Intip 16 Manfaat Daun Nangka Kuning yang Wajib Kamu Ketahui

Selasa, 22 Juli 2025 oleh journal

Daun-daun yang berasal dari pohon nangka (Artocarpus heterophyllus), terutama yang menunjukkan pigmentasi kekuningan, telah lama menjadi subjek minat dalam pengobatan tradisional dan penelitian ilmiah.

Warna kuning pada daun ini seringkali mengindikasikan tingkat kematangan tertentu atau perubahan fisiologis, yang dapat memengaruhi konsentrasi senyawa bioaktif di dalamnya.

Intip 16 Manfaat Daun Nangka Kuning yang Wajib Kamu Ketahui

Secara historis, berbagai bagian dari pohon nangka, termasuk daunnya, telah dimanfaatkan dalam praktik pengobatan di berbagai budaya Asia Tenggara dan Selatan.

Penyelidikan ilmiah modern kini berupaya untuk memvalidasi klaim-klaim tradisional tersebut dan mengidentifikasi mekanisme farmakologis yang mendasari potensi terapeutiknya.

manfaat daun nangka kuning

  1. Potensi Antioksidan Kuat

    Daun nangka kuning kaya akan senyawa fenolik dan flavonoid, yang merupakan antioksidan alami.

    Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas dalam tubuh, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan seluler dan berkontribusi pada penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung.

    Aktivitas antioksidan ini sangat penting dalam menjaga integritas sel dan memperlambat proses penuaan dini. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal seperti Food Chemistry sering mengidentifikasi profil antioksidan yang kuat dalam ekstrak daun nangka.

  2. Efek Anti-inflamasi

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun nangka memiliki sifat anti-inflamasi yang signifikan. Inflamasi kronis adalah akar dari banyak kondisi kesehatan, termasuk artritis dan penyakit autoimun.

    Senyawa aktif dalam daun nangka dapat memodulasi jalur inflamasi, mengurangi produksi mediator pro-inflamasi dalam tubuh. Hal ini menjadikannya kandidat potensial untuk pengembangan agen anti-inflamasi alami, sebagaimana disoroti oleh studi dalam Journal of Ethnopharmacology.

  3. Pengaturan Kadar Gula Darah

    Salah satu manfaat yang paling banyak diteliti adalah potensi antidiabetik daun nangka.

    Ekstrak daun ini diketahui dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan menghambat enzim alfa-amilase serta alfa-glukosidase, yang bertanggung jawab memecah karbohidrat menjadi gula sederhana.

    Mekanisme ini dapat membantu mengelola diabetes tipe 2 dan mencegah komplikasi terkait gula darah tinggi. Studi yang dilakukan oleh Akther et al. dan dipublikasikan pada tahun 2018 menunjukkan efek hipoglikemik yang menjanjikan.

  4. Sifat Antikanker

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam daun nangka dapat memiliki efek antikanker. Ini termasuk kemampuan untuk menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dan menghambat proliferasi sel tumor.

    Meskipun sebagian besar penelitian ini masih berada pada tahap in vitro atau in vivo pada hewan, temuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang potensi daun nangka sebagai agen kemopreventif atau terapi adjuvan.

    Publikasi di jurnal Oncology Reports kadang menyoroti potensi ini.

  5. Aktivitas Antimikroba

    Daun nangka juga menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur. Senyawa seperti flavonoid dan saponin dapat mengganggu membran sel mikroba, menghambat pertumbuhannya.

    Potensi ini menjadikan daun nangka sebagai sumber alami yang menarik untuk memerangi infeksi dan resistensi antibiotik. Penelitian dalam International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research sering membahas aspek ini.

  6. Penyembuhan Luka

    Secara tradisional, daun nangka digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka. Sifat anti-inflamasi dan antimikroba yang dimilikinya dapat membantu mencegah infeksi pada luka dan mengurangi peradangan, sehingga mendukung proses regenerasi jaringan.

    Selain itu, kandungan antioksidan dapat melindungi sel-sel baru dari kerusakan. Studi tentang aplikasi topikal ekstrak daun nangka menunjukkan potensi dalam mempercepat penutupan luka dan mengurangi jaringan parut.

  7. Dukungan Kesehatan Pencernaan

    Kandungan serat dalam daun nangka, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan buahnya, dapat berkontribusi pada kesehatan pencernaan. Ekstrak daun juga mungkin memiliki efek protektif pada mukosa lambung dan usus, berkat sifat anti-inflamasi dan antioksidannya.

    Ini dapat membantu meredakan gangguan pencernaan ringan dan mendukung lingkungan usus yang sehat. Beberapa laporan anekdotal juga menunjukkan penggunaannya untuk mengatasi diare ringan.

  8. Perlindungan Hati (Hepatoprotektif)

    Beberapa studi praklinis mengindikasikan bahwa ekstrak daun nangka dapat memberikan perlindungan terhadap kerusakan hati.

    Sifat antioksidan dan anti-inflamasi dapat membantu mengurangi stres oksidatif dan peradangan pada sel-sel hati, yang seringkali menjadi penyebab kerusakan hati akibat toksin atau penyakit.

    Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia, tetapi hasilnya menjanjikan dalam model hewan yang terinduksi kerusakan hati.

  9. Potensi Penurunan Kolesterol

    Senyawa tertentu dalam daun nangka dapat berperan dalam modulasi kadar lipid dalam darah. Ini termasuk potensi untuk membantu menurunkan kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat") dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kolesterol HDL ("kolesterol baik").

    Mekanisme yang mungkin melibatkan penghambatan sintesis kolesterol atau peningkatan ekskresinya. Penelitian di bidang ini masih dalam tahap awal tetapi menunjukkan arah yang menarik untuk kesehatan kardiovaskular.

  10. Efek Anti-hipertensi

    Beberapa komponen dalam daun nangka diduga memiliki efek vasodilator atau diuretik ringan, yang dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Dengan demikian, daun nangka berpotensi menjadi agen alami yang mendukung manajemen hipertensi.

    Studi yang meneliti efek ekstrak daun nangka pada tekanan darah hewan percobaan telah menunjukkan hasil yang bervariasi, menunjukkan perlunya penelitian yang lebih terarah dan terkontrol.

  11. Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh

    Kandungan antioksidan dan fitokimia dalam daun nangka dapat mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan, daun nangka dapat membantu sel-sel kekebalan berfungsi lebih efisien.

    Ini dapat berkontribusi pada peningkatan respons tubuh terhadap patogen dan pemeliharaan kesehatan secara keseluruhan. Peningkatan imunitas ini adalah efek samping positif dari banyak agen tumbuhan kaya antioksidan.

  12. Manajemen Nyeri (Analgesik)

    Secara tradisional, daun nangka juga digunakan untuk meredakan nyeri, terutama nyeri akibat peradangan. Sifat anti-inflamasi yang telah disebutkan sebelumnya dapat menjelaskan efek analgesik ini.

    Dengan mengurangi peradangan pada area yang sakit, rasa nyeri dapat berkurang secara signifikan. Studi pada model nyeri hewan telah memberikan beberapa bukti pendukung untuk klaim ini.

  13. Potensi Neuroprotektif

    Beberapa senyawa antioksidan dan anti-inflamasi yang ditemukan dalam daun nangka mungkin memiliki efek perlindungan pada sel-sel saraf.

    Dengan melindungi neuron dari kerusakan oksidatif dan peradangan, daun nangka berpotensi mendukung kesehatan otak dan mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif. Namun, bidang penelitian ini masih sangat baru dan membutuhkan eksplorasi yang lebih mendalam.

  14. Dukungan Kesehatan Ginjal

    Meskipun penelitian masih terbatas, beberapa indikasi menunjukkan bahwa ekstrak daun nangka dapat memiliki efek protektif pada ginjal.

    Sifat antioksidan dapat membantu melindungi ginjal dari kerusakan akibat stres oksidatif, yang merupakan faktor penting dalam perkembangan penyakit ginjal. Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi ini dan mekanisme yang terlibat.

  15. Aktivitas Anti-obesitas

    Beberapa penelitian awal pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak daun nangka dapat membantu dalam manajemen berat badan. Mekanisme yang mungkin termasuk penghambatan penyerapan lemak atau modulasi metabolisme lipid.

    Namun, efek ini belum sepenuhnya dipahami dan memerlukan studi klinis pada manusia untuk memvalidasi temuan ini. Potensi ini menjadi menarik mengingat prevalensi obesitas global.

  16. Meredakan Masalah Kulit

    Sifat anti-inflamasi dan antimikroba dari daun nangka dapat bermanfaat untuk berbagai kondisi kulit. Penggunaan topikal ekstrak atau rebusan daun dapat membantu meredakan iritasi kulit, jerawat, dan infeksi ringan.

    Antioksidan juga dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan lingkungan dan mendukung regenerasi sel kulit yang sehat. Ini selaras dengan penggunaan tradisional untuk kondisi dermatologis.

Pemanfaatan daun nangka, termasuk yang berwarna kuning, telah lama terintegrasi dalam praktik pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, terutama di Asia Tenggara dan India.

Di Filipina, misalnya, daun nangka sering direbus dan airnya diminum untuk mengatasi demam atau sebagai tonik umum.

Penggunaan tradisional ini seringkali didasarkan pada pengalaman empiris turun-temurun, memberikan dasar bagi penelitian ilmiah modern untuk mengidentifikasi dan memvalidasi komponen bioaktif yang bertanggung jawab atas efek terapeutik yang diamati.

Validasi ilmiah sangat penting untuk memastikan keamanan dan efikasi.

Dalam konteks manajemen diabetes, daun nangka telah menarik perhatian signifikan sebagai agen potensial untuk pengobatan komplementer. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical and Diagnostic Research pada tahun 2018 oleh Varghese et al.

menunjukkan bahwa ekstrak daun nangka dapat secara signifikan menurunkan kadar glukosa darah pada tikus diabetik.

Meskipun hasil ini menjanjikan, aplikasi pada manusia memerlukan uji klinis yang ketat untuk menentukan dosis yang aman dan efektif, serta untuk memahami interaksi potensial dengan obat-obatan antidiabetik konvensional. Pendekatan terintegrasi mungkin menjadi solusi terbaik.

Potensi antimikroba daun nangka juga memiliki implikasi praktis, terutama dalam menghadapi meningkatnya resistensi antibiotik. Senyawa seperti flavonoid dan saponin yang ditemukan dalam daun nangka telah terbukti menghambat pertumbuhan berbagai patogen bakteri dan jamur.

Menurut Dr. Maria Lourdes Montejo, seorang ahli botani farmasi dari Universitas Santo Tomas, Filipina, Komponen antimikroba alami dari tumbuhan seperti nangka menawarkan jalan baru dalam pencarian agen anti-infeksi yang lebih aman dan berkelanjutan.

Ini dapat mengarah pada pengembangan agen antiseptik topikal atau suplemen yang mendukung kekebalan.

Aspek anti-inflamasi daun nangka juga relevan dalam pengelolaan kondisi kronis seperti artritis. Meskipun tidak dimaksudkan sebagai pengganti obat-obatan resep, penggunaan ekstrak daun nangka secara komplementer dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri pada pasien.

Ini dapat meningkatkan kualitas hidup bagi individu yang menderita kondisi inflamasi kronis. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengintegrasikan penggunaan herbal ke dalam regimen pengobatan yang ada untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.

Pengembangan produk fungsional dari daun nangka kuning juga merupakan area diskusi yang menarik.

Dengan profil antioksidan dan nutrisi yang kaya, daun ini dapat diintegrasikan ke dalam teh herbal, suplemen makanan, atau bahkan sebagai bahan dalam produk kosmetik. Misalnya, antioksidan dapat bermanfaat dalam formulasi perawatan kulit anti-penuaan.

Namun, standarisasi ekstrak dan penentuan konsentrasi senyawa aktif menjadi krusial untuk memastikan konsistensi produk dan efikasi yang dijanjikan kepada konsumen.

Tantangan utama dalam membawa manfaat daun nangka dari laboratorium ke praktik klinis adalah kurangnya uji klinis skala besar pada manusia.

Sebagian besar bukti saat ini berasal dari studi in vitro dan in vivo pada hewan, yang meskipun memberikan dasar ilmiah yang kuat, tidak selalu dapat diekstrapolasi langsung ke manusia. Menurut Profesor B.

Suresh, seorang peneliti farmakognosi dari India, Transisi dari model hewan ke studi manusia memerlukan investasi signifikan dan desain penelitian yang cermat untuk memastikan keamanan dan efikasi.

Selain aspek kesehatan, potensi ekonomi dari pemanfaatan daun nangka juga patut dipertimbangkan. Jika manfaatnya terbukti secara klinis, ini dapat membuka peluang baru bagi petani dan produsen di daerah tropis.

Daun nangka adalah produk sampingan yang melimpah dari budidaya nangka, yang saat ini seringkali tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Peningkatan permintaan untuk produk berbasis daun nangka dapat memberikan dorongan ekonomi bagi komunitas lokal, sekaligus mempromosikan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan bernilai tambah.

Namun, diskusi mengenai keamanan jangka panjang dan potensi toksisitas juga harus menjadi prioritas. Meskipun umumnya dianggap aman dalam penggunaan tradisional, dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan dapat menimbulkan efek samping.

Identifikasi senyawa aktif spesifik dan penentuan rentang dosis terapeutik yang aman adalah langkah-langkah esensial sebelum rekomendasi penggunaan yang luas dapat diberikan. Pengawasan regulasi dan pedoman yang jelas akan sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Tips dan Detail Penggunaan

  • Identifikasi yang Tepat

    Pastikan daun nangka yang digunakan berasal dari spesies Artocarpus heterophyllus dan tidak terkontaminasi pestisida atau polutan. Daun yang berwarna kuning seringkali menunjukkan kematangan, yang mungkin memengaruhi konsentrasi senyawa bioaktif.

    Penting untuk memastikan bahwa daun yang dikumpulkan sehat dan bebas dari penyakit, karena kualitas bahan baku sangat memengaruhi potensi terapeutik produk akhir.

  • Metode Persiapan

    Cara paling umum untuk mengonsumsi daun nangka adalah melalui dekoksi atau teh. Sekitar 10-15 lembar daun yang sudah dicuci bersih dapat direbus dalam 2-3 gelas air hingga mendidih dan volume berkurang menjadi sekitar setengahnya.

    Saringan air rebusan tersebut kemudian dapat diminum. Metode ini membantu mengekstrak senyawa aktif ke dalam air, membuatnya mudah dikonsumsi dan diserap oleh tubuh.

  • Dosis dan Frekuensi

    Tidak ada dosis standar yang ditetapkan secara ilmiah untuk penggunaan daun nangka. Penggunaan tradisional bervariasi, dan seringkali melibatkan konsumsi 1-2 kali sehari. Penting untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau respons tubuh.

    Konsultasi dengan praktisi herbal atau profesional kesehatan sangat dianjurkan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

  • Penyimpanan yang Tepat

    Daun nangka segar dapat disimpan di lemari es selama beberapa hari.

    Untuk penyimpanan jangka panjang, daun dapat dikeringkan di tempat yang teduh dan berventilasi baik, lalu disimpan dalam wadah kedap udara jauh dari sinar matahari langsung dan kelembaban.

    Pengeringan yang benar membantu mempertahankan integritas senyawa aktif dan mencegah pertumbuhan jamur, memastikan daun tetap efektif untuk penggunaan di masa mendatang.

  • Potensi Efek Samping dan Interaksi

    Meskipun umumnya dianggap aman, beberapa individu mungkin mengalami efek samping ringan seperti gangguan pencernaan.

    Bagi penderita diabetes atau mereka yang mengonsumsi obat pengencer darah, penggunaan daun nangka harus dipantau ketat karena potensi interaksi dengan obat-obatan tersebut.

    Daun nangka dapat memengaruhi kadar gula darah dan pembekuan darah, sehingga penting untuk berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari komplikasi yang tidak diinginkan.

Penelitian mengenai khasiat daun nangka, termasuk yang berwarna kuning, telah banyak dilakukan secara in vitro dan in vivo pada model hewan. Misalnya, sebuah studi oleh Rahman et al.

yang diterbitkan dalam Journal of Applied Pharmaceutical Science pada tahun 2017 mengeksplorasi aktivitas antioksidan dan antidiabetik dari ekstrak metanol daun nangka.

Penelitian ini menggunakan uji DPPH untuk aktivitas antioksidan dan model tikus diabetik yang diinduksi streptozotosin untuk mengevaluasi efek hipoglikemik, menunjukkan penurunan signifikan pada kadar glukosa darah dan peningkatan kapasitas antioksidan serum pada tikus yang diobati.

Ini memberikan bukti awal yang kuat untuk klaim tradisional.

Studi lain yang berfokus pada sifat anti-inflamasi, seperti yang dilakukan oleh Prabu et al.

dan diterbitkan dalam International Journal of Pharma and Bio Sciences pada tahun 2012, menggunakan ekstrak air daun nangka pada model edema kaki tikus yang diinduksi karagenan.

Hasilnya menunjukkan pengurangan pembengkakan yang signifikan, mengindikasikan adanya komponen anti-inflamasi. Metodologi ini umum digunakan untuk skrining awal senyawa anti-inflamasi alami. Temuan ini mendukung penggunaan tradisional daun nangka untuk meredakan nyeri dan peradangan.

Namun, perlu dicatat bahwa sebagian besar penelitian ini masih bersifat praklinis. Desain studi yang dominan adalah eksperimen laboratorium atau pada hewan, yang mana hasilnya tidak selalu dapat digeneralisasi langsung ke manusia.

Misalnya, dosis yang efektif pada hewan mungkin berbeda secara substansial pada manusia, dan respons fisiologis dapat bervariasi antarspesies.

Sampel yang digunakan seringkali berupa ekstrak kasar, dan identifikasi serta isolasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek terapeutik masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam pengetahuan yang perlu diisi melalui penelitian lebih lanjut.

Meskipun ada banyak bukti yang mendukung potensi manfaat daun nangka, terdapat pula pandangan yang menyoroti keterbatasan. Salah satu argumen utama adalah kurangnya uji klinis yang terkontrol dengan baik pada manusia.

Tanpa data dari uji coba pada manusia, klaim manfaat kesehatan harus diinterpretasikan dengan hati-hati. Selain itu, variabilitas dalam konsentrasi senyawa bioaktif dapat terjadi karena faktor-faktor seperti lokasi geografis, kondisi tanah, iklim, metode panen, dan pengolahan.

Variabilitas ini dapat memengaruhi konsistensi dan efikasi produk berbasis daun nangka, menjadikannya tantangan dalam standarisasi.

Beberapa peneliti juga mengangkat kekhawatiran tentang potensi toksisitas pada dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang yang tidak terkontrol. Meskipun tidak ada laporan toksisitas akut yang luas, data keamanan jangka panjang pada manusia masih terbatas.

Sebagai contoh, beberapa senyawa tanaman, meskipun bermanfaat pada dosis rendah, dapat menjadi hepatotoksik atau nefrotoksik pada konsentrasi yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, penelitian toksikologi komprehensif, termasuk studi dosis berulang dan evaluasi organ target, sangat diperlukan sebelum merekomendasikan penggunaan luas kepada masyarakat.

Rekomendasi

Untuk memvalidasi sepenuhnya manfaat daun nangka kuning dan mengintegrasikannya ke dalam praktik kesehatan modern, beberapa rekomendasi dapat diajukan. Pertama, penelitian klinis acak dan terkontrol pada manusia adalah keharusan mutlak.

Studi-studi ini harus dirancang dengan cermat untuk mengevaluasi efikasi, keamanan, dan dosis optimal untuk berbagai kondisi kesehatan yang potensial, dengan memperhatikan interaksi obat-obatan yang mungkin terjadi.

Hal ini akan memberikan bukti tingkat tertinggi yang diperlukan untuk rekomendasi klinis.

Kedua, diperlukan upaya lebih lanjut dalam standarisasi ekstrak daun nangka. Ini melibatkan identifikasi dan kuantifikasi senyawa bioaktif utama yang bertanggung jawab atas efek terapeutik.

Dengan demikian, produk yang dihasilkan dapat memiliki konsistensi dalam komposisi dan potensi, mengurangi variabilitas yang saat ini menjadi tantangan. Pengembangan metode kontrol kualitas yang ketat akan memastikan keamanan dan efikasi produk yang beredar di pasaran.

Ketiga, eksplorasi mekanisme molekuler yang mendasari efek terapeutik daun nangka harus terus dilakukan. Memahami bagaimana senyawa aktif berinteraksi dengan target biologis dalam tubuh akan membuka jalan bagi pengembangan obat-obatan baru yang lebih bertarget dan efisien.

Penelitian ini dapat melibatkan studi omics seperti proteomik dan metabolomik untuk mendapatkan gambaran komprehensif tentang respons biologis.

Keempat, penelitian toksikologi jangka panjang dan studi interaksi obat-obatan harus menjadi prioritas. Meskipun penggunaan tradisional umumnya dianggap aman, data ilmiah yang kuat tentang keamanan jangka panjang sangat penting sebelum merekomendasikan penggunaan yang lebih luas.

Ini termasuk evaluasi potensi efek samping, toksisitas organ, dan interaksi dengan obat resep, terutama pada populasi rentan seperti wanita hamil, anak-anak, dan pasien dengan penyakit kronis.

Terakhir, kolaborasi antara peneliti dari berbagai disiplin ilmu, termasuk farmakologi, botani, kimia, dan klinis, akan mempercepat kemajuan dalam bidang ini. Pendekatan multidisiplin akan memastikan bahwa penelitian dilakukan secara komprehensif, dari identifikasi botani hingga aplikasi klinis.

Hal ini juga akan memfasilitasi transfer pengetahuan dari penelitian dasar ke pengembangan produk yang relevan secara klinis.

Daun nangka kuning, dengan profil fitokimia yang kaya, menunjukkan potensi terapeutik yang menjanjikan dalam berbagai aplikasi kesehatan, mulai dari sifat antioksidan dan anti-inflamasi hingga potensi antidiabetik dan antimikroba.

Bukti praklinis yang ada sangat mendukung klaim-klaim tradisional dan memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk eksplorasi lebih lanjut. Kehadiran senyawa bioaktif seperti flavonoid dan fenolik menjadi pilar utama dari aktivitas farmakologis yang diamati.

Meskipun demikian, transisi dari temuan laboratorium ke aplikasi klinis yang terbukti memerlukan langkah-langkah penelitian yang lebih rigorous.

Kebutuhan akan uji klinis acak terkontrol pada manusia adalah krusial untuk memvalidasi efikasi dan keamanan pada populasi yang lebih luas.

Selain itu, standarisasi ekstrak, identifikasi senyawa aktif spesifik, dan pemahaman mendalam tentang mekanisme aksi akan menjadi kunci untuk mengoptimalkan pemanfaatan daun nangka sebagai agen terapeutik atau suplemen kesehatan.

Masa depan penelitian daun nangka kuning tampak cerah, dengan potensi untuk mengembangkan nutraceuticals atau bahkan obat-obatan baru yang berasal dari sumber alami.

Namun, keberhasilan akan sangat bergantung pada investasi berkelanjutan dalam penelitian ilmiah yang ketat, kolaborasi lintas disiplin, dan penerapan pedoman kualitas serta keamanan yang ketat.

Hanya dengan pendekatan komprehensif ini, manfaat penuh dari daun nangka kuning dapat direalisasikan untuk kesehatan manusia.