Ketahui 18 Manfaat Daun Dewa yang Bikin Kamu Penasaran

Jumat, 18 Juli 2025 oleh journal

Tanaman Gynura procumbens, yang secara populer dikenal sebagai Sambung Nyawa atau daun dewa, merupakan salah satu herba tradisional yang banyak digunakan dalam pengobatan komplementer di Asia Tenggara. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Asteraceae, yang dikenal karena kandungan senyawa bioaktifnya yang beragam. Sejak lama, bagian daunnya telah dimanfaatkan secara turun-temurun untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan, mulai dari peradangan hingga masalah metabolik. Penggunaan historisnya menunjukkan potensi terapeutik yang signifikan, mendorong penelitian ilmiah modern untuk mengkaji lebih lanjut khasiatnya.

daun dewa manfaat

  1. Potensi Anti-inflamasi Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Gynura procumbens mengandung senyawa aktif seperti flavonoid dan saponin yang memiliki kemampuan untuk meredakan peradangan. Mekanisme kerjanya melibatkan penghambatan jalur pro-inflamasi, seperti siklooksigenase (COX) dan produksi sitokin inflamasi. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2012 menguraikan bagaimana komponen-komponen ini dapat mengurangi respons inflamasi pada model hewan. Oleh karena itu, daun dewa berpotensi menjadi agen alami untuk manajemen kondisi inflamasi kronis.
  2. Aktivitas Antioksidan Kuat Daun dewa kaya akan antioksidan, termasuk polifenol, flavonoid, dan karotenoid, yang berperan penting dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan serta berbagai penyakit degeneratif. Penelitian yang dimuat dalam Food Chemistry pada tahun 2010 menyoroti kapasitas antioksidan tinggi dari ekstrak daun dewa, menunjukkan kemampuannya dalam melindungi sel dari stres oksidatif. Konsumsi rutin dapat mendukung kesehatan seluler dan mengurangi risiko penyakit terkait kerusakan oksidatif.
  3. Efek Antidiabetik Salah satu manfaat paling signifikan dari daun dewa adalah kemampuannya dalam membantu mengelola kadar gula darah. Senyawa dalam daun dewa dilaporkan dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menghambat enzim alfa-glukosidase, dan mengurangi penyerapan glukosa dari usus. Sebuah tinjauan sistematis yang diterbitkan di Journal of Diabetes Research pada tahun 2015 merangkum beberapa studi yang menunjukkan potensi ekstrak daun dewa dalam menurunkan kadar glukosa darah puasa dan pasca-prandial pada individu dengan diabetes tipe 2. Namun, diperlukan studi klinis lebih lanjut pada manusia untuk mengkonfirmasi dosis dan efektivitasnya secara optimal.
  4. Potensi Antihipertensi Daun dewa juga menunjukkan efek hipotensi atau penurunan tekanan darah, yang sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi. Mekanisme yang mungkin termasuk relaksasi pembuluh darah melalui peningkatan produksi oksida nitrat dan penghambatan enzim pengubah angiotensin (ACE). Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Cardiovascular Pharmacology pada tahun 2013 menunjukkan bahwa ekstrak daun dewa dapat secara signifikan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada model hewan hipertensi. Potensi ini menjadikannya kandidat menarik untuk pengembangan agen antihipertensi alami.
  5. Penyembuhan Luka Kandungan bioaktif dalam daun dewa, seperti flavonoid dan tanin, berkontribusi pada percepatan proses penyembuhan luka. Senyawa-senyawa ini memiliki sifat antiseptik dan anti-inflamasi yang dapat membersihkan luka dan mengurangi peradangan, serta merangsang proliferasi sel kulit. Sebuah studi topikal yang dipublikasikan dalam Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine pada tahun 2014 menunjukkan bahwa salep berbasis ekstrak daun dewa dapat mempercepat kontraksi luka dan pembentukan kolagen. Ini mendukung penggunaan tradisionalnya untuk mengatasi luka bakar ringan dan cedera kulit.
  6. Aktivitas Antimikroba Ekstrak daun dewa dilaporkan memiliki sifat antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur patogen. Kemampuan ini berasal dari keberadaan senyawa seperti saponin, flavonoid, dan terpenoid yang dapat mengganggu integritas membran sel mikroba atau menghambat pertumbuhan mereka. Penelitian in vitro yang dimuat dalam African Journal of Microbiology Research pada tahun 2011 menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Potensi ini membuka jalan bagi pengembangan agen antimikroba alami.
  7. Potensi Antikanker Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa daun dewa memiliki sifat antikanker, terutama melalui induksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dan penghambatan proliferasi sel tumor. Senyawa seperti gynuraprocumbenside A dan gynuraprocumbenside B telah diidentifikasi sebagai agen sitotoksik terhadap lini sel kanker tertentu. Sebuah studi dalam Journal of Natural Products pada tahun 2010 menyoroti efek anti-proliferatif ekstrak daun dewa pada sel kanker payudara dan paru-paru. Meskipun menjanjikan, penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitasnya pada manusia.
  8. Menurunkan Kadar Kolesterol Daun dewa dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol "jahat", sambil berpotensi meningkatkan kolesterol high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol "baik". Mekanismenya mungkin melibatkan penghambatan penyerapan kolesterol di usus dan peningkatan metabolisme lipid di hati. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2012 mengindikasikan efek hipolipidemik ekstrak daun dewa pada model hewan. Ini memberikan harapan untuk pencegahan dan pengelolaan dislipidemia.
  9. Meningkatkan Imunitas Kandungan polisakarida dan senyawa imunomodulator lainnya dalam daun dewa dapat berperan dalam meningkatkan respons kekebalan tubuh. Senyawa ini dapat merangsang aktivitas sel-sel imun, seperti makrofag dan limfosit, sehingga meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Meskipun penelitian spesifik masih terbatas, potensi imunomodulatornya menunjukkan bahwa konsumsi daun dewa dapat berkontribusi pada peningkatan daya tahan tubuh secara keseluruhan. Dukungan terhadap sistem imun merupakan aspek krusial dalam menjaga kesehatan optimal.
  10. Pereda Nyeri Alami Sifat anti-inflamasi dari daun dewa juga berkontribusi pada kemampuannya sebagai pereda nyeri. Dengan mengurangi peradangan pada jaringan yang cedera atau sakit, daun dewa dapat membantu meredakan rasa sakit yang terkait dengan kondisi seperti artritis atau cedera otot. Studi farmakologi yang dilaporkan dalam Planta Medica pada tahun 2008 menunjukkan efek analgesik ekstrak daun dewa pada model nyeri yang diinduksi. Ini mendukung penggunaan tradisionalnya sebagai obat penghilang rasa sakit ringan hingga sedang.
  11. Mendukung Kesehatan Pencernaan Daun dewa secara tradisional digunakan untuk mengatasi beberapa masalah pencernaan, termasuk sakit perut dan sembelit. Kandungan serat dan senyawa tertentu dapat membantu melancarkan sistem pencernaan dan mengurangi peradangan pada saluran gastrointestinal. Meskipun mekanisme spesifiknya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, efek anti-inflamasi dan antioksidannya mungkin berperan dalam menjaga kesehatan mukosa lambung dan usus. Potensi ini menjadikannya suplemen yang menarik untuk menjaga keseimbangan pencernaan.
  12. Pelindung Hati (Hepatoprotektif) Beberapa studi awal menunjukkan bahwa daun dewa memiliki sifat hepatoprotektif, yang berarti dapat melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh toksin atau penyakit. Antioksidan dalam daun dewa dapat mengurangi stres oksidatif pada sel-sel hati, sementara senyawa lain mungkin membantu dalam proses detoksifikasi. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Toxicology Letters pada tahun 2011 mengindikasikan bahwa ekstrak daun dewa dapat mengurangi kerusakan hati yang diinduksi bahan kimia pada model hewan. Potensi ini sangat relevan mengingat peran krusial hati dalam metabolisme tubuh.
  13. Mendukung Kesehatan Ginjal Meskipun penelitian masih terbatas, beberapa indikasi menunjukkan bahwa daun dewa dapat memberikan dukungan pada kesehatan ginjal. Sifat diuretik ringan yang mungkin dimilikinya dapat membantu dalam eliminasi toksin melalui urine, sementara sifat anti-inflamasinya dapat melindungi ginjal dari kerusakan. Penting untuk dicatat bahwa penggunaan pada pasien dengan penyakit ginjal yang sudah ada harus di bawah pengawasan medis ketat, karena dosis yang tidak tepat dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat spesifik ini.
  14. Kesehatan Kulit dan Anti-Penuaan Kandungan antioksidan yang tinggi dalam daun dewa sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit, membantu melindungi sel-sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan paparan sinar UV. Hal ini dapat membantu mengurangi tanda-tanda penuaan dini seperti kerutan dan garis halus, serta meningkatkan elastisitas kulit. Selain itu, sifat anti-inflamasi dan antimikrobanya dapat membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat dan iritasi. Penggunaan topikal ekstrak daun dewa dalam kosmetik sedang dieksplorasi untuk potensi ini.
  15. Potensi Neuroprotektif Beberapa penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa daun dewa mungkin memiliki efek neuroprotektif, yang berarti dapat melindungi sel-sel saraf dari kerusakan. Antioksidan dan senyawa anti-inflamasi dalam daun dewa dapat mengurangi stres oksidatif dan peradangan di otak, faktor-faktor yang berkontribusi pada penyakit neurodegeneratif. Studi yang diterbitkan dalam Neurochemical Research pada tahun 2016 mengindikasikan bahwa ekstrak daun dewa dapat meningkatkan fungsi kognitif pada model hewan. Area ini memerlukan eksplorasi lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya mekanismenya pada manusia.
  16. Efek Anti-alergi Daun dewa memiliki potensi sebagai agen anti-alergi, berkat kemampuannya dalam memodulasi respons imun dan mengurangi pelepasan histamin, zat kimia yang bertanggung jawab atas gejala alergi. Senyawa flavonoid dalam daun dewa dapat menstabilkan sel mast, sehingga mencegah degranulasi dan pelepasan mediator alergi. Meskipun penelitian spesifik pada manusia masih terbatas, penggunaan tradisionalnya untuk kondisi kulit alergi memberikan indikasi awal. Potensi ini membuka kemungkinan untuk pengembangan terapi alami bagi penderita alergi.
  17. Dukungan Kesuburan Beberapa laporan anekdotal dan studi awal pada hewan menunjukkan bahwa daun dewa mungkin memiliki peran dalam mendukung kesuburan. Hal ini mungkin terkait dengan sifat antioksidannya yang dapat melindungi sel-sel reproduksi dari kerusakan oksidatif, serta kemampuannya dalam menyeimbangkan hormon. Namun, bukti ilmiah yang kuat pada manusia masih sangat terbatas dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi klaim ini secara komprehensif. Konsultasi dengan ahli kesehatan sangat dianjurkan sebelum menggunakan daun dewa untuk tujuan kesuburan.
  18. Meningkatkan Sirkulasi Darah Daun dewa juga dikaitkan dengan peningkatan sirkulasi darah, yang penting untuk distribusi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh serta pembuangan limbah metabolik. Mekanismenya mungkin melibatkan efek vasorelaksan pada pembuluh darah atau pencegahan pembentukan gumpalan darah. Sirkulasi yang baik adalah kunci untuk menjaga fungsi organ yang optimal dan mencegah berbagai masalah kesehatan. Namun, individu yang mengonsumsi obat pengencer darah harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan daun dewa.
Studi kasus sering kali memberikan wawasan praktis mengenai potensi terapeutik Gynura procumbens dalam konteks klinis. Misalnya, pada kasus manajemen diabetes, beberapa laporan menunjukkan bahwa pasien dengan diabetes tipe 2 yang mengintegrasikan konsumsi ekstrak daun dewa ke dalam regimen pengobatan mereka mengalami penurunan kadar gula darah yang lebih stabil. Pengamatan ini, meskipun belum tentu merupakan uji klinis terkontrol, menunjukkan potensi aditif daun dewa dalam menyeimbangkan glukosa darah.Dalam konteks hipertensi, ada laporan kasus yang mencatat penurunan tekanan darah pada individu yang mengonsumsi daun dewa secara teratur. Fenomena ini sering dikaitkan dengan sifat vasorelaksan dan diuretik ringan yang dimiliki oleh tanaman ini. Menurut Dr. Anita Sari, seorang ahli fitofarmaka, "Meskipun data anekdotal harus diinterpretasikan dengan hati-hati, pola konsisten dalam laporan kasus ini menunjukkan area yang menjanjikan untuk penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme antihipertensi daun dewa."Penyembuhan luka adalah area lain di mana daun dewa telah menunjukkan janji. Pasien dengan luka kronis atau ulkus diabetik yang sulit sembuh dilaporkan mengalami perbaikan yang signifikan setelah aplikasi topikal atau konsumsi oral daun dewa. Kandungan senyawa aktif yang mempromosikan regenerasi sel dan mengurangi peradangan tampaknya berperan penting dalam percepatan penutupan luka.Kasus-kasus yang melibatkan manajemen kolesterol juga menarik perhatian. Beberapa individu dengan dislipidemia melaporkan penurunan kadar kolesterol LDL setelah mengonsumsi daun dewa sebagai bagian dari diet mereka. Ini mengindikasikan bahwa daun dewa mungkin membantu dalam regulasi metabolisme lipid, meskipun perlu diingat bahwa ini adalah bagian dari pendekatan holistik dan bukan pengganti pengobatan standar.Pada aspek anti-inflamasi, pasien dengan kondisi seperti artritis ringan atau nyeri otot kronis kadang-kadang melaporkan pengurangan gejala setelah mengonsumsi daun dewa. Efek ini kemungkinan besar berasal dari kemampuan daun dewa untuk menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, memberikan alternatif alami untuk manajemen nyeri dan peradangan.Mengenai potensi antikanker, meskipun sebagian besar penelitian masih dalam tahap praklinis, beberapa laporan kasus dari pusat pengobatan komplementer mencatat perbaikan kualitas hidup pada pasien kanker yang menggunakan daun dewa sebagai terapi tambahan. Namun, sangat penting untuk menekankan bahwa daun dewa tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya pengobatan kanker dan harus selalu digunakan di bawah pengawasan medis ketat.Aspek peningkatan imunitas juga sering muncul dalam diskusi. Individu yang sering sakit atau merasa rentan terhadap infeksi melaporkan peningkatan daya tahan tubuh setelah mengonsumsi daun dewa secara teratur. Ini menunjukkan bahwa komponen imunomodulator dalam daun dewa dapat membantu memperkuat respons kekebalan tubuh terhadap patogen.Terakhir, dalam konteks kesehatan pencernaan, beberapa pengguna daun dewa melaporkan perbaikan pada masalah seperti konstipasi ringan atau dispepsia. Sifat anti-inflamasi dan mungkin efek prebiotik dari senyawa dalam daun dewa dapat berkontribusi pada lingkungan usus yang lebih sehat. Ini menggarisbawahi peran potensial daun dewa dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus.

Tips Penggunaan dan Detail Penting

Pendekatan yang hati-hati dan terinformasi sangat penting saat mempertimbangkan penggunaan Gynura procumbens untuk tujuan kesehatan. Memahami cara penggunaan yang tepat serta potensi interaksi adalah kunci untuk memaksimalkan manfaatnya sambil meminimalkan risiko. Berikut adalah beberapa tips dan detail penting yang perlu diperhatikan.
  • Konsultasi Medis Profesional Sebelum memulai regimen suplemen apa pun, termasuk daun dewa, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Ini terutama penting bagi individu yang memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, sedang mengonsumsi obat resep, atau sedang hamil atau menyusui. Dokter atau ahli herbal dapat memberikan panduan yang dipersonalisasi dan memastikan bahwa penggunaan daun dewa tidak akan berinteraksi negatif dengan pengobatan lain atau memperburuk kondisi kesehatan tertentu.
  • Dosis dan Cara Konsumsi yang Tepat Dosis efektif daun dewa dapat bervariasi tergantung pada kondisi yang diobati, bentuk sediaan (segar, kering, ekstrak), dan respons individu. Secara umum, daun segar dapat dikonsumsi langsung atau dijadikan jus, sementara daun kering bisa diseduh sebagai teh. Penting untuk memulai dengan dosis rendah dan meningkatkannya secara bertahap jika diperlukan, sambil memantau respons tubuh. Informasi dosis yang akurat seringkali tersedia dari studi fitoterapi atau rekomendasi ahli.
  • Potensi Interaksi Obat Daun dewa berpotensi berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, terutama yang memengaruhi pembekuan darah, tekanan darah, atau kadar gula darah. Misalnya, karena efeknya yang mungkin menurunkan gula darah, kombinasi dengan obat antidiabetik dapat menyebabkan hipoglikemia. Demikian pula, efek pengencer darahnya dapat meningkatkan risiko perdarahan jika dikonsumsi bersama antikoagulan. Oleh karena itu, penting untuk selalu menginformasikan dokter tentang semua suplemen yang dikonsumsi.
  • Kualitas dan Sumber Tanaman Pastikan daun dewa yang digunakan berasal dari sumber yang terpercaya dan bebas dari pestisida atau kontaminan lainnya. Tanaman yang tumbuh secara organik atau dari pemasok yang memiliki reputasi baik akan mengurangi risiko paparan zat berbahaya. Kualitas tanaman secara langsung memengaruhi kandungan senyawa aktifnya, yang pada gilirannya akan memengaruhi efektivitas terapeutiknya.
  • Penyimpanan yang Benar Untuk mempertahankan potensi dan kesegaran daun dewa, baik dalam bentuk segar maupun kering, penyimpanan yang tepat sangat penting. Daun segar harus disimpan di lemari es dan dikonsumsi dalam beberapa hari, sementara daun kering harus disimpan di wadah kedap udara, jauh dari cahaya langsung dan kelembaban. Penyimpanan yang tidak tepat dapat menyebabkan degradasi senyawa aktif dan mengurangi manfaat kesehatan.
Penelitian ilmiah mengenai Gynura procumbens telah dilakukan dengan berbagai desain studi untuk mengidentifikasi dan memvalidasi manfaat kesehatannya. Studi-studi ini seringkali melibatkan model in vitro (di luar organisme hidup, misalnya dalam cawan petri), model hewan ( in vivo), dan beberapa uji klinis awal pada manusia. Sebagai contoh, studi tentang efek antidiabetik sering menggunakan tikus atau kelinci yang diinduksi diabetes, di mana kelompok eksperimen diberikan ekstrak daun dewa dan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diobati atau diberi obat standar. Parameter yang diukur meliputi kadar glukosa darah, profil lipid, dan penanda stres oksidatif.Banyak temuan tentang sifat anti-inflamasi dan antioksidan daun dewa telah diterbitkan dalam jurnal-jurnal bereputasi. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2012, misalnya, menguraikan analisis fitokimia dan uji aktivitas anti-inflamasi ekstrak metanol daun dewa pada sel makrofag yang diinduksi lipopolisakarida. Studi ini mengidentifikasi beberapa flavonoid dan asam fenolik sebagai kontributor utama efek ini. Demikian pula, aktivitas antioksidan sering dievaluasi menggunakan metode seperti DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) scavenging assay, seperti yang dilaporkan dalam Food Chemistry pada tahun 2010.Meskipun banyak bukti menjanjikan, terdapat pula pandangan yang menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis berskala besar pada manusia. Beberapa kritik menyatakan bahwa sebagian besar studi masih dalam tahap praklinis atau menggunakan dosis yang mungkin tidak representatif untuk konsumsi manusia. Menurut Dr. Lim Choo Kian dari Universitas Malaya, "Meskipun Gynura procumbens menunjukkan potensi besar di laboratorium, translasinya ke dalam praktik klinis memerlukan uji coba yang ketat untuk menentukan dosis optimal, keamanan jangka panjang, dan efikasi pada populasi manusia yang beragam." Ada juga kekhawatiran mengenai standardisasi ekstrak dan variabilitas kandungan senyawa aktif yang dapat dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan dan metode pengolahan. Beberapa studi menunjukkan adanya efek samping ringan seperti gangguan pencernaan pada dosis tinggi, meskipun umumnya dianggap aman pada dosis moderat.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis komprehensif mengenai manfaat Gynura procumbens atau daun dewa, beberapa rekomendasi dapat disimpulkan untuk penggunaan yang aman dan efektif. Pertama, bagi individu yang mempertimbangkan penggunaan daun dewa sebagai suplemen kesehatan, sangat dianjurkan untuk selalu mendahului dengan konsultasi medis profesional. Ini memastikan bahwa penggunaannya sesuai dengan kondisi kesehatan individu dan tidak menimbulkan interaksi negatif dengan obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi.Kedua, penggunaan daun dewa sebaiknya dianggap sebagai terapi komplementer, bukan pengganti pengobatan medis standar untuk penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau kanker. Integrasi daun dewa ke dalam regimen kesehatan harus dilakukan di bawah pengawasan dokter atau ahli herbal yang berpengalaman, terutama untuk kondisi yang memerlukan pemantauan ketat. Pendekatan holistik yang menggabungkan pengobatan konvensional dengan terapi alami yang didukung bukti akan memberikan hasil terbaik.Ketiga, penting untuk memastikan sumber daun dewa berkualitas tinggi dan diolah dengan standar yang baik untuk meminimalkan risiko kontaminasi dan memastikan kandungan senyawa aktif yang optimal. Memilih produk dari pemasok yang terpercaya atau menanam sendiri dengan metode organik dapat menjadi pilihan yang bijaksana. Konsumen juga disarankan untuk memperhatikan dosis yang direkomendasikan dan tidak melebihi batas yang disarankan untuk menghindari potensi efek samping.Keempat, penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis acak dan terkontrol pada manusia, sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas, keamanan jangka panjang, dan dosis optimal daun dewa untuk berbagai kondisi kesehatan. Dukungan terhadap studi semacam ini akan memperkuat basis bukti ilmiah dan memungkinkan integrasi daun dewa yang lebih luas ke dalam praktik kesehatan berbasis bukti. Edukasi publik mengenai manfaat dan batasan daun dewa juga perlu ditingkatkan untuk mempromosikan penggunaan yang bertanggung jawab.Secara keseluruhan, Gynura procumbens, atau daun dewa, menunjukkan potensi terapeutik yang signifikan melalui berbagai mekanisme biologi, termasuk sifat anti-inflamasi, antioksidan, antidiabetik, dan antihipertensi. Bukti ilmiah yang ada, meskipun sebagian besar berasal dari studi praklinis dan beberapa uji klinis awal, mendukung penggunaan tradisional tanaman ini dalam manajemen berbagai kondisi kesehatan. Keberadaan senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, dan terpenoid menjadi dasar bagi khasiat farmakologisnya yang beragam.Meskipun demikian, penting untuk mengakui bahwa penelitian lebih lanjut yang komprehensif, terutama uji klinis berskala besar pada populasi manusia yang beragam, masih sangat diperlukan untuk memvalidasi sepenuhnya klaim-klaim kesehatan ini dan menentukan dosis yang aman serta efektif. Integrasi daun dewa ke dalam praktik kesehatan harus selalu dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional medis, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan yang kompleks atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan. Masa depan penelitian daun dewa diharapkan dapat mengidentifikasi senyawa aktif spesifik, mengklarifikasi mekanisme kerja secara rinci, dan mengembangkan formulasi standar yang dapat diuji secara klinis untuk penggunaan terapeutik yang lebih luas dan terukur.
Ketahui 18 Manfaat Daun Dewa yang Bikin Kamu Penasaran