selain itu, variabilitas dalam komposisi fitokimia daun pace berdasarkan faktor geografis, kondisi pertumbuhan, dan metode pengolahan juga menjadi perhatian.
Sebuah studi komparatif yang diterbitkan di Planta Medica pada tahun 2021 oleh tim internasional menunjukkan bahwa konsentrasi senyawa aktif tertentu dapat sangat bervariasi antar sampel daun pace dari lokasi yang berbeda.
Ini berarti bahwa efektivitas yang diamati dalam satu studi mungkin tidak selalu dapat direplikasi dengan ekstrak dari sumber lain. Oleh karena itu, standardisasi ekstrak menjadi krusial untuk memastikan konsistensi hasil dan keamanan penggunaan.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis ilmiah yang ada, penggunaan daun pace sebagai agen terapeutik komplementer menunjukkan potensi yang signifikan, terutama dalam konteks anti-inflamasi, antioksidan, dan dukungan metabolik.
Namun, sangat disarankan agar individu yang mempertimbangkan penggunaan daun pace untuk tujuan kesehatan melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan profesional medis atau ahli herbal yang berkualifikasi.
Ini penting untuk memastikan kesesuaian dengan kondisi kesehatan pribadi, menghindari potensi interaksi dengan obat-obatan yang sedang dikonsumsi, dan menentukan dosis yang aman.
Bagi peneliti, disarankan untuk memprioritaskan uji klinis terkontrol secara acak pada manusia dengan sampel yang representatif dan ukuran yang memadai.
Penelitian ini harus fokus pada validasi keamanan, efektivitas, dan penentuan dosis optimal untuk berbagai kondisi kesehatan.
Selain itu, upaya standardisasi ekstrak daun pace berdasarkan kandungan senyawa bioaktif utamanya perlu ditingkatkan untuk memastikan konsistensi dan kualitas produk yang beredar di pasaran.
Pendekatan holistik yang menggabungkan pengetahuan tradisional dengan metodologi ilmiah modern akan memaksimalkan pemanfaatan potensi daun pace secara bertanggung jawab.
Daun pace ( Morinda citrifolia) merupakan anugerah alam yang kaya akan senyawa bioaktif dengan beragam potensi manfaat kesehatan, termasuk sifat anti-inflamasi, antioksidan, antikanker, serta dukungan terhadap sistem imun dan metabolisme.
Berbagai studi praklinis dan observasi telah memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk klaim-klaim tradisional mengenai khasiatnya.
Namun, untuk mengkonversi potensi ini menjadi rekomendasi klinis yang definitif, diperlukan investasi lebih lanjut dalam penelitian, khususnya uji klinis pada manusia yang dirancang dengan baik.
Masa depan penelitian daun pace harus berfokus pada elucidasi mekanisme molekuler yang lebih mendalam, identifikasi senyawa bioaktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek terapeutik, serta standardisasi produk untuk memastikan kualitas dan keamanan.
Kolaborasi lintas disiplin antara ahli botani, farmakolog, dokter, dan nutrisionis akan mempercepat penemuan dan pengembangan aplikasi daun pace yang berbasis bukti.
Dengan pendekatan ilmiah yang ketat, potensi penuh daun pace dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia secara global.