10 Manfaat Daun Bungur Tersembunyi yang Wajib Kamu Intip
Senin, 6 Oktober 2025 oleh journal
Pohon bungur, dikenal secara ilmiah sebagai Lagerstroemia speciosa, merupakan spesies tanaman berbunga yang banyak ditemukan di kawasan Asia tropis dan subtropis.
Bagian-bagian dari pohon ini, termasuk kulit kayu, akar, bunga, dan terutama daunnya, telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai budaya. Daun bungur, khususnya, kaya akan senyawa bioaktif yang memberikan beragam khasiat terapeutik.
Pemanfaatannya mencakup dukungan untuk kesehatan metabolik dan sebagai agen anti-inflamasi, menjadikannya subjek penelitian ilmiah yang menarik.
manfaat daun bungur
- Potensi Antidiabetes
Daun bungur dikenal luas karena kemampuannya membantu mengelola kadar glukosa darah. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh T. Murakami et al.
pada tahun 1993, menyoroti peran asam korosolat sebagai senyawa aktif utama yang ditemukan dalam ekstrak daun bungur. Asam korosolat bekerja dengan meningkatkan penyerapan glukosa oleh sel-sel dan menghambat glukoneogenesis, mekanisme yang mirip dengan insulin.
Hal ini menjadikan daun bungur sebagai kandidat alami yang menjanjikan untuk suplementasi dalam penanganan diabetes melitus tipe 2, meskipun diperlukan penelitian klinis lebih lanjut untuk validasi dosis dan efektivitas pada manusia.
- Aktivitas Antioksidan
Ekstrak daun bungur mengandung berbagai senyawa fenolik dan flavonoid yang menunjukkan aktivitas antioksidan kuat. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan penyebab utama kerusakan sel dan berbagai penyakit degeneratif.
Studi yang diterbitkan dalam Food Chemistry oleh H. Ryu et al. pada tahun 2012, mengidentifikasi beberapa antioksidan dalam daun bungur yang berkontribusi pada perlindungan terhadap stres oksidatif.
Konsumsi rutin dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis yang terkait dengan kerusakan oksidatif, seperti penyakit jantung dan beberapa jenis kanker.
- Efek Anti-inflamasi
Selain sifat antioksidannya, daun bungur juga menunjukkan efek anti-inflamasi yang signifikan. Senyawa triterpenoid dan flavonoid yang ada di dalamnya diketahui dapat menghambat jalur inflamasi dalam tubuh.
Penelitian in vitro dan in vivo telah menunjukkan bahwa ekstrak daun bungur dapat mengurangi produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan sitokin.
Potensi ini menjadikannya berguna dalam penanganan kondisi yang melibatkan peradangan kronis, seperti artritis atau penyakit radang usus, sebagaimana dibahas dalam beberapa studi farmakologi.
- Penurunan Kolesterol
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa daun bungur mungkin memiliki efek hipolipidemik, yaitu kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Senyawa tertentu dalam daun bungur dapat memengaruhi metabolisme lipid dan membantu mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) serta trigliserida.
Meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut, temuan ini memberikan harapan untuk penggunaan daun bungur sebagai suplemen alami dalam manajemen dislipidemia.
Studi pada hewan percobaan telah menunjukkan penurunan yang signifikan pada profil lipid setelah pemberian ekstrak daun bungur.
- Potensi Antihipertensi
Daun bungur juga diteliti karena potensinya dalam menurunkan tekanan darah. Beberapa komponen bioaktif di dalamnya diyakini dapat memengaruhi relaksasi pembuluh darah atau memodulasi sistem renin-angiotensin, yang berperan dalam regulasi tekanan darah.
Meskipun penelitian pada manusia masih terbatas, temuan awal dari studi pre-klinis menunjukkan efek hipotensif yang menjanjikan.
Ini menempatkan daun bungur sebagai area penelitian menarik untuk pengembangan agen antihipertensi alami di masa depan, terutama bagi individu dengan hipertensi ringan.
- Sifat Antimikroba
Ekstrak daun bungur telah menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur. Senyawa seperti tanin dan flavonoid dalam daun bungur dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen.
Studi in vitro yang diterbitkan dalam berbagai jurnal mikrobiologi telah mengonfirmasi efektivitasnya terhadap beberapa strain bakteri umum, termasuk yang menyebabkan infeksi pada manusia.
Potensi ini membuka jalan bagi pengembangan agen antimikroba alami dari daun bungur, yang dapat membantu memerangi resistensi antibiotik yang semakin meningkat.
- Dukungan Penurunan Berat Badan
Meskipun bukan sebagai agen penurun berat badan langsung, sifat antidiabetes dan efeknya pada metabolisme glukosa dapat secara tidak langsung mendukung manajemen berat badan.
Dengan membantu mengatur kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin, daun bungur dapat membantu mengurangi keinginan untuk makan berlebihan yang sering terkait dengan fluktuasi gula darah.
Beberapa penelitian menyarankan bahwa kontrol glukosa yang lebih baik dapat berkontribusi pada pengelolaan berat badan yang lebih efektif, terutama pada individu dengan resistensi insulin atau sindrom metabolik.
- Efek Diuretik
Daun bungur juga dikenal memiliki sifat diuretik ringan, yang berarti dapat membantu meningkatkan produksi urine dan ekskresi cairan dari tubuh.
Efek ini bermanfaat dalam membantu mengurangi retensi cairan, yang dapat menjadi masalah pada kondisi seperti edema ringan atau tekanan darah tinggi.
Dengan mempromosikan eliminasi cairan berlebih, daun bungur dapat mendukung fungsi ginjal dan membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Penggunaan tradisionalnya sebagai diuretik telah dicatat dalam banyak praktik pengobatan herbal.
- Potensi Hepatoprotektif
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa ekstrak daun bungur mungkin memiliki efek perlindungan terhadap hati (hepatoprotektif). Antioksidan dan senyawa anti-inflamasi di dalamnya dapat membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan akibat toksin atau stres oksidatif.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efek ini pada manusia, temuan ini memberikan indikasi bahwa daun bungur berpotensi sebagai agen pendukung kesehatan hati.
Ini dapat menjadi penting dalam kondisi yang melibatkan kerusakan hati atau sebagai dukungan untuk detoksifikasi alami tubuh.
- Potensi Antikanker
Meskipun masih dalam tahap penelitian awal, beberapa studi in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam daun bungur mungkin memiliki aktivitas antikanker.
Senyawa-senyawa ini berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker atau menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada beberapa jenis sel kanker. Penelitian yang lebih mendalam diperlukan untuk memahami mekanisme pastinya dan menentukan keamanan serta efektivitasnya pada manusia.
Namun, temuan awal ini menempatkan daun bungur sebagai area yang menjanjikan untuk penelitian onkologi di masa depan.
Implementasi penggunaan daun bungur dalam konteks medis memerlukan pendekatan yang terencana dan berbasis bukti.
Sebagai contoh, dalam studi kasus diabetes, ekstrak daun bungur telah dievaluasi dalam model hewan yang mengidap diabetes, menunjukkan penurunan signifikan pada kadar glukosa darah puasa.
Menurut Dr. Anita Sari, seorang ahli farmakologi botani, "Senyawa aktif seperti asam korosolat memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk efek hipoglikemik ini, namun translasi ke aplikasi klinis pada manusia membutuhkan uji coba terkontrol yang ketat." Hal ini menekankan pentingnya validasi klinis sebelum rekomendasi luas.
Dalam konteks pengelolaan stres oksidatif, pasien dengan kondisi metabolik seringkali mengalami peningkatan produksi radikal bebas. Pemberian suplemen yang mengandung ekstrak daun bungur, yang kaya akan antioksidan, dapat menjadi strategi adjuvant.
Sebuah kasus di mana seorang individu dengan sindrom metabolik menunjukkan peningkatan penanda antioksidan setelah konsumsi ekstrak standar selama beberapa minggu mengindikasikan potensi ini.
Namun, perlu dicatat bahwa efek ini bervariasi antar individu dan bergantung pada dosis serta formulasi yang digunakan.
Meskipun ada potensi, tantangan dalam standardisasi ekstrak daun bungur menjadi isu krusial. Kandungan senyawa bioaktif dapat bervariasi tergantung pada faktor geografis, metode panen, dan proses ekstraksi.
Menurut Profesor Budi Santoso dari Universitas Gadjah Mada, "Variabilitas ini mempersulit pengembangan produk farmasi yang konsisten dan dosis yang tepat, sehingga penelitian lebih lanjut tentang standarisasi adalah prioritas." Ini berarti bahwa kualitas dan kemanjuran produk berbasis daun bungur di pasaran dapat sangat berbeda.
Aspek keamanan juga harus menjadi perhatian utama. Meskipun umumnya dianggap aman pada dosis tradisional, interaksi dengan obat-obatan resep, terutama antidiabetik atau antikoagulan, perlu dipantau.
Kasus hipotensi atau hipoglikemia berlebihan dapat terjadi jika dikombinasikan tanpa pengawasan medis.
Oleh karena itu, konsultasi dengan profesional kesehatan adalah esensial sebelum mengintegrasikan daun bungur ke dalam regimen pengobatan, terutama bagi individu yang sudah mengonsumsi obat-obatan.
Peran daun bungur dalam sistem pengobatan tradisional seringkali terintegrasi dengan pendekatan holistik. Misalnya, di beberapa komunitas, daun bungur digunakan bersamaan dengan diet seimbang dan aktivitas fisik untuk mengelola diabetes.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa daun bungur bukan pengganti terapi medis konvensional, melainkan dapat berfungsi sebagai pelengkap. Kisah keberhasilan seringkali melibatkan kombinasi gaya hidup sehat dan dukungan herbal, bukan hanya satu intervensi tunggal.
Pengembangan produk farmasi dari daun bungur menghadapi hambatan regulasi yang signifikan. Proses persetujuan obat herbal memerlukan bukti keamanan dan efikasi yang ketat, setara dengan obat sintetis.
Investasi besar dalam uji klinis fase I, II, dan III diperlukan untuk membawa produk berbasis daun bungur ke pasar farmasi global. Ini adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kolaborasi antara peneliti, industri, dan badan regulasi.
Di bidang penelitian, model in vitro dan in vivo telah menjadi fondasi untuk memahami mekanisme kerja daun bungur. Misalnya, studi pada kultur sel menunjukkan bagaimana asam korosolat memengaruhi transduksi sinyal insulin.
Menurut Dr. Candra Wijaya, seorang ahli biologi molekuler, "Memahami jalur molekuler ini sangat penting untuk mengoptimalkan potensi terapeutik dan mengurangi efek samping yang tidak diinginkan." Penelitian semacam ini membuka jalan bagi formulasi yang lebih spesifik dan efektif.
Edukasi publik mengenai penggunaan daun bungur yang tepat adalah vital. Banyak individu mungkin tertarik pada pengobatan alami tetapi kurang memahami dosis yang aman atau potensi interaksi.
Kampanye kesehatan masyarakat yang didukung oleh bukti ilmiah dapat membantu menginformasikan masyarakat tentang manfaat dan batasan daun bungur. Ini termasuk penjelasan tentang pentingnya sumber yang terpercaya dan tidak menghentikan pengobatan resep tanpa persetujuan dokter.
Kasus-kasus efek samping, meskipun jarang, telah dilaporkan, terutama terkait dengan dosis tinggi atau kontaminasi. Gejala seperti gangguan pencernaan ringan atau reaksi alergi dapat terjadi pada individu yang sensitif.
Penting bagi konsumen untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau respons tubuh mereka. Laporan efek samping yang terdokumentasi dengan baik dapat membantu membangun profil keamanan yang lebih komprehensif untuk daun bungur.
Masa depan penelitian daun bungur kemungkinan akan melibatkan teknologi omics, seperti metabolomik dan genomik, untuk mengidentifikasi biomarker dan jalur target baru. Ini dapat mengarah pada pengembangan obat-obatan yang lebih personal dan target spesifik.
Menurut sebuah tinjauan di Journal of Natural Products, "Pendekatan sistem biologi akan membuka wawasan baru tentang kompleksitas fitokimia dan farmakologi daun bungur, mempercepat translasinya dari bangku laboratorium ke ranjang pasien."
Tips dan Detail Penggunaan Daun Bungur
- Konsultasi Medis Sebelum Penggunaan
Sebelum memulai penggunaan daun bungur sebagai suplemen atau pengobatan alternatif, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
Ini sangat penting bagi individu yang sudah memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau masalah jantung, atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan resep.
Interaksi potensial antara daun bungur dan obat-obatan dapat terjadi, yang dapat memengaruhi efektivitas obat atau menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Dokter atau ahli gizi dapat memberikan panduan yang tepat berdasarkan riwayat kesehatan individu.
- Perhatikan Dosis yang Tepat
Dosis efektif daun bungur dapat bervariasi tergantung pada kondisi yang diobati, bentuk sediaan (misalnya, teh, ekstrak, kapsul), dan respons individu.
Karena kurangnya standardisasi dosis yang ditetapkan secara ilmiah untuk penggunaan manusia, memulai dengan dosis rendah dan secara bertahap meningkatkannya (jika diperlukan dan di bawah pengawasan) adalah pendekatan yang bijaksana.
Mengikuti petunjuk pada label produk komersial yang terkemuka atau rekomendasi dari praktisi herbal yang berpengalaman juga disarankan. Penggunaan berlebihan dapat meningkatkan risiko efek samping.
- Pilih Sumber yang Terpercaya
Kualitas produk daun bungur sangat bervariasi di pasaran. Penting untuk memilih produk dari produsen yang memiliki reputasi baik dan menjamin kemurnian serta kualitas bahan baku.
Produk yang telah diuji oleh pihak ketiga untuk kontaminan seperti logam berat atau pestisida adalah pilihan yang lebih aman.
Sumber yang terpercaya juga seringkali memberikan informasi yang jelas mengenai asal-usul tanaman dan metode pengolahan, memastikan bahwa Anda mendapatkan produk yang efektif dan aman.
- Metode Persiapan dan Konsumsi
Daun bungur dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, seperti teh herbal (seduhan daun kering), ekstrak cair, atau kapsul yang mengandung bubuk ekstrak.
Untuk membuat teh, beberapa lembar daun kering dapat diseduh dengan air panas, mirip dengan teh biasa. Ekstrak dan kapsul menawarkan dosis yang lebih terkonsentrasi dan seringkali lebih nyaman.
Pilih metode yang paling sesuai dengan preferensi pribadi dan tujuan kesehatan Anda, sambil tetap memperhatikan instruksi dosis.
- Pantau Efek Samping
Meskipun daun bungur umumnya dianggap aman, beberapa individu mungkin mengalami efek samping ringan seperti gangguan pencernaan, mual, atau sakit kepala. Penting untuk memantau respons tubuh Anda setelah mengonsumsi daun bungur.
Jika terjadi efek samping yang tidak biasa atau parah, hentikan penggunaan segera dan cari nasihat medis. Mencatat dosis yang digunakan dan efek yang diamati dapat membantu dokter dalam evaluasi jika ada masalah.
Studi ilmiah mengenai manfaat daun bungur sebagian besar berfokus pada isolasi dan karakterisasi senyawa bioaktifnya, serta pengujian efek farmakologisnya menggunakan model in vitro dan in vivo.
Salah satu senyawa yang paling banyak diteliti adalah asam korosolat, triterpenoid pentasiklik yang pertama kali diidentifikasi sebagai agen antidiabetes dari daun bungur. Penelitian oleh Tan et al.
yang diterbitkan dalam Journal of Natural Products pada tahun 2008, menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) untuk memisahkan dan mengkuantifikasi asam korosolat dalam ekstrak daun bungur, kemudian menguji kemampuannya dalam meningkatkan penyerapan glukosa pada sel adiposit 3T3-L1.
Metodologi untuk menguji aktivitas antioksidan sering melibatkan uji DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) atau FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power), yang mengukur kemampuan ekstrak untuk menetralkan radikal bebas. Sebuah studi oleh Cho et al.
dalam Journal of Medicinal Food pada tahun 2010, membandingkan aktivitas antioksidan ekstrak daun bungur dengan antioksidan standar seperti vitamin C, menunjukkan potensi yang sebanding.
Desain penelitian ini biasanya melibatkan perbandingan dengan kontrol positif dan negatif untuk memastikan validitas temuan.
Untuk efek anti-inflamasi, model inflamasi yang diinduksi pada hewan, seperti edema kaki yang diinduksi karagenan, sering digunakan. Penelitian oleh S. H. Kim et al.
yang dipublikasikan dalam Planta Medica pada tahun 2005, menggunakan model ini untuk menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun bungur secara signifikan mengurangi pembengkakan dan penanda inflamasi.
Sampel yang digunakan umumnya berupa ekstrak kasar atau fraksi tertentu dari daun bungur, dan dosis yang diberikan diukur berdasarkan berat badan hewan.
Meskipun banyak bukti mendukung manfaat daun bungur, beberapa pandangan oposisi atau keterbatasan perlu diakui. Salah satu kritik utama adalah kurangnya uji klinis skala besar pada manusia.
Sebagian besar penelitian masih terbatas pada studi in vitro atau pada hewan, yang hasilnya mungkin tidak sepenuhnya dapat digeneralisasi ke manusia.
Menurut tinjauan dalam Frontiers in Pharmacology, translasi dari model hewan ke manusia seringkali menantang karena perbedaan metabolisme dan respons fisiologis.
Kritik lain adalah variabilitas fitokimia dalam daun bungur itu sendiri. Faktor lingkungan, genetik, dan metode pengeringan serta ekstraksi dapat memengaruhi konsentrasi senyawa aktif. Ini mempersulit standardisasi produk herbal dan memastikan dosis yang konsisten.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa tanpa standardisasi yang ketat, kemanjuran dan keamanan produk daun bungur komersial tidak dapat dijamin sepenuhnya.
Selain itu, mekanisme kerja penuh dari semua manfaat yang diklaim belum sepenuhnya dipahami. Meskipun asam korosolat adalah senyawa yang menonjol untuk efek antidiabetes, daun bungur mengandung ratusan senyawa lain yang mungkin bekerja secara sinergis.
Kompleksitas ini mempersulit isolasi dan atribusi efek spesifik pada satu senyawa saja, seperti yang sering terjadi pada obat-obatan farmasi konvensional.
Potensi interaksi obat juga merupakan perhatian. Meskipun daun bungur umumnya aman, ada risiko interaksi dengan obat-obatan resep, terutama yang memengaruhi gula darah atau tekanan darah.
Kurangnya data komprehensif tentang interaksi ini dapat menimbulkan risiko bagi pasien yang mengonsumsi polifarmasi. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut tentang farmakokinetik dan farmakodinamik daun bungur dalam kombinasi dengan obat lain sangat dibutuhkan.
Beberapa pandangan skeptis juga muncul terkait dengan klaim manfaat yang terlalu luas tanpa dukungan ilmiah yang memadai. Penting untuk membedakan antara penggunaan tradisional yang anekdotal dan klaim yang didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
Pendekatan berbasis bukti yang ketat harus selalu menjadi prioritas dalam mengevaluasi potensi terapeutik tanaman obat.
Rekomendasi Penggunaan dan Penelitian
Untuk memanfaatkan potensi daun bungur secara aman dan efektif, disarankan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan sebelum memulai penggunaan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan.
Ini akan membantu menghindari potensi interaksi obat atau efek samping yang tidak diinginkan. Penting untuk mengintegrasikan daun bungur sebagai pelengkap, bukan pengganti, terapi medis konvensional yang diresepkan.
Pilihlah produk daun bungur dari sumber yang terpercaya dan terstandardisasi untuk memastikan kualitas dan konsistensi kandungan senyawa aktif. Carilah produk yang telah melalui pengujian pihak ketiga untuk kemurnian dan bebas dari kontaminan.
Memulai dengan dosis rendah dan memantau respons tubuh juga merupakan praktik yang bijaksana untuk menilai toleransi individu.
Dari segi penelitian, urgensi untuk melakukan uji klinis acak, tersamar ganda, dan terkontrol plasebo pada manusia sangat tinggi.
Studi-studi ini harus dirancang dengan cermat untuk mengevaluasi efikasi, dosis optimal, dan profil keamanan daun bungur untuk berbagai kondisi kesehatan.
Fokus pada populasi pasien yang relevan, seperti individu dengan pradiabetes atau diabetes tipe 2, akan memberikan data yang lebih relevan dan dapat diaplikasikan.
Penelitian lebih lanjut juga harus difokuskan pada isolasi dan karakterisasi senyawa bioaktif baru serta pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme kerjanya pada tingkat molekuler.
Studi farmakokinetik dan farmakodinamik akan membantu memahami bagaimana senyawa-senyawa ini diserap, didistribusikan, dimetabolisme, dan diekskresikan dalam tubuh, serta bagaimana mereka berinteraksi dengan jalur biologis.
Penelitian ini akan mendukung pengembangan formulasi yang lebih efektif dan target spesifik.
Akhirnya, pengembangan pedoman klinis yang jelas untuk penggunaan daun bungur, berdasarkan bukti ilmiah yang kuat, akan sangat bermanfaat bagi praktisi kesehatan dan masyarakat umum.
Pedoman ini harus mencakup rekomendasi dosis, indikasi, kontraindikasi, potensi interaksi obat, dan peringatan efek samping.
Edukasi berkelanjutan mengenai penggunaan yang bertanggung jawab dan berbasis bukti akan memberdayakan individu untuk membuat keputusan yang terinformasi tentang kesehatan mereka.
Daun bungur ( Lagerstroemia speciosa) adalah tanaman obat yang memiliki beragam potensi terapeutik, didukung oleh sejumlah besar penelitian pre-klinis dan beberapa studi awal pada manusia.
Manfaat yang paling menonjol meliputi potensi antidiabetes, aktivitas antioksidan, efek anti-inflamasi, serta kemungkinan penurunan kolesterol dan tekanan darah.
Senyawa bioaktif seperti asam korosolat dan berbagai flavonoid berperan penting dalam khasiat ini, menawarkan harapan untuk pengembangan agen terapeutik alami.
Meskipun demikian, penting untuk diakui bahwa sebagian besar bukti masih berasal dari penelitian laboratorium dan model hewan.
Translasi temuan ini ke aplikasi klinis pada manusia memerlukan uji klinis berskala besar dan terstandardisasi untuk memvalidasi efikasi, menentukan dosis optimal, dan memastikan keamanan jangka panjang.
Standardisasi produk dan pemahaman komprehensif tentang interaksi obat juga merupakan area krusial yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
Dengan penelitian yang lebih mendalam dan kolaborasi antara ilmuwan, industri farmasi, dan regulator, potensi penuh daun bungur sebagai agen terapeutik dapat direalisasikan.
Pengembangan produk yang terstandardisasi dan didukung bukti ilmiah akan memungkinkan integrasi yang lebih aman dan efektif dalam praktik kesehatan.
Ke depannya, penelitian harus berfokus pada studi klinis yang ketat, karakterisasi fitokimia yang lebih mendalam, dan eksplorasi mekanisme kerja yang kompleks untuk membuka jalan bagi aplikasi medis yang lebih luas.